Epidemiologi Ventilator-Associated Pneumonia
Data epidemiologi menunjukkan bahwa 9-27% pasien dengan ventilasi mekanik rentan terhadap ventilator-associated pneumonia (VAP). Risiko mengalami VAP lebih tinggi pada 5 hari pertama penggunaan ventilator.[5]
Global
VAP telah dilaporkan memengaruhi 5–40% dari pasien yang menerima ventilasi mekanis invasif selama lebih dari 2 hari, dengan variasi angka kejadian tergantung pada negara, tipe ICU, dan kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi VAP. Secara garis besar, negara berpendapatan menengah-bawah melaporkan tingkat VAP yang lebih tinggi dibandingkan rumah sakit di Amerika Serikat dan negara berpendapatan tinggi.
Di rumah sakit di Amerika Utara, tingkat VAP dilaporkan serendah 1–2,5 kasus per 1000 ventilator-hari. Namun, pusat medis di Eropa melaporkan tingkat yang jauh lebih tinggi. Sebuah studi di 9 negara Eropa misalnya, melaporkan angka kejadian sebesar 18,3 kasus VAP per 1000 ventilator-hari. Sebuah meta analisis di Cina melaporkan bahwa insidensi VAP di negara tersebut adalah 23,8%. Risiko mengalami VAP lebih tinggi pada 5 hari pertama.
Patogen penyebab VAP yang tersering adalah bakteri Gram negatif. Selanjutnya, VAP bisa disebabkan oleh bakteri Gram positif, virus, dan jamur.[3,5,6]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi nasional di Indonesia untuk VAP. Sebuah penelitian lokal terhadap 120 rekam medis di Tangerang melaporkan bahwa risiko terkena VAP lebih besar pada pasien usia di atas 60 tahun dan pada penggunaan ventilator >48 jam.[7]
Mortalitas
Tingkat mortalitas segala sebab yang terkait dengan VAP telah dilaporkan mencapai hingga 50%. Secara umum, VAP juga telah secara konsisten dikaitkan dengan perpanjangan durasi ventilasi mekanis dan lama tinggal di ICU.[3]
Menurut Infectious Diseases Society of America dan American Thoracic Society (IDSA/ATS), tingkat mortalitas VAP di Amerika Serikat mencapai 13%. Sebuah studi prospektif di Eropa melaporkan bahwa tingkat kematian VAP dalam 30 hari adalah 29,9%, yang mana tingkat mortalitas VAP awitan dini sebesar 19,2% dan tingkat mortalitas VAP awitan lambat adalah 31,4%.[5,6]