Epidemiologi Empiema
Menurut laporan epidemiologi, angka kejadian empiema cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini diduga berhubungan dengan peningkatan resistansi terhadap antibiotik, tetapi belum diketahui secara pasti.[1,2]
Global
Dalam beberapa dekade terakhir, angka kejadian empiema meningkat pada hampir semua kelompok umur. Namun, kelompok usia 1–4 tahun dan 50–70 tahun dilaporkan paling banyak mengalami peningkatan kejadian empiema. Pada populasi lanjut usia, peningkatan kejadian tersebut diduga berkaitan dengan lebih banyaknya komorbiditas. Angka kejadian juga dilaporkan lebih tinggi pada pria daripada wanita, yang diduga berkaitan dengan faktor risiko seperti alkoholisme dan penyalahgunaan zat.[2,5]
Kejadian empiema berkaitan erat dengan pneumonia. Menurut data di Amerika Serikat dan Inggris, community-acquired pneumonia memiliki insiden 8–15 per 1.000 per tahun. Sekitar 40–57% kasus pneumonia dapat berkembang menjadi efusi parapneumonia. Sekitar 5–10% dari efusi parapnemonia berkembang menjadi empiema.[4]
Indonesia
Saat ini belum terdapat data epidemiologi empiema yang adekuat di Indonesia. Studi epidemiologi nasional masih diperlukan.
Mortalitas
Empiema menyebabkan mortalitas yang tinggi baik pada anak-anak maupun dewasa. Pneumonia sendiri sudah merupakan penyumbang mortalitas yang tinggi, tetapi adanya komplikasi seperti empiema akan semakin meningkatkan risiko mortalitas. Ada laporan bahwa estimasi mortalitas pada empiema adalah sekitar ±20%.[1,2]