Edukasi dan Promosi Kesehatan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Edukasi infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) adalah menjaga kesehatan tubuh melalui makanan bergizi seimbang, menjaga kebersihan, dan vaksinasi.
Edukasi Pasien
Pada pasien ISPA, hal yang harus diedukasi adalah untuk menghindari penularan kepada orang lain. Minta pasien untuk menutup hidung dan mulut ketika bersin, kemudian segera membuang tisu yang sudah dipakai. Setelah itu, pasien harus mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Saat berada di tempat umum, sebaiknya pasien menggunakan masker bedah terstandar.
Pada pasien dengan difteri, pasien sebaiknya tetap tinggal di rumah setidaknya selama 48 jam setelah terapi antibiotik dimulai. Pada pasien pertusis, pasien sebaiknya diisolasi selama 5 hari. [2,7]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Penggunaan vaksin sudah umum digunakan untuk mencegah berbagai jenis ISPA, seperti difteri, pertussis, Haemophilus influenzae B (HiB), dan influenza. Vaksin-vaksin tersebut dapat menurunkan insidensi ISPA pada anak.
Vaksin difteri, pertusis, dan Hib sudah termasuk ke dalam vaksinasi wajib bayi yang telah diatur melalui program pemerintah. Ketiganya direkomendasikan untuk diberikan pada saat usia anak 2,3, dan 4 bulan dalam bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B dan tetanus.
Vaksin influenza belum menjadi vaksin wajib. Sebaiknya vaksinasi influenza diberikan 1 kali dalam setahun. [1,2]
Penggunaan suplementasi vitamin D juga dilaporkan dapat mencegah infeksi saluran pernapasan. Efek protektif vitamin D ini terutama tampak signifikan pada orang dengan defisiensi vitamin D karena vitamin D berperan penting dalam menjaga sistem imun tubuh.