Edukasi dan Promosi Kesehatan Fibrosis Paru Non-Idiopatik
Edukasi dan promosi kesehatan fibrosis paru non-idiopatik ditekankan mengenai pengendalian faktor risiko dan etiologi yang mendasari. Pada kasus dimana fibrosis berkaitan dengan toksisitas lingkungan atau pekerjaan, pasien diedukasi untuk menghindari paparan salah satunya dengan penggunaan alat pelindung diri (APD). Pada kasus fibrosis terkait obat, sampaikan kemungkinan modifikasi terapi.[1,2]
Edukasi Pasien
Sampaikan pada pasien untuk menghindari asap rokok, baik dari aktivitas perokok aktif maupun pasif. Jelaskan mengenai bahaya paparan zat organik maupun anorganik yang berpotensi memperburuk kondisi fibrosis paru, misalnya asbes dan silika.
Sampaikan pentingnya mengontrol penyakit etiologi yang menyebabkan fibrosis paru dan mengendalikan komorbiditas yang dapat memperberat kondisi fibrosis paru.
Jelaskan pentingnya kepatuhan terhadap terapi dan apa saja potensi komplikasi dari fibrosis paru. Sarankan pasien untuk menjalani program rehabilitasi paru untuk meningkatkan kapasitas fungsional paru serta memperbaiki kualitas hidup.[1,2,32]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan menghindari paparan radiasi, toksin lingkungan, dan toksin pekerjaan yang dapat mencetuskan fibrosis paru. Pada pasien yang mendapat terapi jangka panjang, lakukan edukasi mengenai obat-obat yang berpotensi menyebabkan fibrosis, misalnya amiodarone, bleomycin, busulfan, methotrexate, dan nitrofurantoin.
Pada pasien yang mengalami penyakit sistemik yang dapat mencetuskan fibrosis paru, seperti sarkoidosis dan tuberkulosis paru, lakukan deteksi dini dan penanganan adekuat.
Pada pasien yang sudah mengalami fibrosis paru, dapat dilakukan vaksinasi influenza dan pneumokokus yang bertujuan mencegah komplikasi eksaserbasi akut akibat pneumonia pada pasien. Vaksinasi influenza telah dilaporkan dapat menurunkan risiko kematian dan rawat inap pada pasien.[1,2,33]