Edukasi dan Promosi Kesehatan Fibromyalgia Syndrome
Edukasi dan promosi kesehatan pada fibromyalgia syndrome perlu mencakup penjelasan bahwa penyakit ini bersifat kronis. Berikan dukungan pada pasien dan minta pendampingan dari orang terdekat untuk mencegah terjadinya depresi akibat fibromyalgia syndrome.
Edukasi Pasien
Edukasi awal kepada pasien fibromyalgia syndrome adalah menjelaskan kondisi mereka secara komprehensif sebelum memberikan tata laksana tertentu. Beberapa hal yang perlu disampaikan kepada pasien adalah bahwa kondisi fibromyalgia syndrome adalah nyata, bukan hanya ada di pikiran pasien saja. Jelaskan pula rencana tata laksana.[2,4]
Identifikasi Faktor Presipitasi (Flare-up)
Pasien diedukasi untuk mengenali faktor yang dapat memperberat fibromyalgia syndrome serta menghindarinya. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan adalah:
- Menangani infeksi dengan cepat
- Hindari perubahan diet
- Berolahraga sesuai anjuran
- Hindari perubahan aktivitas yang tidak perlu
- Kenali dan menangani perubahan pola tidur dan suasana perasaan
- Mengedukasi pasien untuk mengenali batasan-batasan dalam diri
- Mempersiapkan diri terhadap kejadian yang menyebabkan perburukan gejala di masa lalu[4]
Sleep Hygiene
Gangguan tidur merupakan gejala signifikan pada fibromyalgia syndrome dan menyebabkan ketidaknyamanan besar pada pasien. Kepuasan tidur adalah salah satu target dari tata laksana fibromyalgia syndrome. Sleep hygiene yang dapat direkomendasikan kepada pasien adalah menghindari stimulan sebelum tidur seperti kopi, makanan berat, dan alkohol. Olahraga dapat membantu menimbulkan kantuk.[2,16]
Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah tata laksana nonfarmakologis yang paling direkomendasikan untuk fibromyalgia syndrome. Aktivitas yang dapat dilakukan adalah aerobik, berenang, latihan resistensi dan penguatan. Pasien disarankan memulai dari intensitas rendah selama 20-30 menit, 2-3 kali dalam 1 minggu. Latihan dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan adaptasi dari pasien.[2,7]
Diet
Ketidakseimbangan nutrisi mungkin memainkan peran dalam perkembangan fibromyalgia syndrome. Pasien dengan fibromyalgia syndrome terdeteksi memiliki defisiensi mineral dan multivitamin. Peran dari intervensi diet pada fibromyalgia syndrome masih belum jelas, namun beberapa penelitian dengan vitamin D, magnesium, zat besi dan probiotik memberikan hasil yang menjanjikan.[4,17]
Beberapa pola diet yang dapat disarankan pada pasien adalah penambahan minyak zaitun, diet rendah kalori, diet bebas gluten, diet bebas monosodium glutamate dan aspartame, serta diet vegetarian. Diet ini telah dikaitkan dengan perbaikan gejala, diduga diperantarai oleh penurunan berat badan yang mengurangi inflamasi dan meningkatkan kualitas hidup.[17]
Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Upaya pengendalian dan pencegahan penyakit pada pasien dengan fibromyalgia syndrome bersifat multimodal. Pasien mungkin memiliki beragam aspek yang mempengaruhi kondisinya. Kunjungan kepada spesialisasi, misalnya psikiater dan ahli reumatologi mungkin diperlukan pada pasien yang membutuhkan intervensi psikososial atau tidak membaik dengan terapi awal.[2]
Klinisi perlu menghindari penggunaan opioid atau pelemas otot. Pemberian obat ini mungkin mengatasi keluhan dalam jangka pendek, namun terdapat risiko penyalahgunaan yang berujung ketergantungan dan penurunan dari fungsi kognitif pasien. Salah satu tantangan klinisi adalah pasien mungkin sudah mendapatkan obat ini atau bahkan konsumsi sendiri sebagai usaha meredakan gejalanya.[4,5]
Konsultasi kepada ahli gizi mungkin diperlukan. Pasien direkomendasikan untuk mengonsumsi makanan sehat dan mempertahankan berat badan ideal. Hindari konsumsi alkohol dan kafein sebelum tidur.[2,16]
Penulisan pertama oleh: dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ