Patofisiologi Gangguan Kepribadian Narsistik
Patofisiologi gangguan kepribadian narsistik bersifat multifaktorial, yang secara psikoanalisis dapat dijelaskan dengan model Otto Kernberg dan model Heinz Kohut. Gangguan ini diperkirakan terjadi karena interaksi psikososial yang tidak baik pada masa kecil seperti terlalu ditekan atau terlalu dipuji, stressor psikososial, dan predisposisi genetik.[1,4,5]
Model dari Otto Kernberg menyatakan bahwa gangguan kepribadian narsistik terjadi akibat tokoh ibu yang tidak berempati, tidak dekat dengan anak, hiperkritis, dan kurang menghargai anak. Akibatnya, anak mengembangkan karakter internal yang grandiose sebagai metode pertahanan meskipun tetap memiliki self-esteem yang rendah. Hal ini sejalan dengan apa yang dialami penderita gangguan kepribadian narsistik.[1,2]
Di lain sisi, model dari Heinz Kohut menyatakan bahwa gangguan kepribadian ini terjadi karena berhentinya perkembangan psikologis normal seorang anak. Anak memang cenderung merasa dirinya adalah pusat perhatian, tetapi hal ini biasanya berkurang ketika usia bertambah karena ada masukan atau teladan dari orang tua. Namun, bila teladan tersebut tidak ada, anak dapat terjebak dalam kondisi tersebut.[1,2]
Mekanisme Neurobiologis yang Mungkin Berperan
Penelitian neurobiologis mengenai gangguan kepribadian narsistik sebenarnya masih terbatas. Namun, ada penelitian neuroimaging dengan MRI kepala yang menunjukkan abnormalitas gray matter pada regio prefrontal dan insular pasien dengan gangguan kepribadian narsistik. Penelitian lain juga menemukan abnormalitas grey matter pada korteks prefrontal dan cinguli anterior kanan. Selain itu, ditemukan pula abnormalitas white matter pada lobus frontalis.[6,7]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur