Etiologi Fraktur Hidung
Etiologi fraktur hidung umumnya trauma langsung pada regio nasal, yang mengakibatkan kekuatan yang melebihi daya tahan struktur tulang hidung. Mekanisme cedera ini sering kali melibatkan benturan pada bagian anterior atau lateral hidung, seperti yang terjadi dalam kecelakaan kendaraan bermotor, pertikaian fisik, atau kejadian olahraga.
Adanya gaya trauma yang signifikan menyebabkan deformitas atau patahnya tulang hidung. Faktor predisposisi seperti osteoporosis atau kelemahan struktural tulang hidung juga dapat meningkatkan kerentanan terhadap fraktur nasal.[1,2,5]
Trauma Fisik Akut
Etiologi paling umum dari fraktur hidung adalah trauma fisik yang mengakibatkan kekuatan eksternal berlebih pada daerah nasal. Hal ini dapat terjadi akibat kecelakaan mobil, tumbukan wajah, olahraga kontak, atau kecelakaan kerja. Trauma ini menyebabkan peningkatan tekanan melebihi toleransi struktural tulang hidung, yang mengakibatkan patah atau retaknya tulang.[1,2,5]
Kekerasan
Kejadian kekerasan fisik seperti tumbukan atau pukulan langsung ke daerah hidung dapat mengakibatkan fraktur hidung. Kekerasan ini menyebabkan transfer energi yang cukup untuk menyebabkan kerusakan pada struktur tulang hidung.[1,2,5]
Kecelakaan Olahraga
Fraktur hidung sering terjadi dalam olahraga kontak atau kecelakaan yang melibatkan aktivitas fisik yang intens, misalnya pada tinju atau olahraga bela diri lain.[1,2,5]
Kecelakaan Kerja
Pekerja di bidang konstruksi atau industri sering kali berisiko mengalami fraktur hidung akibat kecelakaan di tempat kerja. Jatuhnya objek atau trauma mekanik lainnya dapat menjadi pemicu terjadinya fraktur hidung.[1,2,5]
Faktor Risiko
Fraktur hidung lebih sering dialami oleh pria dibandingkan wanita. Hal ini disebabkan karena lebih banyaknya risiko insiden kekerasan pada laki-laki.
Insiden fraktur tulang hidung mencapai puncaknya pada dekade kedua kehidupan. Bentuk tulang hidung yang lebih menonjol bila dibandingkan dengan tulang wajah lainnya dan letaknya yang berada di tengah wajah menyebabkan tulang hidung lebih terekspos untuk mengalami fraktur.
Pada individu dengan osteoporosis, kepadatan tulang hidung bisa menurun walaupun jarang, sehingga meningkatkan risiko fraktur akibat trauma yang mungkin tidak signifikan secara mekanik.[1,5,10]