Diagnosis Gangguan Tic
Diagnosis gangguan tic atau tic disorder perlu dicurigai pada pasien yang menunjukkan gerakan atau vokalisasi cepat dan berulang-ulang. Gerakan dan vokalisasi berulang ini bersifat tidak ritmis, tidak terkendali atau hanya bisa dikendalikan secara parsial, dan muncul secara tiba-tiba.[1-3]
Berdasarkan kriteria diagnosis dalam ICD X (International Classification of Diseases) dan DSM 5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders), gangguan tic dibagi menjadi beberapa kelompok diagnosis, yang semuanya ditandai dengan gerakan atau vokalisasi yang mendadak, cepat, berulang, dan tidak ritmis.[9]
Anamnesis
Diagnosis gangguan tic dibuat berdasarkan observasi dan riwayat. Gejala-gejala tic sering kali tersupresi ketika pasien diperiksa, sehingga keterangan dari orang tua atau saksi sangat penting dalam penegakan diagnosis.[1,4,6]
Anamnesis harus mencakup informasi mengenai riwayat medis dan perkembangan, riwayat penggunaan obat (termasuk penyalahgunaan zat), pendidikan dan pekerjaan, riwayat sosial dan interpersonal, dan riwayat keluarga sampai tiga generasi.[1]
Selain itu, tanyakan juga mengenai fungsi keluarga, mekanisme coping orang tua, pola asuh, dan konflik parental. Riwayat prenatal, perinatal, dan postnatal yang lengkap juga sebaiknya digali.[4,6]
Detail mengenai karakteristik gangguan tic juga harus digali, mencakup manifestasi tic, awitan, perjalanan penyakit, tingkat keparahan saat ini, ada atau tidaknya sensasi yang mendahului sebelum serangan tic terjadi, kemampuan untuk mensupresi serangan tic, beban gangguan secara keseluruhan, dan terapi yang pernah diterima.[1,4]
Orang tua sering kesulitan menggambarkan gangguan yang dialami pasien dan pasien sendiri sering mensupresi gejalanya secara tidak sadar saat pemeriksaan. Pada kondisi seperti ini, rekaman video saat pasien mengalami serangan akan bermanfaat.[1,4]
Selain anamnesis, evaluasi status mental juga harus dilakukan. Pemeriksaan status mental mencakup pemeriksaan dan penilaian masalah mental emosional yang sering menjadi komorbiditas gangguan tic, misalnya attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan obsesif kompulsif, gangguan mood, dan gangguan cemas.[1,4]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik untuk gangguan tic mencakup pemeriksaan tinggi dan berat badan, ada tidaknya gambaran dismorfik, pemeriksaan postur, pemeriksaan gait, refleks, dan penilaian adanya gerakan-gerakan abnormal.[1]
Pemeriksaan neurologis lengkap juga diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis gangguan gerakan lainnya sebagai dasar timbulnya tic.[4]
Bentuk tic motorik yang umum ditemukan adalah:
- Mengedipkan mata
- Memutar mata
- Menyeringai
- Menggerak-gerakkan kepala
- Menunjukkan kedutan pada bahu
- Menunjukkan kedutan pada badan dan pelvis
- Menggerakan kaki dan tangan[6,9]
Bentuk tic vokalis yang umum ditemukan adalah:
- Batuk
- Berdehem
- Mengeluarkan suara hidung mencium bau
- Bersiul
- Mengeluarkan suara dengkuran
- Menirukan suara binatang
- Mengucapkan suku kata atau kata-kata tertentu
- Berteriak[6,9]
Diagnosis Banding
Gejala motorik seperti chorea, distonia, gerakan athetoid, diskinesia, hemiballismus, spasme hemifasial, gerakan stereotipik, dan perilaku kompulsif perlu dibedakan dari tic. Diagnosis dibedakan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis, dan pemeriksaan penunjang yang sesuai untuk setiap gejala motorik.[3]
Tic kompleks sulit dibedakan dari perilaku kompulsif pada gangguan obsesif kompulsif. Pada gangguan obsesif kompulsif, gerakan-gerakan berulang yang dilakukan bertujuan untuk mencegah atau meredakan kecemasan. Sementara itu, pada kasus gangguan tic, gerakan berulang dilakukan karena tidak bisa ditahan.[1,4]
Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan neurologis, laboratorium, dan pencitraan pada pasien gangguan tic umumnya masih dalam batas normal. Untuk menilai adanya gerakan-gerakan abnormal yang tidak terkendalikan, gunakan Abnormal Involuntary Movement Scale (AIMS).[4]
Untuk gejala tic dengan onset usia dewasa, kemunculan mendadak, dan perburukan yang cepat, kemungkinan penyebab neurologis sebaiknya segera disingkirkan dengan pemeriksaan penunjang seperti EEG dan neuroimaging.[4]
Obat-obatan yang digunakan untuk tata laksana gangguan tic adalah obat neuroleptik dan agonis alfa adrenergik. Sebelum memulai obat, lakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan mencakup pemeriksaan darah lengkap, urinalisis, fungsi hepar, tiroid, gula darah, dan profil lipid.[1]
Abnormal Involuntary Movement Scale (AIMS)
Abnormal Involuntary Movement Scale (AIMS) terdiri dari 12 komponen observasi untuk gangguan gerakan pada beberapa area tubuh, seperti otot-otot ekspresi fasial, bibir dan area perioral, mandibula, lidah, ekstremitas atas, ekstremitas bawah, leher, dan bahu.
Lakukan juga observasi akibat dari gangguan gerakan ini, termasuk tingkat keparahan gangguan gerakan, ketidakmampuan akibat gangguan, ada tidaknya kesadaran pasien tentang gangguan gerakan, ada tidaknya penggunaan gigi palsu, dan masalah dengan gigi atau gigi palsu. Semua komponen ini dinilai dengan skala Likert, yaitu tidak ada, ringan, sedang, berat, dan sangat berat.[10]
Kriteria Diagnosis Berdasarkan ICD X
Kriteria utama yang harus ditegakkan adalah adanya tic, yaitu gerakan atau vokalisasi yang cepat, transien, terbatas, dan repetitif. Gerakan atau vokalisasi ini terjadi tanpa bukti gangguan neurologis, biasanya hilang ketika tidur, dan bisa disupresi pada situasi tertentu.[11]
Gangguan Tic Transien
Gangguan ini harus memenuhi kriteria umum mengenai tic, tetapi berlangsung <12 bulan. Gangguan ini merupakan bentuk tic yang paling sering ditemukan pada usia 4–5 tahun. Manifestasi tic biasanya muncul sebagai gerakan untuk mengedipkan mata, menyeringai, atau menggerakkan kepala. Pada beberapa kasus, gangguan ini terjadi sebagai episode tunggal. Namun, ada pula kasus yang mengalami remisi, kemudian kembali relaps setelah beberapa bulan.[11]
Gangguan Tic Motorik atau Vokalis Kronis
Gangguan ini harus memenuhi kriteria umum tic, yang terjadi sebagai tic motorik saja atau tic vokalis saja, baik tunggal maupun multipel. Tic telah berlangsung >1 tahun.[11]
Gangguan Tic Kombinasi Vokalis dan Motorik Multipel
Gangguan ini dikenal sebagai sindrom Tourette. Pada gangguan ini, pasien sedang mengalami atau pernah mengalami tic motorik multipel dan ≥1 tic vokalis, meskipun kedua tic ini tidak harus terjadi bersamaan. Onset biasanya pada masa kanak-kanak atau remaja. Umumnya, tic yang pertama kali berkembang adalah tic motorik, baru kemudian tic vokalis. Gangguan ini sering memburuk pada masa remaja dan berlanjut sampai usia dewasa.[11]
Tic vokalis yang muncul bisa berupa vokalisasi repetitif yang eksplosif, suara berdehem, atau dengkuran, atau berupa frase. Terkadang, vokalisasi diikuti oleh timbulnya gerakan yang sesuai (echopraxia) atau gerakan-gerakan cabul (copropraxia).[11]
Kriteria Diagnosis Berdasarkan DSM 5
Dalam DSM 5, gangguan tic terdiri dari beberapa kelompok diagnosis dengan kriteria diagnosis masing-masing.[2]
Sindrom Tourette
Kriteria diagnosis untuk sindrom Tourette adalah:
- Tic motorik multipel dan ≥1 tic vokalis, yang telah ada selama beberapa waktu sepanjang perjalanan penyakit, meskipun tidak harus selalu muncul bersamaan
- Serangan tic bisa menguat dan melemah frekuensinya, tetapi harus persisten selama >1 tahun sejak pertama kali serangan tic muncul
- Onset gejala timbul sebelum usia 18 tahun
- Gangguan ini bukan disebabkan oleh efek fisiologis zat/obat (misalnya kokain) maupun kondisi medis lain seperti penyakit Huntington dan ensefalitis postviral[2]
Tic Motorik atau Vokalis Persisten (Kronis)
Kriteria diagnosisnya adalah:
- Salah satu tic motorik atau tic vokalis tunggal atau multipel telah ada selama beberapa waktu sepanjang perjalanan penyakit, tetapi tidak keduanya
- Serangan tic bisa menguat dan melemah frekuensinya, tetapi harus persisten selama >1 tahun sejak pertama kali serangan tic muncul
- Onset gejala timbul sebelum usia 18 tahun
- Gangguan ini bukan disebabkan oleh efek fisiologis zat/obat (misalnya kokain) atau kondisi medis lain seperti penyakit Huntington dan ensefalitis postviral
- Belum pernah memenuhi kriteria diagnosis sindrom Tourette[2]
Tic Provisional (Transien)
Kriteria diagnosis tic provisional adalah:
- Tic motorik dan/atau vokal, baik tunggal ataupun multipel
- Tic ada dalam waktu <1 tahun sejak serangan pertama muncul
- Onset gejala timbul sebelum usia 18 tahun
- Gangguan ini bukan disebabkan oleh efek fisiologis zat/obat (misalnya kokain) atau kondisi medis lain seperti penyakit Huntington dan ensefalitis postviral
- Belum pernah memenuhi kriteria diagnosis sindrom Tourette atau tic kronis[2]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur