Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Pseudogout annisa-meidina 2025-05-14T10:23:06+07:00 2025-05-14T10:23:06+07:00
Pseudogout
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Pseudogout

Oleh :
dr. Siti Solichatul Makkiyyah
Share To Social Media:

Patofisiologi pseudogout melibatkan pembentukan kristal kalsium pirofosfat pada sendi yang memicu peradangan dan mengakibatkan kerusakan langsung pada kartilago sendi. Meskipun belum sepenuhnya dipahami, namun deposisi kalsium pirofosfat pada sendi melibatkan deposisi kristal di tulang rawan melalui vesikel matriks periseluler yang berasal dari kondrosit dan osteoblas.

Vesikel ini mengkonsentrasikan kalsium dan fosfat di dalam lumennya dan membentuk kristal. Deposisi kristal diregulasi oleh keseimbangan fosfat (Pi) menjadi pirofosfat inorganik (PPi). Pembentukan PPi oleh kondrosit merupakan suatu proses normal, non-patologis, dan konsentrasi fisiologis dari PPi yang sesuai diketahui dapat mencegah pembentukan basic calcium phosphate (BCP) yang dapat mengakibatkan osteoarthritis (OA).[3]

Namun, konsentrasi PPi yang berlebihan mengakibatkan pembentukan kristal kalsium pirofosfat di kartilago. Kristal ini kemudian dikenali oleh sistem imun sebagai DAMPs (damage-associated molecular patterns), mengakibatkan aktivasi inflamasom NLRP3, dan selanjutnya memicu ekspresi interleukin-1β (IL-1β).[2]

Defisiensi Nucleotide Pyrophosphatase Phosphodiesterase 1 (NPP1)

Defisiensi NPP1 dihubungkan dengan kalsifikasi arterial pada bayi manusia dan deposisi kalsium fosfat pada sendi dan tulang belakang hewan uji. NPP1 merupakan suatu enzim yang terlibat dalam proses mineralisasi, sinyal reseptor insulin, keganasan, dan sistem imun. Enzim ini menghidrolisis adenosin trifosfat (ATP) menjadi adenosin monofosfat (AMP) dan difosfat, menghasilkan PPi dari ATP ekstraseluler.

NPP1 telah diteliti sebagai target terapi potensial pada CPPT, diabetes, dan kanker. Namun, inhibisi NPP1 pada pengobatan CPPD memerlukan penelitian lebih lanjut karena mengakibatkan efek samping yang tidak diinginkan, misalnya hipomineralisasi pada tulang panjang dan kalsifikasi jaringan lunak.[3]

Penurunan Aktivitas Tissue-Nonspecific Alkaline Phosphatase (TNAP)

TNAP merupakan enzim lain yang diketahui berperan pada mineralisasi tulang. Enzim ini merupakan suatu antagonis enzim NPP1 yang menghidrolisis ATP dan PPi menjadi Pi. Mekanisme bagaimana kedua enzim ini, TNAP dan NPP1, berkolaborasi dalam proses mineralisasi tulang masih belum sepenuhnya dipahami. Namun, penelitian menunjukkan bahwa penurunan aktivitas TNAP berhubungan dengan deposisi kalsium pirofosfat pada kartilago sendi.[3]

Peningkatan Gen ANKH

Gen ANKH mengkode protein transmembran yang disebut ankyrin, sebuah protein yang bertanggung jawab untuk membawa PPi melewati membran, dari kompartemen intraseluler ke ekstraseluler pada berbagai jenis sel. Peningkatan gen ANKH berhubungan dengan pseudogout dan menjadi target terapi potensial.[3]

Disregulasi Aktivitas NLRP3

Disregulasi aktivitas NLRP3 atau Nucleotide-binding and oligomerization (NOD)-like receptor family pyrin domain-containing diketahui meningkatkan aktivitas IL-1β. NLRP mengenali PAMPs (pathogen-associated molecular patterns) atau DAMPs (damage-associated molecular patterns) yang memicu pembentukan inflamasom, selanjutnya mengaktivasi caspase-1, dan kemudian caspase-1 meningkatkan sekresi IL-1β.[3]

Peningkatan Protein Lapisan Intermediat Kartilago

Transforming growth factor (TGF) merupakan suatu aktivator kuat pembentukan PPi ekstraseluler. Sintesis PPi yang diinduksi TGF ini dapat dihambat oleh intracellular growth factor-1 (IGF-1). Peningkatan usia berhubungan dengan adanya peningkatan protein lapisan intermediat kartilago, yang mencegah IGF-1 untuk menekan TGF.

Pasien dengan osteoarthritis memiliki kadar PPi yang meningkat yang mungkin akibat dari insensitivitas kondrosit terhadap IGF-1, dan mengakibatkan deposit kalsium pirofosfat pada sendi yang rusak akibat osteoarthritis.[6]

Referensi

2. Stack J, McCarthy G. Calcium pyrophosphate deposition (CPPD) disease – Treatment options. Best Practice and Research: Clinical Rheumatology. Bailliere Tindall Ltd; 2021. DOI:10.1016/j.berh.2021.101720
3. Kim SY, Afroz S, Gillespie H, Downey C. A Narrative Review of Chondrocalcinosis: Clinical Presentation, Diagnosis, and Therapies. Cureus. Springer Science and Business Media LLC; 2024; DOI:10.7759/cureus.60434
6. Pascart T, Filippou G, Lioté F, Sirotti S, Jauffret C, Abhishek A. Calcium pyrophosphate deposition disease. The Lancet Rheumatology. Elsevier Ltd; 2024. DOI:10.1016/S2665-9913(24)00122-X

Pendahuluan Pseudogout
Etiologi Pseudogout

Artikel Terkait

  • Kortikosteroid vs Obat Antiinflamasi Nonsteroid untuk Terapi Gout Arthritis Akut
    Kortikosteroid vs Obat Antiinflamasi Nonsteroid untuk Terapi Gout Arthritis Akut
  • Fenofibrate untuk Menurunkan Kadar Asam Urat
    Fenofibrate untuk Menurunkan Kadar Asam Urat
  • Terapi Dosis Titrasi Lebih Baik Dibandingkan Dosis Tetap untuk Gout
    Terapi Dosis Titrasi Lebih Baik Dibandingkan Dosis Tetap untuk Gout
  • Hiperurisemia Asimptomatik: Apakah Perlu Diterapi?
    Hiperurisemia Asimptomatik: Apakah Perlu Diterapi?
  • Efek Omega-3 untuk Mengurangi Risiko Flare Gout Arthritis
    Efek Omega-3 untuk Mengurangi Risiko Flare Gout Arthritis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Muljadi Hartono MPH
Dibalas 29 September 2024, 14:03
Pedoman diagnosis dan tatalaksana hiperusemia & gout akut, oleh Perhimpunan Rheumatologi Indonesia
Oleh: dr.Muljadi Hartono MPH
1 Balasan
menarik
ISBN-Hiperurisemia-Artritis-Gout_download.pdf
Anonymous
Dibalas 17 April 2024, 13:08
Pengobatan asam urat untuk pasien dengan obat rutin ACE inhibitor
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter. Saya memiliki pasien laki-laki, usia 62 tahun, obese, dengan riwayat CHF > 1 thn yll. Pasien rutin mengonsumsi obat di antaranya: miniaspi 1x80...
dr.Ika Kurniati Yusni
Dibalas 20 Maret 2024, 20:31
Antiradang sendi untuk penderita diabetes
Oleh: dr.Ika Kurniati Yusni
2 Balasan
Alo dok.. izin diskusi dan bertanya..Pasien laki2 umur 56 tahun dengan riwayat penyakit Diabetes dan Hipertensi.. KGD puasa 180 dan Ad random 350 mg/dl.. TD...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.