Etiologi Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis paru atau TBC paru disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang merupakan basil tahan asam dan alkohol. M. tuberculosis adalah bakteri yang bersifat aerobik obligat, fakultatif, dan intraseluler. Kandungan lipid yang tinggi pada dinding sel M. tuberculosis menyebabkan bakteri ini dapat resisten terhadap beberapa jenis antibiotik dan sulit diwarnai dengan pewarnaan Gram atau pewarnaan lainnya.
M.tuberculosis dapat bertahan dalam kondisi asam dan basa yang ekstrem, kondisi rendah oksigen, dan kondisi intraseluler. Bakteri ini umumnya menginfeksi paru-paru tetapi dapat juga menginfeksi organ lain, seperti tulang, otak, hati, ginjal, dan saluran pencernaan. Manusia merupakan satu-satunya host Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri ini menyebar dari orang ke orang melalui partikel droplet aerosol. Ukuran droplet infeksius dari pasien tuberkulosis paru bervariasi dari 0,65 µm hingga >7,0 µm.
Partikel aerosol yang berukuran kecil dapat melewati nasofaring hingga trakea dan bronkus, lalu terkumpul di saluran napas distal. Sementara itu, partikel aerosol yang lebih besar dapat terkumpul di saluran napas atas atau orofaring dan mengakibatkan tuberkulosis orofaring atau tuberkulosis nodus limfatik servikal.[1-3]
Faktor Risiko
Beberapa faktor seperti jumlah bakteri yang dikeluarkan melalui droplet, lamanya paparan dengan udara yang terkontaminasi, serta kondisi imun tubuh individu yang terpapar dapat memengaruhi tingkat penularan TB.
Seluruh kelompok usia memiliki risiko untuk terinfeksi TB paru. Individu dengan HIV dilaporkan 18 kali lebih berisiko untuk terinfeksi TB aktif. Risiko infeksi TB lebih tinggi pada individu-individu dengan kekurangan nutrisi, gangguan sistem imun tubuh, atau individu dengan pengobatan imunosupresi jangka panjang.
Selain itu, individu yang memiliki malnutrisi, kebiasaan merokok, diabetes mellitus, kebiasaan mengonsumsi alkohol, gangguan ginjal, dan keganasan hematologi juga berisiko tinggi terkena TB paru. Tuberkulosis paru umum terjadi di negara berkembang karena faktor sosioekonomi seperti kemiskinan dan malnutrisi.[1,2,4]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH