Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pasien Anak - Panduan E-prescription Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) general_alomedika 2025-02-18T15:07:05+07:00 2025-02-18T15:07:05+07:00
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Pasien Dewasa - Panduan e-Prescription
  • Pasien Anak - Panduan E-prescription

Pasien Anak - Panduan E-prescription Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Panduan e-prescription untuk infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) pada anak ini dapat digunakan oleh Dokter saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.

Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan inflamasi pada hidung, sinus paranasal, nasofaring, epiglotis, atau laring yang disebabkan oleh infeksi organisme patogen. Penyebab ISPA dapat virus (seperti rhinovirus dan coronavirus) atau bakteri (seperti Streptococcus spp dan Haemophilus influenzae).[1]

Tanda dan Gejala

Pada anamnesis, anak dengan ISPA mengeluhkan beberapa gejala berikut:

  • Nasal discharge dan kongesti

  • Bersin, sakit tenggorokan, batuk
  • Demam dan malaise[1]

Masa inkubasi sekitar 1−3 hari setelah paparan. Durasi penyakit bisa selama 7−10 hari, atau menetap hingga 3 minggu.[1]

Tanda Bahaya

Lakukan rujukan ke fasilitas kesehatan apabila anak dengan ISPA mengalami salah satu dari kondisi berikut ini:

  • Sesak napas
  • Nyeri dada dan/atau nyeri perut
  • Bibir dan kuku tampak kebiruan
  • Kejang
  • Penurunan kesadaran
  • Kulit pucat dan teraba dingin[1,2]

Peringatan

Beberapa peringatan yang harus dipahami saat menuliskan e-prescription untuk infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) pada anak adalah:

  • Sebagian besar penyakit ISPA pada anak merupakan common cold yang bersifat self limiting disease dan dapat sembuh total dalam 14 hari, sehingga tidak harus meresepkan antibiotik[1,3]

  • Perlu komunikasi yang tepat antara dokter dan orang tua pasien untuk mencegah peresepan antibiotik yang tidak beralasan[1,3]

  • Perhatian khusus pada anak dengan riwayat asma, karena ISPA dapat memicu terjadinya eksaserbasi akut, superinfeksi bakteri, serta obstruksi jalan napas. Namun, ISPA pada penderita asma tidak harus selalu diberikan antibiotik[4]

  • Tidak terdapat manfaat klinis yang bermakna pada pemberian antihistamin sebagai monoterapi ISPA pada anak, baik antihistamin generasi pertama maupun kedua[5]

  • Hindari pemberian codeine yang tidak bermanfaat untuk meringankan batuk[6]
  • Waspadai risiko efek samping dalam pemberian obat kombinasi, seperti obat kombinasi dekongestan-antihistamin-analgesik[7]

Tata Laksana Suportif

Penatalaksanaan ISPA pada anak umumnya bersifat suportif karena lebih sering dipicu oleh infeksi virus yang bersifat self limiting disease. Tata laksana suportif dapat berupa perawatan home remedy dan pemberian obat-obatan, seperti analgesik/antipiretik, dekongestan, antihistamin, dan mukolitik.[1-3]

Perawatan Home Remedy

Tata laksana home remedy pada anak dengan ISPA antara lain:

  • Cukup minum air putih (anak usia 7‒12 bulan sekitar 800 ml; anak usia 1‒3 tahun sekitar 1,3 liter; anak usia 4‒8 tahun sekitar 1,7 liter; dan anak >9 tahun 2,1‒2,4 liter)[8]
  • Kompres hangat
  • Irigasi nasal dengan normal saline
  • Berkumur dengan cairan saline atau cairan antiseptik (povidone iodine) untuk anak usia >2 tahun[3,9]

Obat Analgesik/Antipiretik

Dapat dipilih salah satu obat paracetamol atau ibuprofen.[10,11]

Dosis Paracetamol:

  • Usia <12 tahun: dosis 15 mg/kgBB per pemberian, maksimal 4 kali dalam sehari
  • Usia >12 tahun: dosis 500 mg, diberikan 4 kali dalam sehari, dosis maksimal 3.250 mg per 24 jam
  • Paracetamol tersedia dalam bentuk tablet 500 mg dan 650 mg; sirup 120 mg/5 mL; dan drop 60 mg/0,6 mL[10]

Dosis Ibuprofen:

  • Usia <6 bulan: tidak dianjurkan
  • Usia >6 bulan: dosis 10 mg/kgBB, diberikan 3 kali dalam sehari
  • Dosis maksimal dalam 1 hari adalah 40 mg/kgBB
  • Ibuprofen tersedia dalam bentuk tablet 200 mg; kaplet 400 mg; serta sirup/suspensi 100 mg/5 mL dan 200 mg/ 5mL[11]

Dekongestan Topikal

Dekongestan topikal atau intranasal dapat dipilih antara sediaan oxymetazoline intranasal solution,  fluticasone furoate nasal spray, larutan natrium klorida, atau obat semprot hidung dengan kandungan seawater.[12,13]

Oxymetazoline Intranasal:

  • Anak >6 tahun: semprot hidung 0,05%, disemprotkan 1-2 kali ke masing-masing lubang hidung sebanyak 2-3 kali sehari jika perlu, durasi maksimal 5-7 hari berturut-turut
  • Anak 1-6 tahun: tetes hidung 0,025%, diteteskan 1-2 tetes ke setiap lubang hidung sebanyak 2-3 kali sehari jika perlu, durasi maksimal 5-7 hari berturut-turut[14]

Fluticasone Furoate Nasal 27,5 mcg/spray:

  • Usia 4−11 tahun: diberikan 1 semprotan/hari tiap lubang hidung, dapat ditingkatkan menjadi 2 semprotan/hari tiap lubang hidung, digunakan hingga gejala membaik
  • Usia ≥12 tahun: dosis inisiasi 2 semprotan/hari tiap lubang hidung, jika respon positif maka dilanjutkan dengan dosis rumatan 1 semprotan/hari tiap lubang hidung, digunakan hingga gejala membaik
  • Penggunaan kortikosteroid intranasal harus dibatasi maksimal selama 2 bulan dalam setahun [13]

Larutan Natrium Klorida:

  • Sediaan obat tetes hidung: untuk anak usia >1 bulan diberikan 1−2 tetes/hari di setiap lubang hidung, maksimal selama 3 hari
  • Sediaan obat semprot hidung: untuk anak usia >1 bulan diberikan 1 semprotan/hari di setiap lubang hidung, maksimal selama 3 hari[15]

Obat Semprot Hidung dengan Kandungan Air Laut (Seawater):

  • Usia >6 tahun: 2−6 semprotan/hari, tiap lubang hidung, maksimal selama 3 hari [16]

Dekongestan Sistemik

Dekongestan sistemik merupakan obat minum yang digunakan untuk meredakan kongesti nasal. Contoh obat dekongestan sistemik yang sering diberikan antara lain pseudoephedrine, ephedrine, ipratropium bromide, phenylephrine, dan oxymetazoline.[17]

Dosis Pseudoephedrine:

  • Anak >12 tahun: tablet konvensional diberikan 60 mg setiap 4–6 jam dengan dosis maksimal 240 mg/hari, sedangkan tablet lepas lambat diberikan 120 mg setiap 12 jam atau 240 mg setiap 24 jam
  • Anak 6‒11 tahun: 30 mg setiap 4‒6 jam, dosis maksimal 120 mg/24 jam
  • Tidak untuk anak usia <6 tahun[18]

Di Indonesia, pseudoephedrine umumnya tersedia dalam bentuk kombinasi, di antaranya:

  • Pseudoephedrine HCl 15 mg dan dextromethorphan 5 mg (contoh Triaminic® sirup): dosis anak 4‒11 tahun 5 mL setiap 4‒6 jam

Dosis Ephedrine:

  • Anak usia >12 tahun: 60 mg, 3 kali/hari
  • Anak usia 6‒12 tahun: 30 mg, 3 kali/hari
  • Tidak untuk anak usia <6 tahun[19]

Antihistamin

Studi meta analisis menunjukkan bahwa pemberian monoterapi antihistamin untuk ISPA pada anak tidak bermakna klinis. Data yang terbatas menunjukkan bahwa kombinasi antihistamin-analgesik dapat meringankan gejala ISPA pada kelompok anak yang lebih besar. Antihistamin sistemik yang dapat diberikan adalah antihistamin generasi pertama yaitu chlorpheniramine maleate (CTM), atau generasi kedua seperti cetirizine. Antihistamin generasi pertama memberikan efek samping sedatif yang lebih kuat.[5,20]

Dosis Chlorpheniramine Maleate:

  • Usia <2 tahun: efikasi dan keamanan belum terbukti
  • Usia 2−5 tahun: 1 mg diberikan setiap 4−6 jam, dosis maksimal 6 mg/hari
  • Usia 6−12 tahun: 2 mg diberikan setiap 4-6 jam, dosis maksimal 12 mg/hari
  • Usia >12 tahun: 4 mg diberikan setiap 4-6 jam, dosis maksimal 24 mg/hari
  • CTM tersedia dalam bentuk tablet/kaplet 4 mg dan 5 mg, serta sirup 2 mg/5 mL [20,21]

Dosis Cetirizine:

  • Usia <2 tahun: efikasi dan keamanan belum terbukti
  • Usia 2−6 tahun: dosis 2,5 mg diberikan sekali sehari, dosis dapat ditingkatkan menjadi 5 mg sekali sehari atau 2,5 mg 2 kali sehari, dosis maksimal 5 mg/hari
  • Usia >6 tahun: 5‒10 mg diberikan sekali sehari, dosis maksimal 10 mg/hari
  • Cetirizine tersedia dalam bentuk tablet 5 mg dan 10 mg; tablet salut 10 mg; kapsul 10 mg; serta sirup 5 mg/ 5 mL dan 10 mg/5 mL [20,22]

Mukolitik

Obat mukolitik dapat diberikan untuk ISPA pada anak disertai batuk berdahak, untuk membantu ekspektorasi dengan mengurangi viskositas sputum. Obat mukolitik tidak diberikan pada ISPA yang tidak disertai batuk, atau disertai batuk yang kering. Contoh obat mukolitik adalah guaifenesin dan ambroxol.[23,24]

Dosis Guaifenesin:

  • Usia 6−12 tahun: dosis 100−200 mg, diberikan 4 kali sehari, dengan dosis maksimal 1200 mg per hari
  • Usia >12 tahun: dosis 200−400 mg  setiap 4 jam, atau 600−1200 mg setiap 12 jam jika diberikan tablet lepas lambat, dosis maksimal 2400 mg/hari
  • Guaifenesin tersedia dalam bentuk tablet 100 mg, 200 mg, dan 400 mg; sirup 100 mg/5 mL; serta tablet lepas lambat 600 mg dan 1200 mg[23]

Dosis Ambroxol:

Ambroxol tablet 30 mg, diberikan dengan dosis sebagai berikut:

  • Usia 6−12 tahun: dosis 15−30 mg, 1−2 kali/hari
  • Usia >12 tahun: dosis 30 mg, 2‒3 kali/hari

Sedangkan ambroxol sirup 15 mg/5 mL, diberikan dosis sebagai berikut:

  • Usia < 2 tahun: dosis 2,5 mL, 2 kali/hari
  • Usia 2−6 tahun: dosis 2,5 mL, 3 kali/hari
  • Usia 6−12 tahun: dosis 5 mL, 2−3 kali/hari [24]

Antitusif

Diberikan dengan tujuan untuk meringankan batuk kering, tetapi antitusif tidak lagi direkomendasikan untuk batuk pada anak. Noscapine dan codeine dilarang keras untuk diberikan untuk anak usia <12 tahun, karena risiko efek samping serius seperti gangguan napas. [25]

Penelitian yang melibatkan 105 anak menyimpulkan bahwa madu lebih efektif dibandingkan dengan dextromethorphan atau tanpa pengobatan, dalam meredakan gejala batuk yang berhubungan dengan ISPA. Madu terbukti lebih efektif sebagai antitusif dengan efek samping lebih sedikit, dan dapat diberikan dengan aman untuk anak 12 bulan ke atas.[26]

Dosis Madu:

  • Usia 12 bulan ‒ 5 tahun: ½ sendok teh
  • Usia 6‒11 tahun: 1 sendok teh
  • Usia 12‒18 tahun: 2 sendok teh
  • Diberikan 1 kali setiap 30 menit sebelum tidur
  • Ukuran 1 sendok teh setara dengan 5 mL, tetapi dosis pemberian madu tidak harus tepat seperti obat[26]

Dosis Noscapine Drops 10 mg/mL:

  • Usia < 1 tahun: efikasi dan keamanan belum terbukti klinis.
  • Usia 1-6 tahun: 2 tetes, diberikan 3-4 kali sehari.
  • Usia 6-12 tahun: 5 tetes, diberikan 3-4 kali sehari.
  • Usia > 12 tahun: 10 tetes, diberikan 3-4 kali sehari[27]

Bila mengalami muntah berat, gangguan keseimbangan, dan halusinasi maka pengobatan segera dihentikan dan pasien dirujuk ke rumah sakit terdekat.[27]

Terapi Antiviral

Secara umum, pasien anak dengan ISPA tidak perlu diberikan antiviral. Namun, dapat diberikan pada kasus influenza A dan B dengan mempertimbangkan manfaat dan risiko pada setiap kasus sebelum meresepkan antiviral. Obat antiviral di antaranya oseltamivir.

Dosis Oseltamivir:

  • Usia <1 tahun: dosis 3 mg/kgBB, diberikan 2 kali/hari, selama 5 hari
  • Usia 1−12 tahun dengan berat badan ≤15 kg: dosis 30 mg, diberikan 2 kali/hari, selama 5 hari
  • Usia 1−12 tahun dengan berat badan >15−23 kg: dosis 45 mg, diberikan 2 kali/hari, selama 5 hari
  • Usia 1−12 tahun dengan berat badan >23−40 kg: dosis 60 mg, diberikan 2 kali/hari, selama 5 hari
  • Usia 1−12 tahun dengan berat badan >40 kg: dosis 75 mg diberikan 2 kali/hari, selama 5 hari
  • Usia >12 tahun: dosis 75 mg, diberikan 2 kali/hari, selama 5 hari
  • Sediaan oseltamivir dalam bentuk kapsul 75 mg, dan sirup kering 12 mg/mL [28,29]

Oseltamivir tidak memiliki aktivitas melawan virus corona, oleh karena itu obat antiviral ini telah salah dimasukkan dalam beberapa pedoman terapi COVID-19.

Terapi Antibiotik

Kebanyakan kasus ISPA tidak membutuhkan terapi antibiotik, termasuk ISPA pada anak. Namun, antibiotik dapat diberikan jika terbukti ISPA disebabkan oleh bakteri, seperti faringitis streptokokus grup A,  sinusitis bakterial, epiglotitis bakterial, pertusis, atau difteri. [4]

Antibiotik spektrum luas yang dapat diberikan adalah amoxicillin, cefixime, atau azithromycin.[30-32]

Amoxicillin

  • Dosis 40‒45 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3 dosis, diberikan selama 10 hari
  • Sediaan amoxicillin tersedia dalam bentuk sediaan tablet 500 mg, dan sirup kering 125 mg/5ml.[30]

Cefixime

  • Dosis 8 mg/kg/hari, terbagi dalam 1‒2 dosis, selama 7‒14 hari
  • Sediaan cefixime dalam bentuk tablet salut 100 mg dan 200 mg; kapsul 50, 100, dan 200 mg; serta sirup suspensi 100 mg/5 mL dan 200 mg/5 mL [31]

Azithromycin

  • Dosis: 12 mg/kg/hari, dosis tunggal, selama 5 hari.

Sediaan azithromycin dalam bentuk tablet 500 mg, dan sirup kering 200 mg/5 mL [32]

Referensi

1. Thomas M, Bomar PA. Upper Respiratory Tract Infection Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532961/
2. Elmore D, Yaslam B, Putty K, et al. Is Fever a Red Flag for Bacterial Pneumonia in Children With Viral Bronchiolitis?. Glob Pediatr Health. 2019;6:2333794X19868660
3. Meneghetti A. Upper Respiratory tract infection. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/302460-overview#a1
4. Normansell R, Sayer B, Waterson S, Dennett EJ, Del Forno M, Dunleavy A. Antibiotics for exacerbations of asthma. Cochrane Airways Group, editor. Cochrane Database Syst Rev. 2018 (http://doi.wiley.com/10.1002/14651858.CD002741.pub2)
5. Fitzsimons R, van der Poel L, Thornhill W, et al. Antihistamine use in children. Archives of Disease in Childhood - Education and Practice 2015;100:122-131
6. Morice A, Kardos P. Comprehensive evidence-based review on European antitussives. BMJ Open Respir Res. 2016 Aug 5;3(1):e000137. doi: 10.1136/bmjresp-2016-000137. PMID: 27547407; PMCID: PMC4985807.
7. Eccles R, Fietze I, Rose UB. Rationale for Treatment of Common Cold and Flu with Multi-Ingredient Combination Products for Multi-Symptom Relief in Adults. Open Journal of Respiratory Diseases. 2014;4:73-82.
8. Faizan U, Rouster AS. Nutrition and Hydration Requirements In Children and Adults. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562207/
9. Kramer A, Eggers M, Hübner NO, Walger P, Steinmann E, Exner M. Virucidal gargling and virucidal nasal spray. GMS Hyg Infect Control. 2021;16:Doc02.
10. Gerriets V, Anderson J, Nappe TM. Acetaminophen. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482369/,
11. Ngo VTH, Bajaj T. Ibuprofen Treasure Island (FL): Stat Pearls Publishing; 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542299/
12. Dokuyucu R, Gokce H, Sahan M, et al. Systemic side effects of locally used oxymetazoline. Int J Clin Exp Med. 2015;8(2):2674-2678.
13. Chen H, Feng Y, Wang K, Yang J, Du Y. Association between inhaled corticosteroids and upper respiratory tract infection in patients with chronic obstructive pulmonary disease: a meta-analysis of randomized controlled trials. BMC Pulm Med. 2020;20(1):282
14. MIMS. Oxymetazoline. 2024. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/oxymetazoline?mtype=generic
15. Casale M, Moffa A, Cassano M, et al. Saline nasal irrigations for chronic rhinosinusitis: From everyday practice to evidence-based medicine. An update. Int J Immunopathol Pharmacol. 2018;32:2058738418802676.
16. Grasso M, de Vincentiis M, Agolli G, Cilurzo F, Grasso R. The effectiveness of long-term course of Sterimar Mn nasal spray for treatment of the recurrence rates of acute allergic rhinitis in patients with chronic allergic rhinitis. Drug Des Devel Ther. 2018;12:705-709.
17. Deckx L, De Sutter AI, Guo L, Mir NA, van Driel ML. Nasal decongestants in monotherapy for the common cold. Cochrane Database Syst Rev. 2016;10(10):CD009612.
18. MIMS. Pseudoephedrine. 2024. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/pseudoephedrine?mtype=generic
19. MIMS. Ephedrine. 2024. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ephedrine/?type=brief&mtype=generic
20. Farzam K, Sabir S, O'Rourke MC. Antihistamines. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538188/
21. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 5281068, Chlorpheniramine maleate. 2021. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Chlorpheniramine-maleate.
22. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 55182, Cetirizine hydrochloride. 2021. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Cetirizine-hydrochloride.
23. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 3516, Guaifenesin. 2021. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Guaifenesin.
24. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 2132, Ambroxol. 2021.https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Ambroxol.
25. Morice A, Kardos P. Comprehensive evidence-based review on European antitussives. BMJ Open Respir Res. 2016;3(1):e000137.
26. Paul IM, Beiler J, McMonagle A, Shaffer ML, Duda L, et al. Effect of Honey, Dextromethorphan, and No Treatment on Nocturnal Cough and Sleep Quality for Coughing Children and Their Parents. Arch Pediatr Adolesc Med.
27. MIMS. Noscapine. 2020. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/mercotin
28. Publishing; 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538216/
29. Kajian Farmakoterapi Pengobatan COVID-19. Perhimpunan Dokter Spesialis Farmakologi Klinik Indonesia (PERDAFKI). Jakarta. April 2020.
30. Informatorium Obat COVID-19 di Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Maret 2020. Hal:52-56
31. Akhavan BJ, Khanna NR, Vijhani P. Amoxicillin. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482250/
32. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 5362065, Cefixime. 2021. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Cefixime.
33. Sandman Z, Iqbal OA. Azithromycin. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557766/

Pasien Dewasa - Panduan e-Prescr...

Artikel Terkait

  • Suplementasi Vitamin D untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan
    Suplementasi Vitamin D untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan
  • Hati-Hati Pemberian Obat Batuk Bebas pada Anak
    Hati-Hati Pemberian Obat Batuk Bebas pada Anak
  • Antibiotik pada Anak dengan Batuk Berdahak Kronis
    Antibiotik pada Anak dengan Batuk Berdahak Kronis
  • Madu untuk Mengatasi Batuk: Apakah Efektif
    Madu untuk Mengatasi Batuk: Apakah Efektif
  • Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika
    Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Nabel
Dibalas 11 April 2025, 15:05
Pseudoefedrin sudah bisa diresepkan dari My Patient Alomedika?
Oleh: dr.Nabel
1 Balasan
Alo Dokter, kupikir resep pseudoefedrin tidak bisa diberikan secara online. Tetapi, kemarin saat saya coba kirim resep dari My Patient Alomedika, saya bisa...
dr.Meidina
Dibalas 08 April 2025, 15:50
Pengalaman tulis resep di fitur My Patient Alomedika
Oleh: dr.Meidina
2 Balasan
Gak nyangka bakal semudah ini buat bantu saudara saat lebaran di Bandung kemarin. Hari ke-2 lebaran kemarin, ada saudara yang mengeluh batuk pilek dan...
Anonymous
Dibalas 04 April 2025, 07:58
Kapan kita berikan terapi farmakologi pada pasien bayi dengan keluhan pilek?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya. Bagaimana memulai terapi farmakologi pasien bayi dgn keluhan pilek, bersin? Kapan dikombinasi dengan irigasi nasal dok?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.