Patofisiologi Rheumatoid Arthritis
Patofisiologi rheumatoid arthritis melibatkan peradangan dan hiperplasia sinovial, produksi autoantibodi seperti anti-citrullinated protein antibodies (ACPA) dan rheumatoid factor (RF), serta kerusakan tulang atau tulang rawan.[2,6]
Inflamasi Sinovial pada Rheumatoid Arthritis
Pada rheumatoid arthritis, peradangan diinduksi oleh autoreactive sel T-Helper tipe 1 atau T-helper 17 di dalam nodus limfe atau secara lokal oleh Antigen-presenting cells (APCs) yang diaktivasi dan menimbulkan autoantigen-derived peptides. Pada sendi yang terkena, autoreactive sel T yang diaktifkan akan mengaktifkan makrofag dan fibroblast melalui sekresi dari mediator proinflamasi TNF- α, IL-17, IFN- γ, dan receptor activator of nuclear factor kB ligand (RANK-L).
Makrofag yang teraktivasi akan mensekresi sitokin proinflamasi dalam jumlah banyak yakni TNF- α, IL-1 β, dan IL-6 yang menyebabkan pembentukan dan pemeliharaan inflamasi di dalam sinovial. Sel T yang aktif juga membantu autoreactive B cells menghasilkan anti-citrullinated protein antibodies (ACPA) dan rheumatoid factor (RF) autoantibodies. Autoantibodi ini lebih jauh mendorong inflamasi melalui aktivasi makrofag secara langsung. RANK-L dengan fibroblast-derived matrix metalloproteinases (MMPs), antibodi osteoklas, dan neutrofil memediasi kerusakan kartilago dan erosi tulang.[6]
Tahapan Rheumatoid Arthritis
Terdapat 4 tahapan dari rheumatoid arthritis, yakni:
- Tahap 1: tahap awal, sinovitis atau inflamasi pada membran sinovial, menyebabkan bengkak pada sendi dan nyeri
- Tahap 2: inflamasi pada jaringan sinovial, rongga sendi, hingga kartilago sendi akan secara perlahan merusak kartilago dan mempersempit sendi
- Tahap 3: terbentuk pannus di sinovial. Kartilago rusak. Deformitas sendi
- Tahap 4: tahap akhir, dimana proses inflamasi telah mereda dan pembentukan jaringan fibrosa mengakibatkan berhentinya fungsi sendi. Tahap ini mungkin terkait dengan pembentukan nodul subkutan[8]
Keterlibatan Sistemik pada Rheumatoid Arthritis
Inflamasi yang terjadi pada sendi pasien rheumatoid arthritis juga terjadi pada sistem organ lain. Hal ini dapat menyebabkan manifestasi ekstra-artikuler pada rheumatoid arthritis. Keterlibatan sistemik tersebut mencakup:
- Sistem serebrovaskular: penurunan fungsi kognitif
- Sistem hepatika: peningkatan respon fase akut dan penyakit anemia kronis
- Sistem pernapasan: radang dan penyakit fibrotik pada paru
- Sistem endokrin: sindrom Sjogren sekunder
- Sistem muskuloskeletal: sarkopeniadan osteoporosis pada tulang aksial dan apendikular
- Sistem limfatik: limfoma[6,9]
Penulisan pertama oleh: dr. Aghnia Jolanda Putri