Pendahuluan Pleuritis
Pleuritis atau pleurisy merupakan sebuah gejala nyeri dada pleuritik yang disebabkan oleh inflamasi pada pleura. Pleura adalah selaput pembungkus paru yang terbagi menjadi dua lapisan, yaitu pleura parietal dan pleura viscera. Berdasarkan etiologinya, pleuritis dapat dikategorikan menjadi pleuritis primer dan sekunder. Pleuritis primer disebabkan oleh penyakit yang ada pada pleura itu sendiri sedangkan pleuritis sekunder disebabkan oleh penyakit sistemik atau ekstrapleura.
Gejala utama pleuritis adalah nyeri dada tajam yang terlokalisir yang terkadang sampai di daerah pundak dan dipicu oleh gerakan yang melibatkan otot atau jaringan ikat pada dada, seperti gerakan pernapasan, batuk, atau bersin. Pleuritis dapat tegak sebagai diagnosis hanya bila seluruh kemungkinan diagnosis banding yang melibatkan nyeri pada dada sudah dieksklusi.[1-3]
Di Indonesia, di mana tuberkulosis masih menjadi penyakit yang endemis, pleuritis tuberkulosis harus dicurigai pada semua pasien yang memiliki efusi pleura. Rontgen toraks umumnya sangat membantu dan cukup untuk menegakkan diagnosis pleuritis. USG toraks juga dapat dipakai sebagai diagnosis sekaligus memandu terapi invasif bila diperlukan.
Penatalaksanaan pleuritis tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Pada kondisi sudah terbentuknya efusi pleura, perlu dilakukan evakuasi cairan efusi dengan terapi medikamentosa, pungsi, atau drainage.[1,2]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja