Etiologi Rheumatoid Arthritis
Etiologi rheumatoid arthritis adalah gangguan regulasi imun, yang ditandai dengan adanya autoantibodi seperti anti-citrullinated protein antibodies (ACPA) dan rheumatoid factor (RF). Faktor genetik, lingkungan, dan imunologi diduga berperan dalam terjadinya rheumatoid arthritis.[6-9]
Etiologi
Rheumatoid arthritis banyak dihubungkan dengan gangguan regulasi imun. Meski belum diketahui pasti pencetus dan patomekanismenya, studi yang tersedia mengindikasikan peran interaksi antara komponen sistem imun adaptif dan sistem imun bawaan.
Kelainan pada respon imun seluler dan humoral menyebabkan terbentuknya autoantibodi, terutama rheumatoid factors (RF) dan antibodies against post-translationally modified proteins (AMPA). AMPA terbagi lagi menjadi berbagai jenis berdasarkan modifikasinya, yaitu citrullination (ACPA), carbamylation (aCarP), dan acetylation (AAPA). Selain itu, rheumatoid arthritis juga melibatkan migrasi limfosit T dan B ke dalam sinovial.[10]
Faktor Risiko
Rheumatoid arthritis telah diketahui melibatkan faktor genetik, lingkungan, dan imun.[5,11]
Genetik
Risiko kembar monozigot dari pasien rheumatoid arthritis untuk mengembangkan rheumatoid arthritis adalah 9-15%, yang merupakan 4 kali lipat dari kembar dizigotik. Risiko rheumatoid arthritis juga meningkat 1,5 hingga 3 kali lipat pada keturunan orang tua dengan penyakit inflamasi yang dimediasi imun lainnya, seperti lupus eritematosus sistemik, sindrom Sjögren, ankylosing spondylitis, atau tiroiditis Hashimoto.
Lokus antigen leukosit manusia (HLA) tertentu seperti HLA-DRB1 telah ditemukan sangat terkait dengan rheumatoid arthritis. Namun, risikonya bervariasi sesuai dengan alel dan keturunan tertentu.[5,11]
Infeksi
Agen infeksius seperti virus Epstein-Barr, cytomegalovirus, Proteus sp., dan Escherichia coli telah dikaitkan dengan risiko timbulnya rheumatoid arthritis. Salah satu mekanisme yang diduga terlibat adalah terjadinya induksi faktor rheumatoid, yang merupakan autoantibodi berafinitas tinggi yang melawan Fc pada imunoglobulin.
Secara khusus, rheumatoid arthritis berhubungan dengan penyakit periodontal melalui ekspresi PADI-4 oleh Porphyromonas gingivalis yang dapat memicu sitrulinasi protein.[11]
Usia dan Jenis Kelamin
Risiko rheumatoid arthritis lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria. Rheumatoid arthritis juga lebih banyak ditemukan pada usia lanjut.[11]
Lingkungan
Merokok menimbulkan interaksi gen-lingkungan dengan HLA-DR pada rheumatoid arthritis dengan RF dan ACPA, salah satunya dengan cara meningkatkan protein sitrulin modifikasi pada paru. Paparan terhadap rokok dan beberapa faktor lingkungan lainnya, dapat memicu mekanisme yang mempercepat deaminasi arginin menjadi sitrulin pada autoantigen yang terdapat dalam paru melalui up-regulation aktivitas peptidylarginine–deiminase makrofag yang diaktivasi saat apoptosis.
Pada rheumatoid arthritis dengan ACPA negatif, obesitas meningkatkan risiko melalui pengaruh adipokin sebagai agen proinflamasi. Obesitas juga meningkatkan kerusakan struktural sendi pada pasien dengan rheumatoid arthritis serta menurunkan respon terapi dengan agen anti-TNF.[11]
Penulisan pertama oleh: dr. Aghnia Jolanda Putri