Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Depresi general_alomedika 2025-05-07T11:08:18+07:00 2025-05-07T11:08:18+07:00
Depresi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Depresi

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Patofisiologi depresi diduga berkaitan dengan gangguan atau ketidakseimbangan neurotransmitter serotonin, norepinefrin, dan dopamin di otak. Meski demikian, mekanisme pasti timbulnya depresi masih belum diketahui, karena sangat sulit untuk mengukur kadar neurotransmitter di otak seseorang secara akurat.

Pada banyak kasus, pasien dengan depresi juga mengalami gangguan tidur, gangguan kognitif dan memori, gangguan makan, serta mengalami kecenderungan bunuh diri. Tetapi mekanisme pasti timbulnya gangguan-gangguan tersebut pada pasien depresi belum diketahui.[2-4,7,10]

Aspek Neurokimia

Ekspresi brain-derived neurotrophic factor (BDNF) di hipokampus telah ditemukan berhubungan dengan gejala-gejala depresi. Penurunan kadar BDNF di area hipokampus dilaporkan berhubungan dengan gangguan kognitif yang ditemukan pada pasien dengan depresi.[10] Terapi dengan obat antidepresan juga dilaporkan bisa menstimulasi pertumbuhan sel di sirkuit-sirkuit yang berhubungan dengan regulasi mood yang sangat mungkin diperantarai oleh BDNF.[4,7,11]

Selain itu, depresi diperkirakan merupakan hasil akhir dari proses respons terhadap stress yang menyebabkan peningkatan kortisol dan mengakibatkan penurunan serotonin dan norepinefrin.[12,13] Patofisiologi depresi juga diperkirakan melibatkan penurunan dopamin. Penurunan kadar BDNF memperparah hal ini karena BDNF juga merupakan regulator neurotransmitter, khususnya serotonin.[11]

Meski begitu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa pada depresi juga terjadi perubahan kadar dan eliminasi glutamat dan metabolitnya di area kortikolimbik otak. Hasil pemeriksaan neuroimaging dan histopatologi juga menunjukkan adanya perubahan morfologi dan fungsional di area tersebut.[13–15]

Aspek Neuroanatomi

Pasien dengan depresi ditemukan mengalami abnormalitas aktivasi korteks cinguli anterior pada subregio subgenu dan dorsal. Area ini adalah area yang terlibat dalam regulasi emosi, perilaku bertujuan, dan error monitoring. Selain itu juga terjadi penurunan engagement area prefrontal korteks dalam proses regulasi emosi. Hal ini menyebabkan gangguan regulasi emosi yang buruk dan pasien sulit mengoreksi pikiran-pikiran disfungsional. Gangguan pada prefrontal korteks juga menyebabkan pasien kesulitan melakukan refleksi diri.[16]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan

Referensi

2. Potter DR. Major Depression Disorder in Adults: A Review of Antidepressants. International Journal of Caring Sciences 2019;12:7.
3. Wallace S, Mactaggart I, Banks LM, Polack S, Kuper H. Association of anxiety and depression with physical and sensory functional difficulties in adults in five population-based surveys in low and middle-income countries. PLoS ONE 2020;15:e0231563.
4. Riedl D, Schüßler G. Factors associated with and risk factors for depression in cancer patients – A systematic literature review. Translational Oncology 2022;16:101328.
5. APA. Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.) TR (Text revision). Arlington VA: American Psychiatric Publishing; 2022. https://www.appi.org/Products/DSM-Library/Diagnostic-and-Statistical-Manual-of-Mental-Di-(1)
6. WHO. International Classification of Disease 11 for Mortality and Morbidity Statistic. 2019. https://icd.who.int/browse11/l-m/en
7. Li J, Zhou S, Zhu M. The Causes, Prevention and Treatment of Adolescent Depression: A Review. Advances in Social Science, Education and Humanities Research. 2021. https://dx.doi.org/10.2991/assehr.k.211220.009
10. Avnioglu S, Cankaya S. A Novel Therapeutic and Diagnostic Approach in Depression Related Cognitive Impairment. Sys Rev Pharm 2021; 12(12): 3858-3860
11. Tian H, Hu Z, Xu J, Wang C. The molecular pathophysiology of depression and the new therapeutics. MedComm 2022;3:e156.
12. Vahid-Ansari F, Albert PR. Rewiring of the Serotonin System in Major Depression. Front. Psychiatry 2021;12:802581.
13. Bains N, Abdijadid S. Major Depressive Disorder. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559078/
14. Duman RS, Sanacora G, Krystal JH. Altered Connectivity in Depression: GABA and Glutamate Neurotransmitter Deficits and Reversal by Novel Treatments. Neuron 2019;102:75–90.
15. Matveychuk D, Thomas RK, Swainson J, Khullar A, MacKay MA, Baker GB, et al. Ketamine as an antidepressant: overview of its mechanisms of action and potential predictive biomarkers. Therapeutic Advances in Psychopharmacology 2020; 10:204512532091665.
16. Chahal R, Gotlib IH, Guyer AE. Research Review: Brain network connectivity and the heterogeneity of depression in adolescence – a precision mental health perspective. J. Child Psychol. Psychiatr. 2020;61:1282–98. https://psycnet.apa.org/record/2020-37343-001

Pendahuluan Depresi
Etiologi Depresi

Artikel Terkait

  • Penilaian Risiko Pasien Bunuh Diri
    Penilaian Risiko Pasien Bunuh Diri
  • Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
    Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
  • Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
    Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
  • Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi
    Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi
  • Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi
    Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 08 Mei 2025, 18:58
Bagaimana penatalaksanaan pasien dengan penyalahgunaan narkoba
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 38 thn laki laki dengan penyalahgunaan narkoba ganja dan sabu beliau memiliki bpjs, pasien dengan keluhan sering sedih,...
Anonymous
Dibalas 11 Maret 2025, 00:36
Terapi depresi di Faskes Primer
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya dokter. Bagaimana memulai terapi depresi di Puskesmas dokter dengan kriteria sudah memenuhi kriteria depresi. Ditambah lagi sudh...
dr. Uditia Alham Sakti, Sp.KJ
Dibalas 17 September 2024, 08:35
Mengenal distimia (persistent depressive disorder)
Oleh: dr. Uditia Alham Sakti, Sp.KJ
3 Balasan
Distimia, juga dikenal sebagai gangguan depresi persisten (Persistent Depressive Disorder, PDD). Distimia merupakan gangguan mood kronis yang ditandai dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.