Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Sindrom Serotonin general_alomedika 2023-12-04T11:13:05+07:00 2023-12-04T11:13:05+07:00
Sindrom Serotonin
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Sindrom Serotonin

Oleh :
dr. Nindy Adhilah
Share To Social Media:

Patofisiologi sindrom serotonin berkaitan dengan hiperaktivitas serotonergik dalam tubuh. Hal ini bisa disebabkan kadar serotonin yang meningkat di celah sinaps atau stimulasi reseptor serotonin yang berlebihan. Sindrom serotonin terjadi akibat konsumsi obat-obatan yang bekerja mempengaruhi fisiologi serotonin.[1,3,4]

Fisiologi Serotonin

Serotonin atau 5-hydroxytryptamine (5-HT) merupakan neurotransmitter monoamine yang memiliki banyak fungsi dalam tubuh manusia. Pada sistem saraf pusat, serotonin berperan dalam regulasi mood, perilaku, memori, fungsi kognitif, termoregulasi, tonus otot, serta nosiseptif. Pada sistem saraf perifer, serotonin berperan dalam motilitas saluran cerna, kontraksi uterus, vasokonstriksi, bronkokonstriksi, dan agregasi platelet.

Serotonin dihasilkan oleh sel-sel di raphe nuclei batang otak dan sel enterochromaffin di saluran cerna. Produksi serotonin terdiri dari proses dekarboksilasi dan hidroksilasi asam amino tryptophan dengan bantuan enzim tryptophan hydroxylase (TPH) dan L-amino acid decarboxylase. Selanjutnya, serotonin akan disimpan di vesikel presinaps dan dikeluarkan ke celah sinaps saat terjadi depolarisasi akson presinaps.[1,3,4]

Serotonin di celah sinaps akan berikatan dengan reseptor 5-HT postsinaps. Terdapat 7 family receptor 5-HT, yaitu 5-HT1 sampai 5-HT7. Kasus sindrom serotonin dengan derajat berat biasanya berkaitan dengan aktivitas berlebih dari reseptor 5-HT2.

Setelah memberikan efek di celah sinaps, serotonin akan masuk kembali ke akson presinaps melalui serotonin reuptake transporter (SERT) dan mengalami proses metabolisme. Monoamine oxidase (MAO) mengubah serotonin menjadi 5-hydroxyindoleacetaldehyde yang selanjutnya akan dioksidasi menjadi 5-hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA).[1,4]

Patofisiologi Sindrom Serotonin

Beberapa golongan obat bekerja dengan mengubah jalur serotonin sehingga terjadi kelebihan kadar serotonin dalam tubuh dan mengakibatkan sindrom serotonin. Seperti telah disebutkan di atas, serotonin memiliki peran yang luas dalam tubuh manusia.

Hiperaktivitas serotonin akan mempengaruhi peran tersebut dan menimbulkan manifestasi klinis yang secara umum dapat diklasifikasikan menjadi hiperaktivitas neuromuskuler, disfungsi otonom, serta perubahan status mental.

Terdapat beberapa mekanisme yang berperan dalam terjadinya sindrom serotonin, yaitu peningkatan sintesis serotonin, peningkatan pelepasan serotonin ke celah sinaps, penurunan reuptake serotonin, penurunan metabolisme serotonin, serta peningkatan aktivasi reseptor serotonin postsinaps.[1,4]

Peningkatan Sintesis Serotonin

Obat yang dapat menyebabkan peningkatan sintesis serotonin adalah obat golongan suplemen tryptophan.[1,4]

Peningkatan Pelepasan Serotonin Ke Celah Sinaps

Obat yang dapat menyebabkan peningkatan pelepasan serotonin ke celah sinaps adalah:

  • Psikostimulan: amphetamine, cocaine, methylenedioxymethamphetamine (MDMA)
  • Antitusif: dextromethorphan[1,4]

Penurunan Reuptake Serotonin

Obat yang dapat menyebabkan penurunan reuptake serotonin dari celah sinaps adalah:

  • Psikostimulan: amphetamine, cocaine, MDMA
  • Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI): citalopram, escitalopram, fluoxetine, fluvoxamine, paroxetine, sertraline

  • Serotonin–norepinephrine reuptake inhibitors (SNRI): venlafaxine, duloxetine, milnacipran, desvenlafaxine

  • Tricyclic Antidepressant (TCA): amitriptyline, amoxapine, clomipramine, desipramine, doxepin, imipramine, maprotiline, nortriptyline, protriptyline, trimipramine

  • Opioid: levomethorphan, levorphanol, meperidine, methadone, pentazocine, petidin, tapentadol, tramadol

  • Antitusif: dextromethorphan[1,4]

Penurunan Metabolisme Serotonin

Obat yang dapat menyebabkan penurunan metabolisme serotonin adalah:

  • Monoamine oxidase inhibitors (MAOI): safinamide, selegiline, rasagiline, phenelzine, tranylcypromine, isocarboxazid, moclobemide, linezolid, tedizolid, methylene blue, procarbazine

  • Ansiolitik: buspirone[1,4]

Peningkatan Aktivasi Reseptor Serotonin Postsinaps

Obat yang bisa menyebabkan peningkatan aktivasi reseptor serotonin postsinaps adalah:

  • Opioid:fentanil, meperidine
  • Ansiolitik buspirone
  • Triptan: almotriptan, eletriptan, frovatriptan, naratriptan, rizatriptan, sumatriptan, zolmitriptan
  • Turunan ergot: ergotamine, methylergonovine
  • Mood stabilizer: mirtazapine, trazodone, lithium[1,4]

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Scotton WJ, Hill LJ, Williams AC, Barnes NM. Serotonin Syndrome: Pathophysiology, Clinical Features, Management, and Potential Future Directions. International Journal of Tryptophan Research. 2019; 12:1-14.
3. Bamalan OA, Al Khalili Y. Physiology, Serotonin. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545168/
4. Francescangeli J, Karamchandani K, et al. The Serotonin Syndrome: From Molecular Mechanisms to Clinical Practice. International Journal of Molecular Sciences. 2019; 20, 2288.

Pendahuluan Sindrom Serotonin
Etiologi Sindrom Serotonin

Artikel Terkait

  • Efektivitas dan Keamanan St. John’s Wort untuk Terapi Depresi
    Efektivitas dan Keamanan St. John’s Wort untuk Terapi Depresi
  • Risiko Kombinasi Obat dengan St. John’s Wort
    Risiko Kombinasi Obat dengan St. John’s Wort
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 23 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.