Diagnosis Cannabis Use Disorder
Diagnosis cannabis use disorder atau penyalahgunaan ganja ditegakkan berdasarkan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder 5 (DSM 5). Manifestasi klinis yang terjadi pada pengguna kanabis berbeda tergantung pada lama penggunaannya. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan urine dan darah untuk menentukan zat yang digunakan oleh pasien.[4]
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis penyalahgunaan ganja berbeda antara penggunaan akut dan kronis. Selain itu, terdapat gejala dan tanda fase withdrawal (penarikan), saat pasien menghentikan penggunaan ganja.
Penggunaan Akut
Penggunaan akut ganja dapat menyebabkan intoksikasi dan overdosis. Perubahan klinis yang dapat ditemukan pada pasien meliputi perubahan fisiologis, perilaku, dan psikologis.
Perubahan secara psikologis dan perilaku berupa gejala euforia, tertawa berlebih, peningkatan nafsu makan, dan kesulitan untuk berkonsentrasi. Pasien juga dapat mengalami flight of ideas dan asosiasi longgar. Pada beberapa kasus, pasien dapat mengalami waham serta halusinasi.
Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan konjungtiva hiperemis, peningkatan nafsu makan, mulut kering, peningkatan tekanan darah, dan takikardia. Peningkatan nadi terjadi sebesar 25‒30% dengan onset beberapa menit hingga 25 menit, efek ini dapat bertahan hingga 3 jam.[17,18]
Penggunaan Kronis
Perubahan psikologis yang terjadi pada pengguna kronis berbeda dengan penggunaan akut. Pada penggunaan kronis, pengguna cenderung memiliki mood depresi, yaitu apatis, kehilangan motivasi, iritabilitas, kehilangan keinginan untuk beraktivitas, kesulitan untuk berkonsentrasi, dan penarikan sosial.[7,17,18]
Gejala Withdrawal
Pada cannabis use disorder kronis, dapat dijumpai fase withdrawal (gejala penarikan) yang muncul 1‒2 hari setelah penghentian ganja, dan dapat bertahan hingga 7‒14 hari. Gejala yang paling sering pada cannabis withdrawal termasuk iritabilitas, ansietas, penurunan nafsu makan, dan gangguan tidur. Selain itu, bisa terdapat episode rekuren mual muntah, yang sering disertai dengan nyeri abdomen, yang dikenal sebagai cannabinoid hyperemesis syndrome. Gejala ini akan mereda ketika ganja dikonsumsi kembali.[17-19]
Diagnosis Banding
Terdapat beberapa diagnosa banding pada kasus cannabis use disorder, terutama gangguan kejiwaan lainnya. Diagnosis banding utama yang harus disingkirkan terlebih dulu adalah gangguan mental organik, misalnya akibat delirium. Terdapat beberapa instrumen yang dapat digunakan untuk mendiagnosis delirium, misalnya menggunakan confusion assessment method atau delirium symptom interview.
Beberapa kasus kelainan psikiatri dan penggunaan zat lain juga merupakan diagnosa banding penyalahgunaan ganja, misalnya:
- Serangan panik
- Depresi
- Intoksikasi benzodiazepin pada benzodiazepine use disorder
- Gejala withdrawal alcohol use disorder
- Amphetamine use disorder
Untuk membedakannya, dilakukan anamnesis yang komprehensif serta pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan urine dan darah yang dapat menentukan zat-zat yang digunakan oleh pasien.[17]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan urine dan pemeriksaan darah, tetapi pemeriksaan ini sangat dipengaruhi oleh jarak antara waktu pengambilan sampel dengan waktu pemeriksaan.
Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine untuk penyalahgunaan ganja dan zat lainnya telah umum pada beberapa tempat, seperti program pengobatan dan penempatan tenaga kerja. Kanabis dan metabolitnya dapat dideteksi di urine pada nilai cut off 100 ng/mL pada 48‒72 jam setelah efek psikologis menurun.[7,8]
Metabolit kanabinoid adalah larut lemak, menetap di cairan tubuh dalam periode yang agak lama, dan diekskresikan secara perlahan. Uji saring untuk kanabinoid pada individu yang menggunakan dapat memberikan hasil positif selama 7‒10 hari, dan pada pengguna kanabis berat dapat memberikan nilai positif 2‒4 minggu.[7,8]
Pemeriksaan Darah
Pada pemeriksaan darah dapat diketahui kadar level kanabinoid di dalam darah. Kadar kanabinoid di dalam darah dapat bertahan hingga 6 jam, tetapi pada pengguna berat dapat bertahan hingga 24 jam.[7,8]
Kriteria Diagnosis untuk Cannabis Use Disorder
Diagnosis cannabis use disorder ditegakkan berdasarkan kriteria American Psychiatric Association's Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi ke-5 (DSM-5), yaitu jika terdapat setidaknya 2 dari 11 gejala dalam 12 bulan terakhir. Gejala tersebut adalah:
- Sengaja menggunakan ganja dalam jumlah lebih besar atau dalam waktu yang lebih lama dari yang dibutuhkan
- Ada rasa ingin mengonsumsi terus-menerus yang persisten, tidak dapat dikendalikan atau dikurangi
- Menghabiskan waktu berlebihan untuk mendapatkan, mengonsumsi, atau pulih dari pengaruh ganja
- Keinginan yang besar untuk mengonsumsi ganja terus-menerus
- Penggunaan ganja yang rekuren, menyebabkan ketidakmampuan untuk memenuhi tanggung jawab pekerjaan, rumah, dan sekolah
- Terus-menerus menggunakan ganja walau menyebabkan gangguan dalam hubungan sosial dan interpersonal
- Partisipasi dalam aktivitas rekreasional, sosial, dan okupasional yang penting menjadi berkurang akibat penggunaan ganja
- Penggunaan ganja rekuren dalam situasi yang membahayakan fisik
- Terus menggunakan ganja walau menyadari adanya gangguan fisik atau psikologis yang disebabkan oleh efek ganja
- Terjadi toleransi, yang ditandai oleh salah satu dari:
- Kebutuhan yang secara jelas meningkat untuk mendapatkan efek yang diharapkan atau intoksikasi
- Efek yang secara jelas berkurang apabila ganja digunakan dalam dosis yang sama dengan sebelumnya secara kontinu
- Terjadi withdrawal atau putus obat, ditandai oleh salah satu dari:
- Gejala khas sindrom putus obat ganja
- Obat yang sama atau mirip dibutuhkan untuk menghilangkan gejala putus obat
Tanda dan gejala withdrawal pada cannabis use disorder mungkin tidak sejelas pada substance use disorder lainnya.[4]
Tingkat Keparahan Cannabis Use Disorder
Berdasarkan jumlah gejala yang ditemui, tingkat keparahan cannabis use disorder adalah:
- Ringan: 2‒3 gejala
- Sedang: 4‒5 gejala
- Berat: >6 gejala[4]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini