Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Fibrosis Paru Non-Idiopatik monika-natalia 2023-03-09T08:46:00+07:00 2023-03-09T08:46:00+07:00
Fibrosis Paru Non-Idiopatik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Fibrosis Paru Non-Idiopatik

Oleh :
dr. Qorry Amanda, M.Biomed
Share To Social Media:

Penatalaksanaan fibrosis paru non-idiopatik yang definitif hanya dapat dilakukan dengan transplantasi paru. Selain itu, penatalaksanaan bersifat suportif, bertujuan mencegah perburukan dan eksaserbasi akut, serta menangani etiologi yang mendasari timbulnya fibrosis.[1]

Berobat Jalan

Pasien fibrosis paru non-idiopatik tanpa komplikasi atau penyulit dapat berobat jalan. Evaluasi fungsi paru dapat dilakukan setiap 3-6 bulan untuk memantau progresivitas penyakit. Eksaserbasi akut karena pneumonia, gagal napas, emboli paru, atau cor pulmonale memerlukan rujukan dan rawat inap.[2]

Persiapan Rujukan

Fibrosis paru non-idiopatik digolongkan sebagai penyakit paru non-idiopatik. Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia, penyakit ini masuk ke dalam level of competence tingkat 1 sehingga tidak dapat dilakukan terapi rutin pada fasilitas kesehatan primer. Diwajibkan untuk merujuk ke fasilitas kesehatan sekunder atau tersier guna melakukan manajemen yang komprehensif.[2,27]

Medikamentosa

Medikamentosa yang dipilih untuk penanganan fibrosis paru non-idiopatik tergantung pada penyakit yang mendasari terjadinya fibrosis. Sebagai contoh, kortikosteroid dapat bermanfaat pada kasus fibrosis paru terkait sarkoidosis; antituberkulosis diberikan pada kasus yang berkaitan dengan tuberkulosis paru.[1,2,28]

Kortikosteroid

Golongan obat kortikosteroid, seperti prednison dapat digunakan untuk meredakan episode eksaserbasi akut, terutama pada fibrosis paru non-idiopatik yang berhubungan dengan sarkoidosis atau pneumonitis.[1,2,28]

Agen Immunosupresif / Antifibrotik

Golongan obat ini masih belum direkomendasikan untuk digunakan secara rutin. Namun demikian, siklofosfamid intravena dapat diberikan sebagai terapi lini kedua setelah kortikosteroid pada kasus eksaserbasi akut. Siklofosfamid juga dapat diberikan sebagai lini pertama pada fibrosis paru non-idiopatik yang disebabkan vaskulitis atau skleroderma.[1,2,8,28]

Modalitas Terapi Lainnya

Beberapa obat lain yang sedang dalam tahap penelitian namun berpotensi digunakan di masa mendatang adalah nintedanib dan inhibitor TGF-beta.[2,28]

Pembedahan

Terapi pembedahan berupa transplantasi paru sejauh ini merupakan satu-satunya pilihan terapi yang terbukti secara signifikan meningkatkan kesintasan pada pasien fibrosis paru. Hasil studi di seluruh dunia menyimpulkan tingkat kesintasan sebesar 74% dalam 1 tahun pertama transplantasi paru, 58% pada 3 tahun, 47% pada 5 tahun, dan 24% pada 10 tahun pasca dilakukannya transplantasi paru.[2]

Terapi Suportif

Beberapa terapi suportif yang dapat diberikan pada pasien fibrosis paru adalah:

  • Berhenti merokok
  • Vaksinasi influenza dan pneumokokus

  • Menghindari obat-obatan yang dapat memicu fibrosis paru
  • Menjalani program rehabilitasi paru
  • Terapi oksigen supplemental bagi pasien yang mengalami hipoksemia, ditandai dengan PaO2 < 55 mmHg atau Saturasi O2 ≤ 88%[1,2,29]

Referensi

1. Agarwal AK, Huda N. Interstitial Pulmonary Fibrosis. StatPearls. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557765/
2. Summerhill EM. Interstitial (Nonidiopathic) Pulmonary Fibrosis: Background, Pathophysiology, Etiology. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/301337-overview#a2
27. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter Indonesia Konsil Kedokteran Indonesia Indonesian Medical Council Jakarta 2012.
28. Goos T, de Sadeleer LJ, Yserbyt J, et al. Progression in the Management of Non-Idiopathic Pulmonary Fibrosis Interstitial Lung Diseases, Where Are We Now and Where We Would Like to Be. Journal of Clinical Medicine 2021, Vol 10, Page 1330. 2021;10(6):1330. doi:10.3390/JCM10061330
29. Collard HR, Richeldi L. Interstitial Lung Disease. Interstitial Lung Disease. 2022:1-190. doi:10.1016/B978-0-323-48024-6.01001-6

Diagnosis Fibrosis Paru Non-Idio...
Prognosis Fibrosis Paru Non-Idio...
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 18 jam yang lalu
Acyclovir salap apakah masih efektif utk kasus varisela dan herpes zooster?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, apakah dokter2 sekalian masih meresepkannya acyclovir salap pada kasus varisela dan Herpes zooster? Karena sy pernah dengar ada sejawat yg...
Anonymous
Dibalas 19 jam yang lalu
Luka Tidak Sembuh 3 Bulan
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Izin diskusi dok saya bertemu pasien dengan kondisi luka tidak sembuh selama 2-3 bulan riwayat pasien selama 3 bulan ini hanya terapi sendiri tanpa ke...
Anonymous
Dibalas 30 Mei 2025, 21:57
Perawatan Luka KLL yang telah diberi betadine
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dokter Izin konsul dok, ada pasien kll dengan luka pada dengkul seperti ini, luka sudah diberi betadin cina. Untuk selanjutnya hanya di debri aja atau...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.