Diagnosis Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Diagnosis infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) umumnya dapat ditegakkan secara klinis. Pasien biasanya datang dengan keluhan batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam.
Anamnesis
Pasien dengan ISPA dapat datang dengan keluhan seperti rhinorrhea, kongesti nasal, bersin, nyeri tenggorok, batuk, demam, dan lemas. Keluhan yang dialami dapat terjadi selama 3-14 hari. [1,2]
Keluhan common cold biasanya terjadi 2-3 hari setelah inokulasi. Keluhan yang sering terjadi pada common cold adalah rhinorrhea, kongesti nasal, dan bersin-bersin. Sekret nasal dapat tidak berwarna, atau berwarna keputihan sampai kehijauan. Namun, warna dan kekentalan sekret tidak dapat membedakan patogen penyebab virus ataupun bakteri. [1,2]
Apabila bakteri patogen menyerang daerah faring, dapat ditemukan adanya keluhan nyeri tenggorok atau keluhan nyeri saat menelan.
Pada laringitis dapat ditemukan keluhan batuk, post nasal drip, dan sulit bernapas.
Pada tonsilitis dapat ditemukan keluhan nyeri saat menelan, sulit bernapas, dan mendengkur saat tidur. Keluhan demam juga dapat terjadi terutama pada anak-anak. [2]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada ISPA tidak terlalu berbeda antara jenis satu dengan lainnya. Secara umum, temuan pemeriksaan fisik pada ISPA dapat berupa eritema dan edema mukosa nasal, rhinorrhea, halitosis, dan demam.
Pada faringitis viral dapat ditemukan eritema, eksudat, mukus yang banyak dan kental, vesikel atau ulkus palatum, rhinorrhea, limfadenopati, dan terkadang disertai konjungtivitis. Tanda lain yang juga bisa ditemukan adalah hipertrofi tonsil, demam, dan terkadang diare.
Pada pasien dengan rhinosinusitis dapat ditemukan nyeri tekan daerah paranasal, post nasal drip, dan dapat disertai polip nasi. Pada epiglotitis dapat ditemukan disfonia, tripod postur, dan tanda distres napas. [2]
Menurut Pedoman IDSA (Infectious Disease Society of America), beberapa tanda dan gejala berikut meningkatkan kemungkinan adanya faringitis viral :
- Conjunctivitis
- Coryza
- Batuk
- Diare
- Suara serak
- Stomatitis ulseratif diskret
- Exanthem viral
Sedangkan tanda dan gejala berikut meningkatkan kemungkinan adanya infeksi Streptococcus grup A :
- Nyeri tenggorokan mendadak
- Usia 5 – 15 tahun
- Demam
- Nyeri kepala
- Mual, muntah, atau nyeri perut
- Inflamasi tonsilofaringeal
- Patchy tonsillopharyngeal exudate
- Petechiae palatum
- Adenitis servikal anterior
-
Riwayat paparan terhadap faringitis Streptococcal
- Ruam scarlatiniform [11]
Diagnosis Banding
Beberapa diagnosis banding berikut harus dipikirkan pada pasien dengan ISPA.
Alergi
Rhinitis atau rhinosinusitis alergi memiliki keluhan yang hampir sama dengan ISPA. Pada alergi dapat ditemukan keluhan mata berair dan gatal dengan durasi keluhan yang dapat bertahan hingga berminggu-minggu dan sering terjadi rekurensi. Pada pemeriksaan fisik, umumnya tidak ditemukan tanda-tanda infeksi seperti yang terdapat pada ISPA.
Asthma
Asthma ditandai dengan adanya wheezing, batuk, dyspnea, dan nyeri dada yang terjadi secara episodik. Asthma merupakan penyakit kronik dan sering berulang. Pada pemeriksaan fisik, umumnya tidak ditemukan tanda-tanda infeksi seperti yang terdapat pada ISPA. Pada asthma, pasien akan berespon baik dengan pemberian bronkodilator.
Tuberkulosis
Tuberkulosis ditandai dengan adanya batuk-batuk selama minimal 2 minggu disertai dengan penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, keringat di malam hari, nyeri dada, demam, dan hemoptisis. Pada pemeriksaan rontgen dada akan didapatkan kavitas dan gambaran infiltrat di apeks. Pada pemeriksaan mikrobiologi sputum akan tampak basil tahan asam.
Refluks Laringitis
Refluks laringitis disebabkan oleh adanya refluks asam lambung ke laring. Keluhan yang bisa dirasakan adalah disfagia, halitosis, rhinosinusitis kronik, dan disfonia. Gejala biasanya timbul hanya pada malam hari. [2]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada ISPA tidak rutin dilakukan karena manifestasi biasanya tidak berat dan mudah didiagnosis secara klinis. Namun, terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis.
Swab Nasal atau Tenggorok atau Aspirasi Nasal
Pemeriksaan ini merupakan standar untuk mengkonfirmasi bakteri patogen ISPA. Sampel yang diambil sebaiknya berasal dari faring posterior atau tonsil, bukan dari kavitas oral.
Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan darah biasanya tidak diperlukan, namun terkadang dilakukan pada pasien yang mengalami keluhan ISPA berupa demam tinggi untuk menyingkirkan diagnosis banding infeksi tropik seperti demam dengue dan tifoid. [2,4]