Etiologi Parasomnia
Etiologi parasomnia adalah kondisi klinis yang mengganggu transisi fisiologis tidur, seperti narkolepsi, gangguan neurodegeneratif seperti penurunan aktivitas dopamin di striatum, serta posttraumatic stress disorder (PTSD). Etiologi parasomnia berkaitan dengan faktor genetik, faktor lingkungan, faktor fisiologis, dan kondisi komorbid pasien.[3,11]
Somnabulisme lebih mungkin terjadi pada pasien yang memiliki orang tua atau keluarga tingkat pertama dengan riwayat somnabulisme, dan risiko akan semakin meningkat pada kembar monozigot. Gen yang diduga berperan dalam parasomnia tipe somnabulisme adalah DQB1*04 dan *5. HLA DQB1.[3]
Parasomnia juga dapat disebabkan oleh kurang tidur, jadwal tidur yang kacau, demam, stress, defisiensi magnesium, dan intoksikasi obat atau zat. Contoh obat yang dapat menyebabkan parasomnia adalah kombinasi asam valproat dan zolpidem.
Kondisi medis yang berhubungan dengan parasomnia antara lain aritmia, hemikrania paroksismal kronis, migraine, demam, asthma nokturnal, obstructive sleep apnea, dan tirotoksikosis.[3]
Faktor Risiko
Parasomnia rapid eye movement (REM) berhubungan dengan gangguan neurologi, misalnya sinukleinopati alfa, multipel sklerosis, narkolepsi, neoplasma otak, perdarahan subarachnoid, dan stroke pada pontine.[1,3]
Beberapa obat yang dapat mencetuskan parasomnia REM antara lain selective serotonin reuptake inhibitor, hipnotik sedatif, antidepresan trisiklik, penghambat monoamin oksidase, dan penghentian konsumsi alkohol mendadak.
Risiko parasomnia NREM meningkat apabila terdapat keluarga dekat, misalnya orang tua, dengan riwayat parasomnia.[1,3]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli