Prognosis Juvenile Idiopathic Arthritis
Prognosis kasus Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA) bergantung pada keparahan sendi saat terdeteksi dan respon terhadap terapi. Selain itu, keterlibatan organ lain dan komplikasi dapat memengaruhi keluaran dari perawatan JIA.
Komplikasi
Komplikasi dapat terjadi pada kasus JIA akibat adanya inflamasi yang terjadi pada organ lain. Salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah uveitis anterior. Pasien dengan hasil Anti Nuclear Antibody (ANA) positif memiliki faktor risiko terjadinya uveitis anterior. Oleh sebab itu, pemeriksaan mata secara menyeluruh diperlukan dalam menegakkan diagnosis uveitis anterior.[10,22]
Komplikasi lain yang tidak kalah penting adalah keterlibatan jantung pada kasus JIA. Terdapat penelitian-penelitian yang menunjukkan bahwa pada kasus JIA dapat terjadi efusi pericardium dan pericarditis. Beberapa penelitian mencatatkan kemungkinan adanya hubungan antara aterosklerosis dengan JIA.[23,24]
Macrophage Activation Syndrome (MAS) merupakan komplikasi serius yang dapat terjadi pada kasus JIA sistemik. MAS merupakan komplikasi yang dapat mengancam nyawa. Berdasarkan penelitian, terapi inhibitor IL-1 dan IL-6 belum terbukti ampuh dalam menunda onset terjadinya MAS pada anak.[8,17]
Prognosis
Prognosis dari Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA) bergantung pada deteksi penyakit dan respon terhadap terapi. Prognosis penyakit akan berbeda tergantung dengan subtipe JIA yang dialami. Pada beberapa kasus, contohnya pada JIA sistemik, mungkin terjadi refrakter. Dengan pengobatan yang dilakukan, kejadian remisi pada pasien menunjukkan angka tinggi hingga hampir 100%.[1,5]
Perkembangan ilmu kedokteran telah memberikan keuntungan dalam tatalaksana JIA. Obat-obat baru yang ditemukan mampu mengatasi dan mengontrol JIA. Penelitian terbaru menunjukkan remisi tanpa obat pada 48.8% dan 49.9% dengan obat. Prognosis dari JIA akan bergantung dengan waktu dilakukannya diagnosis dan terapi. Tentunya deteksi dini dan terapi dini akan meningkatkan remisi penyakit. Terapi perlu diberikan sebelum terjadinya kerusakan sendi permanen dan gangguan fungsi pada anak.[19]