Etiologi Penyakit Paget Tulang
Etiologi penyakit Paget berhubungan dengan peningkatan osteoklas, seperti pada infeksi paramyxovirus. Beberapa studi sudah dilakukan, tetapi belum ada etiologi yang jelas untuk penyakit Paget. Di duga selain berhubungan dengan infeksi virus, faktor genetik dan paparan zat toksik seperti arsen dan timbal juga mempengaruhi.[1,2,9]
Etiologi
Etiologi penyakit Paget belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, beberapa studi menghubungkan kejadian penyakit Paget dengan infeksi virus keluarga Paramyxoviridae, seperti campak.
Selain itu, terdapat studi yang menyatakan bahwa sitokin interleukin (IL)–6 juga menyebabkan peningkatan produksi osteoklas pada sumsum tulang dan berperan dalam terjadinya penyakit Paget.[1,9]
Faktor Risiko
Faktor risiko penyakit Paget tulang mencakup faktor genetik, usia, etnis, dan faktor lingkungan.
Genetik
Penyakit Paget tulang cenderung diturunkan dalam keluarga. Dalam 25-40 persen kasus, kerabat pasien juga mengidap penyakit yang sama.
Beberapa gen yang dikaitkan dengan penyakit Paget tulang adalah human leukocyte antigen–A (HLA-A), HLA-B, dan HLA-C. Mutasi pada gen sequestosome SQSTM1/p62 juga telah diidentifikasi pada 30% kasus Paget familial.[2,4]
Di duga penyakit Paget juga berhubungan dengan mutasi kromosom 18, di mana merupakan faktor osteogenik pada penyakit yang berhubungan dengan gangguan skeletal, seperti osteolisis.[9]
Umur
Penyakit Paget tulang lebih sering ditemukan pada pasien yang berusia di atas 50 tahun.[1]
Etnis
Penyakit Paget tulang lebih sering dilaporkan pada pasien dengan latar belakang etnis Kaukasia, terutama keturunan dari Eropa Utara. [1]
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga dapat berkontribusi pada penyakit Paget tulang. Beberapa studi telah melaporkan hubungan antara infeksi virus dan peningkatan aktivitas osteoklas yang berlebihan. Infeksi campak atau paramyxovirus lain telah dikaitkan dengan patogenesis penyakit Paget tulang.[2,4,5]
Paparan zat toksik seperti timbal dan arsen, maupun kontak dengan hewan ternak maupun anjing juga diduga menjadi faktor risiko penyakit Paget. Akan tetapi, mekanismenya belum diketahui dengan pasti.[9]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli