Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Parasomnia general_alomedika 2023-06-28T10:32:44+07:00 2023-06-28T10:32:44+07:00
Parasomnia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Parasomnia

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Parasomnia adalah sekelompok gangguan tidur yang ditandai dengan aktivitas fisik atau perilaku abnormal yang terjadi saat tidur atau pada saat fase transisi dari terbangun ke tidur. Parasomnia dapat terjadi baik pada fase non-rapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Gangguan ini sering kali menimbulkan pengalaman yang tidak nyaman baik bagi pasien maupun pada pasangan tidur.[1]

Parasomnia dapat terjadi karena dipengaruhi faktor genetik, faktor lingkungan, faktor fisiologis, dan kondisi komorbid pasien. Anak yang memiliki orang tua dengan riwayat parasomnia akan lebih berisiko mengalami parasomnia.[2,3]

gangguan tidur, terbangun saat tidur, sleep teror, night teror, mimpi buruk, nightmare, tidur jalan, tidur sambil berjalan, tidur sambil makan, somnambulisme, alomedika

Diagnosis parasomnia sebagai gangguan tidur ditegakkan secara klinis berdasarkan kriteria diagnosis DSM–V atau Internal Classification of Sleep Disorder (ICSD)–3. Umumnya anamnesis yang lengkap tentang riwayat tidur dan riwayat medis pasien sudah cukup untuk mendiagnosis parasomnia. Apabila diperlukan, dapat dilakukan penunjang berupa polisomnografi dan actinography.[2,3]

Tata laksana parasomnia yang utama adalah memastikan keamanan pasien dan pasangan tidur. Beberapa tindakan yang dilakukan meliputi memberikan bantalan atau penghalang pada sisi ranjang, mengunci pintu dan jendela, dan memindahkan objek yang membahayakan pasien. Membangunkan pasien dapat mencetuskan tindakan agresif.

Tata laksana farmakoterapi diberikan apabila terdapat perilaku membahayakan. Obat yang diberikan harus memperhatikan komorbid pasien, seperti dementia.[1]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Singh S, Muacevic A, Adler J. Parasomnia: A Comprehensive Review. Cureus. 2018. 10(12): e3807. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6402728/
2. Fleetham JA, Fleming JAE. Parasomnias. CMAJ. 2014. 186(8): E273–E280. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4016090/
3. Ahmed SMS. Sleepwalking. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/1188854-overview#a6

Patofisiologi Parasomnia

Artikel Terkait

  • Menjaga Performa Dokter dengan Sleep Hygiene
    Menjaga Performa Dokter dengan Sleep Hygiene
  • Suplemen Magnesium Untuk Insomnia pada Dewasa - Telaah Jurnal Alomedika
    Suplemen Magnesium Untuk Insomnia pada Dewasa - Telaah Jurnal Alomedika
  • Efikasi Farmakoterapi Gangguan Tidur pada Penderita Dementia
    Efikasi Farmakoterapi Gangguan Tidur pada Penderita Dementia
  • Risiko Pemberian Benzodiazepine dalam Penanganan Insomnia pada Lansia
    Risiko Pemberian Benzodiazepine dalam Penanganan Insomnia pada Lansia
  • Perbandingan Lemborexant dengan Obat Insomnia Lain
    Perbandingan Lemborexant dengan Obat Insomnia Lain

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Oktober 2024, 07:58
Ketika tidur, sulit dibangunkan kembali
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter.Saya memiliki pasien anak remaja 16 tahun datang dengan dibawa dengan keadaan seperti tidur,sebelumnya pasien pagi hari aktivitas seperti biasa...
Anonymous
Dibalas 15 November 2022, 10:17
Penanganan awal pasien insomnia - Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, dr. Irwan spkjIzin bertanya, apa yg dpt sarankan ke pada pasien dgn insomnia, selain obat?Di faskes hanya ada ctm, apakah boelh di berikan ?
Anonymous
Dibalas 09 Oktober 2022, 17:37
Pasien usia >80 tahun dengan sulit tidur
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Pada lansia >80th yg datang dengan keluhan sulit tidur baiknya diberi apa ya? (Ttv, lab dal batas normal) btk dok

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.