Edukasi dan Promosi Kesehatan Ventilator-Associated Pneumonia
Edukasi dan promosi kesehatan ventilator-associated pneumonia (VAP) perlu mencakup pemahaman tentang pentingnya praktik kebersihan tangan atau hand hygiene di ruang rawat intensif. Tenaga medis juga perlu memahami teknik perawatan ventilator yang baik, penggunaan bantalan posisi yang tepat untuk mengurangi risiko aspirasi, dan tindakan pencegahan infeksi tambahan yang bisa dilakukan.[3,8,12]
Edukasi Pasien
Sebelum menjalani intubasi dan pemasangan ventilasi mekanis, pasien dan keluarga perlu diedukasi mengenai risiko munculnya VAP. Keluarga pasien juga perlu diberitahu tentang pentingnya mencuci tangan sebelum menjenguk pasien karena kebersihan tangan merupakan langkah paling efektif dalam mencegah penyebaran infeksi.
Pada pasien yang mengalami VAP, keluarga perlu diedukasi mengenai pentingnya terapi antibiotik dan langkah yang diperlukan untuk memastikan antibiotik yang diberikan tepat sasaran. Sampaikan pula risiko komplikasi VAP, seperti ARDS (acute respiratory distress syndrome) dan sepsis, serta tingkat mortalitasnya yang tinggi.[1-3]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan VAP meliputi elevasi headboard pasien antara 30-45°, mengevaluasi pemberian sedasi dan menguranginya jika memungkinkan, serta melakukan oral hygiene dengan antiseptik. Rekomendasi lainnya meliputi perawatan sistem suction, penggunaan humidifier pasif, penggunaan air steril untuk prosedur, dan perawatan inhaler dan nebulizer yang tepat.[8,12]
Strategi Pencegahan Oleh Staf ICU
Adapun strategi pencegahan terhadap VAP yang dapat diterapkan oleh staf ICU, berupa:
- Kebijakan cuci tangan menggunakan produk berbahan dasar alkohol
Early discontinuation peralatan invasif
- Mengurangi keperluan intubasi ulang
- Memposisikan pasien semi-recumbent (30-45 derajat)[2,3,5,8,12]
Pencegahan Inhalasi/ Mikroaspirasi dari Saluran Napas Atas
Mikroaspirasi atau inhalasi sekret dari saluran napas atas merupakan mekanisme tersering terjadinya VAP. Beberapa upaya untuk menurunkan risiko infeksi nosokomial pada pasien dengan ventilator di antaranya:
- Mempertahankan tekanan cuff endotracheal ≥20 cmH2O untuk mencegah kebocoran
- Membatasi penggunaan obat-obatan sedatif dan agen paralitik yang dapat menekan refleks batuk
- Mengurangi frekuensi suction trakeal yang tidak diperlukan
- Menghindari distensi gaster berlebihan
Durasi penggunaan ventilator juga berpengaruh pada faktor risiko kejadian VAP. Usaha untuk weaning dari ventilator dapat menurunkan insidensi dari VAP.
Posisi semi-recumbent dapat mencegah refluks gastroesofageal, sehingga risiko aspirasi lebih rendah daripada posisi berbaring. Setiap pasien direkomendasikan untuk dalam posisi ini selama tidak terdapat kontraindikasi.
Penggunaan kinetic beds, yakni tempat tidur yang memfasilitasi pergerakan rotasi lateral secara kontinu dapat memperbaiki drainase sekret dan mengurangi risiko aspirasi. Identifikasi dan penatalaksanaan awal terhadap disfagia, terutama pada pasien lanjut usia dan pasien dengan riwayat stroke atau operasi, merupakan salah satu hal penting untuk mencegah kejadian aspirasi.[3,5,8,12]
Dekontaminasi Orofaring dan Saluran Pencernaan
Upaya lain yang dapat mengurangi kejadian VAP dan pneumonia nosokomial pada pasien kritis adalah dekontaminasi orofaring atau saluran pencernaan atau selective decontamination of the digestive tract (SDD). Metode potensial yang digunakan termasuk penggunaan antiseptik orofaring seperti chlorhexidine.[3,5,8]