Edukasi dan Promosi Kesehatan Depresi
Edukasi dan promosi kesehatan pada depresi perlu ditekankan terkait risiko ideasi bunuh diri dan perilaku bunuh diri. Edukasi juga ditujukan untuk membantu pasien memahami depresi yang dialami, manajemen stress yang baik, dan pencegahan relaps. Keluarga juga perlu dilibatkan untuk mengawasi adanya ideasi ataupun suicide crisis syndrome.[9,24,31]
Edukasi Pasien
Edukasi diberikan kepada pasien dan keluarganya mengenai depresi, mencakup pengertian dan bentuk depresi, apa yang menjadi penyebabnya, dan apa yang akan terjadi pada masa pemulihan. Edukasi bisa membantu pasien dan keluarganya untuk menghadapi depresi dengan lebih baik. Hal ini akan membantu keluarga menerima kondisi pasien sehingga membantu pasien lebih cepat pulih dengan dukungan, mengurangi kecemasan akibat gejala yang dialami, serta mengurangi perasaan putus asa.[9,24,32]
Edukasi lainnya adalah mengenai terapi yang diterima oleh pasien, durasi terapi, pentingnya kontrol teratur, dan follow up rutin yang wajib dijalani oleh pasien. Pada edukasi juga perlu ditekankan bahwa sebaiknya pasien tidak menghentikan sendiri terapinya meskipun sudah merasa lebih baik.[24]
Membuat Rencana Keamanan pada Pasien Depresi dan Berisiko Bunuh Diri
Edukasi mengenai pentingnya rencana keamanan dapat sangat mempengaruhi fatalitas dari perilaku bunuh diri. Minta pasien menentukan 3 atau lebih kontak yang dapat dihubungi saat mencari dukungan, mengawasi pasien, dan mendiskusikan hendaya yang dihadapi pasien.
Lakukan diskusi dengan pasien mengenai langkah-langkah yang diperlukan jika keinginan bunuh diri timbul. Hal ini perlu mencakup aktivitas alternatif, pikiran alternatif, perilaku alternatif, dan orang yang dipercaya pasien dapat menjamin keselamatan dirinya.
Sampaikan pada pasien dan pelaku rawat pentingnya menurunkan akses terhadap sumber berbahaya. Sebagai contoh, jauhkan pasien dari benda-benda tajam atau substansi berbahaya.[31,32]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Salah satu metode pencegahan timbulnya dan relaps depresi yang direkomendasikan adalah olahraga teratur.[1] Olahraga teratur bisa memperbaiki pola tidur, menyeimbangkan neurotransmitter di otak, mencegah munculnya pikiran negatif, dan membantu pasien untuk bersosialisasi.[9,24]
Selain itu, pasien perlu dinasehatkan untuk melakukan gaya hidup sehat. Misalnya dengan konsumsi diet yang sehat, menghindari rokok dan alkohol, serta pola tidur yang baik dan cukup.[24]
Dokter juga perlu mengetahui metode pencegahan depresi pada orang lanjut usia karena populasi ini berisiko mengalami depresi yang dapat sangat mengganggu kualitas hidup.
Pencegahan Perilaku Bunuh Diri Berulang
Pasien telah melakukan percobaan bunuh diri perlu dipantau secara rutin. Pemantauan rutin terbukti menurunkan kecenderungan perilaku bunuh diri berulang, terutama pada 6 bulan pertama. Salah satu protokol pemantauan pasien yang bisa digunakan adalah collaborative assessment and management of suicidality (CAMS) menggunakan Suicide status form (SSF) untuk mengevaluasi risiko pasien secara berkala.[33-35]
Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan