Penatalaksanaan Polyarthralgia
Penatalaksanaan polyarthralgia atau poliartralgia disesuaikan dengan etiologi dasarnya, misalnya berupa obat antiinflamasi nonsteroid bila ada inflamasi, antibiotik bila ada infeksi, dan antirematik bila ada arthritis psoriatik atau rheumatoid arthritis. Tindakan bedah bisa dipertimbangkan pada pasien polyarthralgia akibat arthritis septik akut, rheumatoid arthritis dengan sinovitis refrakter, dan osteoarthritis yang indikatif.
Medikamentosa
Beberapa obat seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), antibiotik, kortikosteroid, dan antirematik dapat diberikan pada pasien sesuai indikasi.
Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS)
OAINS merupakan terapi awal pasien dengan keluhan nyeri sendi. OAINS memiliki efek analgesik dan antiinflamasi, sehingga penggunaannya dianjurkan terutama pada kasus polyarthralgia dengan inflamasi, seperti arthritis viral dan demam rematik akut. Opsi OAINS yang dapat dipilih adalah:
Ibuprofen 200–400 mg setiap 4–6 jam
Asam mefenamat 500 mg sebanyak 3 kali sehari
Aspirin 50–60 mg/kg/hari sampai 80–100 mg/kg/hari, yang dibagi menjadi 4–5 dosis[2,4,20]
Antibiotik
Antibiotik diberikan pada polyarthralgia akibat etiologi infeksi, terutama pada keadaan sepsis atau bakteremia. Terapi antibiotik empiris dapat diberikan setelah aspirasi sendi dan selagi menunggu hasil laboratorium dan kultur.[6,11,21]
Pada pasien arthritis septik, pengobatan awal dengan ceftriaxone 2 gram intravena per 24 jam atau cefotaxime 2 gram intravena per 8 jam dapat diberikan sebelum digantikan dengan terapi definitif yang didapat melalui hasil kultur.[6,11,21]
Kortikosteroid
Kortikosteroid oral dosis rendah atau sedang bisa diberikan dalam terapi polyarthralgia untuk meredakan inflamasi dan reaksi autoimun. Prednisolon 40 mg dapat diberikan sebagai terapi awal pada pasien giant cell arteritis dan polimialgia reumatika. Bila ada gejala konstitusional hebat atau keterlibatan organ penting yang mengancam nyawa, berikan pulse kortikosteroid, yaitu methylprednisolone 0,5–1 gram selama 3 hari.[6,21]
Disease Modifying Antirheumatic Drugs (DMARD)
Disease Modifying Antirheumatic Drugs (DMARD) merupakan terapi yang digunakan pada beberapa penyebab polyarthralgia, seperti rheumatoid arthritis (RA), arthritis psoriatik, dan lupus eritematosus sistemik (LES).[6,16]
DMARD dapat mengurangi sinovitis, sehingga mencegah progresivitas kerusakan sendi pada pasien polyarthralgia. Methotrexate merupakan agen DMARD yang menjadi pilihan dalam tata laksana RA. Dosis methotrexate yang dapat diberikan untuk pasien RA adalah 7,5–25 mg per minggu. Sementara itu, klorokuin 3,5–4,0 mg/kgBB/hari dapat diberikan kepada pasien lupus eritematosus sistemik. Agen DMARD lain yang dapat diberikan adalah sulfasalazine, leflunomide, dan siklosporin.[6,16]
Tindakan Bedah
Tindakan bedah pada kasus polyarthralgia dapat dilakukan untuk tujuan diagnostik atau terapeutik. Berikut ini merupakan beberapa contoh tindakan bedah yang bisa dilakukan:
- Biopsi sinovial atau tulang dapat dilakukan bila diagnosis polyarthralgia belum diketahui secara pasti
- Drainase cairan sendi menggunakan artroskopi, artrotomi, atau aspirasi jarum dilakukan pada arthritis septik untuk tujuan kultur
- Sinovektomi dilakukan pada pasien RA dengan sinovitis persisten yang refrakter terhadap pengobatan
- Bedah artroskopi dilakukan pada pasien OA untuk mengeluarkan debris dan kristal dari cairan sinovial, serta untuk mengeksisi dan mengeluarkan fragmen kartilago artikular. Artroplasti total dapat dilakukan pada OA tahap lanjut untuk mengurangi rasa nyeri[6,11,17,22]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur