Prognosis Gangguan Stres Akut
Mayoritas pasien dengan gangguan stres akut atau acute stress disorder (ASD) memiliki prognosis yang baik dan dapat pulih dengan sempurna. Pasien dengan gejala yang menetap sampai lebih dari 4 minggu kemungkinan mengalami post traumatic stress disorder (PTSD).
Komplikasi
Gangguan stres akut menyebabkan gangguan yang signifikan pada aspek sosial, ekonomi, interpersonal, dan kemampuan menyelesaikan pekerjaan. Perilaku menghindar pada gangguan stres akut dapat menyebabkan pasien menarik diri dari pergaulan atau aktivitas karena dianggap sebagai situasi yang mengancam.
Pasien dapat kehilangan pekerjaan akibat menarik diri dari lingkungan pekerjaan atau performa kerja yang terdampak oleh gangguan yang dialaminya, sehingga juga berdampak pada penurunan kesejahteraan ekonominya. Efek yang ditimbulkan muncul sebagai stresor baru yang memperburuk kondisi emosional pasien.[1,2]
Pasien dengan gangguan stres akut dapat mengalami beberapa masalah psikiatri lain seperti gangguan mood yang meliputi depresi, gangguan cemas, dan gangguan panik, serta penyalahgunaan zat, seperti obat tidur atau alkohol. Gangguan stres akut juga berhubungan dengan peningkatan risiko bunuh diri.[1]
Prognosis
Prognosis gangguan stres akut sangat dipengaruhi oleh tata laksana yang dilakukan. Sebanyak 70% pasien dengan gangguan stres akut yang tidak mendapat terapi atau hanya mendapat tata laksana suportif berkembang menjadi post traumatic stress disorder (PTSD). Sebaliknya, pada pasien yang menjalani cognitive-behavioural therapy setelah terpapar peristiwa traumatik, hanya 10-20% yang berkembang menjadi PTSD.[9,14]