Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Gangguan Tic general_alomedika 2023-06-06T08:51:00+07:00 2023-06-06T08:51:00+07:00
Gangguan Tic
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Gangguan Tic

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Menurut studi epidemiologi, gangguan tic atau tic disorder banyak ditemukan pada anak usia sekolah, terutama tic sederhana seperti batuk, berdehem, dan mengedipkan mata. Laki-laki memiliki prevalensi gangguan tic yang lebih tinggi daripada perempuan.[1,2]

Global

Prevalensi gangguan tic diperkirakan mencapai 6,5% pada anak usia sekolah (4–16 tahun). Sebagian besar kasus gangguan tic tidak menyebabkan pasien atau keluarga mencari pertolongan medis karena manifestasinya ringan dan durasinya singkat.[1,2]

Gangguan tic yang paling banyak ditemukan adalah gangguan tic provisional atau transien, sedangkan yang paling jarang adalah sindrom Tourette. Laki-laki berisiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan tic dibandingkan perempuan. Laki-laki dilaporkan 3 kali lebih berisiko mengalami sindrom Tourette dibandingkan perempuan.[1,2]

Usia awitan gangguan tic adalah antara 3–8 tahun. Tic biasanya akan mengalami perbaikan seiring pertambahan umur. Hanya sekitar 20% pasien dengan gangguan tic masih mengalami gejala dan gangguan fungsional setelah usia 20 tahun. Awitan sindrom Tourette biasanya pada usia 5–6 tahun.[4]

Indonesia

Belum ada studi yang secara spesifik meneliti epidemiologi gangguan tic di Indonesia. Sebagian besar pasien gangguan tic di Indonesia dimasukkan dalam kategori culture bound syndrome (misalnya latah) dan umumnya tidak mencari pertolongan medis. Oleh sebab itu, data epidemiologi masih sangat terbatas.[7,8]

Mortalitas

Gangguan tic umumnya tidak menyebabkan mortalitas. Gangguan ini cenderung akan membaik seiring dengan pertambahan usia pasien.[4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Martino D, Mink JW. Tic disorders. Continuum (Minneap Minn). 2013 Oct;19(5 Movement Disorders):1287-311. doi: 10.1212/01.CON.0000436157.31662.af
2. American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). Arlington VA: American Psychiatric Publishing; 2013. https://doi.org/10.1176/appi.books.9780890425596
4. Cath DC, Hedderly T, Ludolph AG, et al; ESSTS Guidelines Group. European clinical guidelines for Tourette syndrome and other tic disorders. Part I: assessment. Eur Child Adolesc Psychiatry. 2011 Apr;20(4):155-71. doi: 10.1007/s00787-011-0164-6. Erratum in: Eur Child Adolesc Psychiatry. 2011 Jul;20(7):377.
7. Dewi MM, Widodo DP, Amardiyanto R, Sinaga N, Hidayah N. Prevalensi, Spektrum Klinis dan Gambaran Neurofisiologi Kasus Neuromuskular. Sari Pediatri. 2019;20:214. https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1344
8. Tanner CM, Chamberland J. Latah in Jakarta, Indonesia. Mov Disord. 2001 May;16(3):526-9. doi: 10.1002/mds.1088

Etiologi Gangguan Tic
Diagnosis Gangguan Tic
Diskusi Terkait
dr.Anindita Farah Yuwana
Dibalas 29 Desember 2024, 08:12
Pasien anak sering mengedipkan mata setelah minum obat
Oleh: dr.Anindita Farah Yuwana
2 Balasan
Alo dokter. Izin berdiskusi Saya dokter internship di Puskesmas. Saya memiliki pasien anak perempuan 6 tahun dengan keluhan sering mengedipkan mata selama 2...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 13 Januari 2022, 07:51
Kedutan mata yang menjadi indikasi terapi botox - Saraf Ask The Expert
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
4 Balasan
Alo dr. Ade SpS.. Apakah indikasi utama terapi botox pada kedutan mata (tic)? Apakah boleh dilakukan pada lansia 70th? terimakasih
Anonymous
Dibalas 12 November 2020, 15:53
Penanganan bagaimana yang tepat untuk menangani kedutan yang terjadi secara terus menerus
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok.Untuk pasien yang mengalami kedutan 3 hari berturut-turut, bagaimana penatalaksanaan yang sesuai?Terima kasih

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.