Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Juvenile Idiopathic Arthritis monika-natalia 2023-07-28T13:46:02+07:00 2023-07-28T13:46:02+07:00
Juvenile Idiopathic Arthritis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Juvenile Idiopathic Arthritis

Oleh :
dr. Ferdinand Sukher
Share To Social Media:

Penatalaksanaan kasus Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA) dilakukan dengan tujuan menekan peradangan dan mengembalikan fungsi sendi. Diperlukan terapi farmakologis dan non-farmakologis dalam penanganan kasus JIA.[3,6]

Farmakologi

Juvenile Idiopathic Arthritis merupakan kondisi peradangan yang terjadi di dalam tubuh. Secara farmakologis, terapi yang diberikan adalah antiinflamasi untuk mengontrol peradangan. Antiinflamasi yang biasanya diberikan adalah golongan steroid, Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS), atau Disease-Modifying Antirheumatoid Drugs (DMARD).[2,29]

Obat Antiinflamasi Nonsteroid

Pemberian OAINS merupakan terapi simtomatik dengan tujuan mengurangi rasa nyeri yang mungkin diderita oleh anak. OAINS yang biasanya digunakan pada anak dengan JIA adalah naproxen, indomethacin, dan ibuprofen.[3,6]

Steroid

Steroid diberikan dapat melalui injeksi intraartikular atau diberikan secara sistemik pada pasien dengan JIA sistemik. Pemberian steroid intraartikular dilakukan pada kasus JIA oligoartikular dengan keterlibatan sendi di bawah 4 sendi. Pada kondisi poliartikular, terapi intraartikular belum direkomendasikan, tetapi dapat diberikan pada sendi yang mengalami keluhan.[3,14,21,30]

Penggunaan steroid dapat memberikan pertolongan pada kondisi akut dan perawatan jangka pendek. Untuk jangka panjang, penggunaan steroid dinilai tidak terlalu memberikan dampak yang baik. Di sisi lain, penggunaan steroid pada waktu yang lama juga berpotensi memiliki efek samping bagi anak. Pada kondisi sistemik, dapat digunakan methylprednisolone pulse-dose 10-30 mg/kg/hari (maksimal 1 gr) selama 3 hari dan dilanjutkan dengan rumatan 1-2 mg/kg/hari (maksimal 60 mg).[3,14,21,30]

Disease-Modifying Antirheumatoid Drugs

Penggunaan DMARD merupakan terapi yang baik bagi JIA. Penggunaannya direkomendasikan diberikan sejak awal penyakit. Berdasarkan penelitian, pemberian DMARD memberikan hasil yang efektif dalam memberikan remisi dan mengontrol penyakit. Methotrexate, leflunomid, dan sulfasalazin merupakan obat DMARD yang biasa digunakan pada pasien dengan JIA. Metotreksat hingga saat ini menjadi terapi utama dalam tatalaksana JIA.[4,21,29]

Agen Biologis

Pada pasien dengan hasil yang kurang memuaskan dengan penggunaan DMARD tunggal, dapat ditambahkan pemberian TNF-alfa inhibitor. TNF-alfa inhibitor sudah menunjukkan efektivitasnya dalam mengontrol gejala JIA. Kombinasi DMARD dan TNF-alfa inhibitor terbukti mampu meningkatkan kemungkinan remisi dari JIA. TNF-alfa inhibitor yang saat ini sudah digunakan adalah Etanercept dan Adalimumab.[8,29]

Keterbatasan dari terapi DMARD dan TNF-alfa inhibitor adalah pada subtipe sistemik. Pasien JIA sistemik mungkin memerlukan terapi berbeda karena patofisiologi yang berbeda dibanding subtipe lain. Pada JIA sistemik, target dari reseptor adalah IL-1 beta dan IL-6. Oleh sebab itu, dapat digunakan inhibitor IL-6 dalam terapi pasien. Inhibitor IL-6 yang biasa digunakan adalah tocilizumab, sedangkan inhibitor IL-1 yang biasanya digunakan adalah Canakinumab.[2,4,21]

Nonfarmakologi

Fisioterapi pada pasien dengan JIA berfungsi dalam memperbaiki jangkauan gerak tanpa memberikan tekanan pada sendi. Terapi perlu dimulai segera saat ditemukan adanya peradangan aktif. Melalui fisioterapi, otot-otot pendukung akan menjadi lebih kuat dan anggota gerak menjadi lebih fleksibel. Bergantung kepada kondisi dari anak, penggunaan alat ortotik dapat dipertimbangkan pada beberapa kasus.[6,7]

Pembedahan

Terapi pembedahan akan dipertimbangkan bila terapi farmakologis dan fisioterapi tidak memberikan hasil yang optimal serta terdapat komplikasi dari JIA. Terapi surgikal dilakukan jika terdapat deformitas atau perubahan panjang dari anggota gerak. Kondisi tersebut akan mengganggu mobilitas dari anak sehingga perlu dilakukan terapi surgikal. Operasi yang dilakukan akan bergantung pada kondisi yang dialami oleh anak. Rilis kontraktur dan osteotomy mungkin dilakukan pada deformitas. Pada destruksi sendi berat, mungkin diperlukan tindakan artroplasti.[2,6]

Referensi

2. Zaripova LN, Midgley A, Christmas SE, et al. Juvenile idiopathic arthritis: from aetiopathogenesis to therapeutic approaches. Pediatr Rheumatol 2021; 19: 1–14.
3. Okamoto N, Yokota S, Takei S, et al. Clinical practice guidance for juvenile idiopathic arthritis (JIA) 2018. Mod Rheumatol 2019; 29: 41–59.
6. Bovid KM, Moore MD. Juvenile Idiopathic Arthritis for the Pediatric Orthopedic Surgeon. Orthop Clin North Am 2019; 50: 471–488.
7. Iversen MD, Andre M, von Heideken J. Physical Activity Interventions in Children with Juvenile Idiopathic Arthritis: A Systematic Review of Randomized Controlled Trials. Pediatr Heal Med Ther 2022; Volume 13: 115–143.
8. Martini A. Are there new targets for juvenile idiopathic arthritis? Semin Arthritis Rheum 2019; 49: S11–S13.
14. Consolaro A, Giancane G, Alongi A, et al. Phenotypic variability and disparities in treatment and outcomes of childhood arthritis throughout the world: an observational cohort study. Lancet Child Adolesc Heal 2019; 3: 255–263.
19. Momah T, Ray L. Juvenile idiopathic arthritis: Old disease, new tactics. J Fam Pract 2019; 68: 8–13.
21. Onel K, Rumsey DG, Shenoi S. Juvenile Idiopathic Arthritis Treatment Updates. Rheum Dis Clin North Am 2021; 47: 545–563.
29. Onel KB, Horton DB, Lovell DJ, et al. 2021 American College of Rheumatology Guideline for the Treatment of Juvenile Idiopathic Arthritis: Therapeutic Approaches for Oligoarthritis, Temporomandibular Joint Arthritis, and Systemic Juvenile Idiopathic Arthritis. Arthritis Rheumatol 2022; 74: 553–569.
30. Batu ED. Glucocorticoid treatment in juvenile idiopathic arthritis. Rheumatol Int 2019; 39: 13–27.

Diagnosis Juvenile Idiopathic Ar...
Prognosis Juvenile Idiopathic Ar...
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas 9 jam yang lalu
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 5 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 4 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.