Prognosis Pseudogout
Prognosis pseudogout umumnya baik, terutama bila serangan akut ditangani dengan cepat dan faktor risiko seperti trauma sendi, hipomagnesemia, atau hiperparatiroidisme dikendalikan. Namun, komplikasi dapat terjadi berupa kerusakan sendi kronis, deformitas, dan penurunan mobilitas akibat inflamasi berulang.[1,4,8]
Komplikasi
Struktur molekul kalsium pirofosfat pada pseudogout berpotensi untuk memicu respon inflamasi. Adanya kondrokalsinosis berhubungan dengan degradasi meniscus atau jaringan sinovial. Meskipun jarang, pasien dapat mengalami nodul atau massa yang teraba mirip tofus pada gout. Adanya nodul ini dapat memicu degradasi jaringan sekitar sendi.
Sebagian pasien juga dapat mengalami keterlibatan tulang belakang, dengan gejala mirip ankylosing spondylitis. Beberapa pasien juga dapat mengalami keterlibatan ligamen longitudinal posterior sehingga mirip dengan gejala diffuse idiopathic skeletal hyperostosis (DISH) yang dapat mengakibatkan penekanan korda spinalis.[1]
Selain itu, pseudogout telah dihubungkan dengan beberapa komorbiditas, termasuk fraktur osteoporosis dan kalsifikasi jaringan lunak serta vaskular. Pseudogout juga dihubungkan dengan penyakit ginjal kronis dan kejadian kardiovaskular, khususnya infark miokard akut, sindrom koroner akut, dan stroke.[8]
Prognosis
Prognosis pseudogout umumnya baik, terutama jika diagnosis ditegakkan dengan tepat dan serangan akut ditangani secara adekuat. Namun, kekambuhan sering terjadi dan dapat menyebabkan kerusakan sendi progresif, terutama pada kasus dengan keterlibatan sendi besar atau manifestasi poliartritis kronik.
Faktor-faktor yang memengaruhi prognosis meliputi usia lanjut, penyakit penyerta seperti osteoarthritis atau gangguan metabolik, serta keterlambatan terapi atau kontrol inflamasi yang buruk. Kebanyakan kasus akut bersifat swasirna dan akan hilang dalam beberapa hari, tetapi serangan pseudogout akut juga bisa terjadi hingga beberapa minggu.[1,8]