Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Mutisme Selektif general_alomedika 2024-12-19T11:35:52+07:00 2024-12-19T11:35:52+07:00
Mutisme Selektif
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Mutisme Selektif

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Mutisme selektif adalah salah satu bentuk gangguan cemas dengan awitan pada masa kanak-kanak, yang juga bisa berkembang sampai dewasa. Mutisme selektif cukup langka dan biasanya terjadi pada anak-anak yang memasuki usia sekolah. Kondisi ini ditandai dengan kegagalan konsisten untuk berbicara dalam setting sosial tertentu (misalnya sekolah atau lapangan bermain), meskipun memiliki kemampuan untuk berbicara dengan nyaman dalam setting lain yang lebih familiar (misalnya rumah).[1,2]

Penegakan diagnosis mutisme selektif didasarkan pada kriteria diagnosis dalam DSM 5 atau ICD 11. Penegakan diagnosis dilakukan dengan wawancara dan menggunakan instrumen yang diisi oleh orang tua dan guru. Gangguan ini relatif jarang ditemukan, namun bisa berdampak terhadap prestasi akademik di sekolah dan kemampuan interaksi sosial anak.[2]

Mutisme Selektif-min

Pada anak dengan mutisme selektif, kondisi setidaknya terjadi selama 1 bulan dan tidak termasuk bulan pertama anak masuk sekolah. Anak umumnya tampak seperti anak lain seusianya dan tidak memiliki defek fisik atau mental lainnya. Selain itu, anak dengan mutisme selektif sering mengalami gangguan cemas pada masa kanak lain, seperti gangguan cemas perpisahan dan fobia sosial.[3]

Penatalaksanaan untuk mutisme selektif lebih mengedepankan penggunaan intervensi psikososial, yaitu cognitive behavioural therapy (CBT). Farmakoterapi bisa diberikan bila dianggap bermanfaat dengan menggunakan antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI)dan monoamine oxidase inhibitors (MAOI), seperti fluvoxamine and fluoxetine. Walaupun demikian, penggunaannya belum didasari oleh bukti ilmiah yang adekuat.[2,4]

Prognosis mutisme selektif cukup beragam. Beberapa anak terus mengalami mutisme prototipikal hingga masa dewasa. Namun, pada kebanyakan kasus gejala akan membaik secara perlahan seiring dengan usia walaupun sikap diam di lingkungan sosial dan kecemasan sosial dapat menetap.[5]

Hasil tinjauan literatur sistematis terhadap kondisi jangka panjang anak dengan mutisme selektif menunjukkan bahwa sebagian besar penderita dapat sembuh saat remaja, tetapi gangguan kecemasan sering terjadi di kemudian hari saat dewasa. Oleh karena itu, deteksi dan pengobatan dini diperlukan untuk mencegah gejala menetap dan berkembangnya gangguan kejiwaan lainnya.[6]

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental disorders. 5th ed. Arlington, VA: American Psychiatric Association; 2013.
2. Oerbeck B, Overgaard KR, et al. Treatment of selective mutism: a 5-year follow-up study. Eur Child Adolesc Psychiatry. 2018;27(8):997-1009. doi:10.1007/s00787-018-1110-7
3. Bernstein BE. Pediatric Social Phobia and Selective Mutism: Background, Pathophysiology, Epidemiology. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/917147-overview
4. Wong P. Selective mutism: a review of etiology, comorbidities, and treatment. Psychiatry (Edgmont). 2010;7(3):23-31.
5. Muris P, Ollendick TH. Current Challenges in the Diagnosis and Management of Selective Mutism in Children. Psychol Res Behav Manag. 2021;14:159-167. Published 2021 Feb 16. doi:10.2147/PRBM.S274538
6. Koskela M, Ståhlberg T, et al. Long-term outcomes of selective mutism: a systematic literature review. BMC Psychiatry. 2023 Oct 24;23(1):779. doi: 10.1186/s12888-023-05279-6. PMID: 37875905; PMCID: PMC10598940.

Patofisiologi Mutisme Selektif

Artikel Terkait

  • Olahraga Sebagai Terapi untuk Gangguan Cemas
    Olahraga Sebagai Terapi untuk Gangguan Cemas
  • Pengaruh Durasi Tidur Anak pada Risiko Gangguan Jiwa
    Pengaruh Durasi Tidur Anak pada Risiko Gangguan Jiwa
  • Penatalaksanaan Nonfarmakologis untuk Gangguan Kecemasan
    Penatalaksanaan Nonfarmakologis untuk Gangguan Kecemasan
  • Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi
    Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi
  • Efek Terapi Plasebo pada 9 Gangguan Psikiatri – Telaah Jurnal Alomedika
    Efek Terapi Plasebo pada 9 Gangguan Psikiatri – Telaah Jurnal Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibuat 30 April 2025, 21:17
Buku psikiatri anak dan remaja beserta obat dan dosisnya
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
0 Balasan
Alo dokter. Ada yang tau gak buku psikiatri anak dan remajaBerserta dosis2 obatnya?Terimakasih
Anonymous
Dibalas 01 Februari 2025, 08:46
Terapi insomnia dan ansietas pada pasien usia kerja
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, mhn arahan dan step terapi mengenai pasien usia kerja 30-35 thn dg kecenderungan insomnia dan ansietas....jika mungkin ada gangguan psikotik,...
dr.Wilda Florentina S
Dibalas 04 April 2024, 14:43
Hubungan serangan cemas akut pada penurunan saturasi oksigen
Oleh: dr.Wilda Florentina S
2 Balasan
Izin Bertanya kepada Dokter Spesialis dan Dokter umum, saya pernah menemukan pasien dengan serangan cemas akut dgn keluhan merasa seperti tercekik di tempat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.