Etiologi Pleuritis
Secara etiologi, pleuritis dikelompokkan menjadi dua, yakni pleuritis primer dan pleuritis sekunder. Pleuritis primer disebabkan oleh stimulus langsung pada pleura parietal yang biasanya diakibatkan oleh perlukaan secara langsung (injury), reaksi inflamasi yang terkait infeksi atau autoimun, atau keganasan pada mesotel penyusun pleura (mesothelioma).
Pleuritis sekunder adalah pleuritis yang disebabkan kondisi lain di luar pleura. Penyebab pleuritis sekunder biasanya meliputi pneumonia, tuberkulosis, kondisi yang terkait autoimun seperti systemic lupus eritematosus (SLE), AIDS, atau keganasan di daerah toraks, seperti kanker paru atau kanker payudara.[2,4]
Pleuritis dapat terjadi dengan onset yang berbeda-beda tergantung pada penyebabnya. Pleuritis dengan onset hiperakut, yaitu dalam beberapa menit hingga beberapa jam biasanya terjadi akibat kondisi gawat darurat, seperti pneumotoraks, sindrom koroner akut, emboli paru, dan trauma dinding dada. Kondisi-kondisi tersebut umumnya disertai dengan takipnea dan dispnea. Pneumonia akibat virus dan bakteri juga dapat memiliki onset yang sama.
Pleuritis subakut atau kronis dengan onset berhari-hari hingga berminggu-minggu umumnya disebabkan oleh artritis rheumatoid, keganasan, dan tuberkulosis paru.[1,2]
Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya pleuritis sering berkaitan dengan penyakit infeksi pada paru seperti pneumonia atau tuberkulosis paru, kondisi imunokompromais seperti orang dengan HIV/AIDS (ODHA), trauma toraks seperti fraktur kosta, anemia sel sabit, atau keganasan yang muncul di sekitar paru.[1,4]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja