Penatalaksanaan Kanker Sinonasal
Penatalaksanaan kanker sinonasal meliputi tindakan reseksi, misalnya dengan endoskopi transnasal, diikuti radioterapi atau kemoradiasi adjuvan. Diseksi leher radikal atau radioterapi leher elektif hanya direkomendasikan pada pasien dengan keterlibatan nodus limfatik.[2,7]
Pembedahan
Pilihan tata laksana awal umumnya adalah tindakan reseksi, pembedahan radikal untuk menghilangkan massa dan menjaga drainase sinus. Pembedahan eksploratif mungkin diperlukan untuk menentukan apakah massa operable.
Selain itu, penting untuk direncanakan rekonstruksi dan rehabilitasi dengan tujuan perbaikan fungsi dan kosmetik pasien. Saat ini, pembedahan banyak menggunakan endoskopi transnasal apabila memungkinkan, karena minimal invasif dengan komplikasi postoperasi yang lebih rendah. Tujuan operasi adalah reseksi dengan batas pengangkatan yang bebas tumor.[2,20]
Kontraindikasi operasi antara lain metastasis jauh, invasi otak luas, invasi basis cranii media, dan infiltrasi nervus atau kiasma optik bilateral. Untuk jenis limfoma, kemoterapi lebih dipilih. Pengangkatan bola mata mungkin diperlukan jika telah terjadi invasi yang ekstensif ke orbita.
Apabila terdapat keterlibatan nodus limfa leher, maka dapat dilakukan diseksi leher radikal. Pada stadium T3 dan T4, tindakan profilaksis dengan diseksi nodus ipsilateral dapat dipertimbangkan. Tindakan operasi kemudian dilanjutkan dengan radioterapi sesuai indikasi bila diperlukan pada stadium T1 dan T2, sedangkan untuk T3 dan T4 disarankan melakukan radioterapi adjuvan karena lebih tingginya risiko rekurensi.[2,20]
Radioterapi
Radioterapi disarankan sebagai terapi pascapembedahan. Pada stadium T1 dan T2, radioterapi postoperasi diindikasikan bila:
- Terdapat batas/margin atau batas yang tidak jelas, atau
- Terdapat faktor yang dapat memperburuk prognosis, misalnya gambaran histologi seperti karsinoma kistik adenoid atau karsinoma tidak terdiferensiasi, tumor stadium lanjut, dan ekstensi tumor ke perineural[2,20]
Pada stadium T3 maupun T4 radioterapi adjuvan dan radioterapi profilaksis pada leher ipsilateral perlu dipertimbangkan. Hal ini karena tingginya risiko rekurensi pada stadium ini. Radioterapi radikal jarang dilakukan, dan diindikasikan bila pasien tidak dapat menjalankan operasi reseksi (karena penolakan atau unfit untuk operasi) maupun tumor unresectable.[20]
Radioterapi dapat menimbulkan berbagai efek samping, seperti retinopati, glaukoma, keratitis, oklusi arteri retina sentral, hingga kebutaan. Target terapi perlu mencakup antrum maksila dan meliputi sinus hemiparanasal. Orbita dan area sekitarnya sebaiknya dieksklusi, kecuali jika tidak memungkinkan.
Pasien yang menjalani terapi radiasi eksternal (external-beam radiation therapy) yang melibatkan kelenjar tiroid atau hipofisis berisiko mengalami hipotiroidisme. Lakukan pemeriksaan fungsi tiroid sebagai pemantauan.[2]
Kemoterapi
Kemoterapi dipertimbangkan pada kondisi di mana tumor unresectable, penolakan tindakan reseksi oleh pasien, atau pasien tergolong unfit untuk menjalankan operasi. Kemoradiasi sebagai kombinasi tindakan operasi disarankan pada kanker sinonasal rekuren. Kemoterapi telah dilaporkan efektif pada pasien dengan karsinoma sel skuamosa area kepala leher sebagai terapi paliatif dan dapat meningkatkan kesintasan serta kualitas hidup pasien.
Pilihan kemoterapi dapat mencakup cisplatin, fluorouracil, dan methotrexate. Belum terdapat bukti yang cukup untuk kemoterapi neoadjuvan, walaupun secara teori dapat mengecilkan ukuran tumor dan mengurangi risiko morbiditas.[2,20]
Pemilihan Terapi Berdasarkan Stadium
Pada prinsipnya, pemilihan terapi kanker sinonasal bersifat individual, tergantung pada kondisi klinis masing-masing pasien. Secara umum, terapi dapat dipilih berdasarkan stadium dan jenis kanker yang terjadi.
Stadium I
Untuk kanker stadium I, terapi dapat dipertimbangkan berdasarkan lokasi tumor, yaitu:
- Tumor sinus maksilaris dilakukan reseksi bedah, dapat diikuti radioterapi tergantung batas bebas tumor dari lesi.
- Tumor sinus ethmoidalis, dipilih external-beam radiation therapy pada lesi yang tidak dapat direseksi. Jika lesi terlokalisir, dapat dilakukan reseksi, tetapi umumnya diperlukan reseksi ethmoid, maksila, atau orbita. Jika lesi dapat direseksi, pembedahan perlu dilanjutkan dengan terapi radiasi.
- Tumor sinus sphenoidalis dipilih radioterapi dengan pendekatan yang serupa dengan kanker nasofaring
- Tumor kavitas nasal dipilih pembedahan jika lesi melibatkan septum. Radioterapi lebih disenangi untuk lesi dinding lateral dan superior. Sementara itu, pembedahan dan radioterapi umumnya diperlukan pada lesi di septum dan dinding lateral
- Tumor vestibula nasal yang berukuran kecil, dipilih pembedahan apabila tidak menyebabkan deformitas atau membutuhkan rekonstruksi. Di luar itu, radioterapi lebih disenangi[2]
Stadium II
Untuk kanker sinonasal stadium II, terapi berdasarkan lokasi tumor dapat dipertimbangkan sebagai berikut:
- Tumor sinus maksilaris dilakukan reseksi bedah dengan radioterapi dosis tinggi sebelum dan setelah operasi
- Tumor sinus ethmoidalis lebih dipilih external-beam radiation therapy dan umumnya memberi luaran lebih baik dibanding pembedahan. Jika lesi terlokalisir, dapat dilakukan reseksi, tetapi umumnya diperlukan reseksi ethmoid, maksila, atau orbita. Jika lesi dapat direseksi, pembedahan perlu dilanjutkan dengan terapi radiasi
- Tumor sinus sphenoidalis lebih dipilih radioterapi dengan pendekatan yang serupa dengan kanker nasofaring. Kemoterapi dapat dipertimbangkan sesuai klinis pasien
- Tumor kavitas nasal dipilih pembedahan dan radioterapi pada lesi yang melibatkan septum. Radioterapi lebih disenangi untuk lesi pada dinding lateral dan superior, dapat diikuti dengan kemoterapi
- Tumor vestibula nasal berukuran kecil, dipilih pembedahan apabila tidak menyebabkan deformitas atau membutuhkan rekonstruksi. Di luar itu, radioterapi lebih disenangi[2]
Stadium III
Untuk kanker sinonasal stadium III, dapat dipertimbangkan terapi berdasarkan lokasi tumor sebagai berikut:
- Tumor sinus maksilaris dipilih reseksi bedah dengan radioterapi dosis tinggi sebelum dan setelah operasi
- Tumor sinus ethmoidalis dipilih reseksi kraniofasial yang diikuti radioterapi umumnya menjadi pilihan tata laksana
- Tumor sinus sphenoidalis dipilih radioterapi dengan pendekatan yang serupa dengan kanker nasofaring. Kemoterapi dapat dipertimbangkan sesuai kondisi klinis pasien
- Tumor kavitas nasal terapi sesuai klinis pasien, dapat melibatkan tindakan bedah saja, radioterapi saja, atau kombinasi keduanya, dengan atau tanpa kemoterapi
- Tumor vestibulum nasal lebih dipilih radioterapi lebih disenangi untuk meminimalisir deformitas. Pembedahan dipertimbangkan jika opsi lain tidak memungkinkan[2]
Stadium IV
Terapi kanker sinonasal stadium IV berdasarkan lokasi tumor adalah:
- Tumor sinus maksilaris umumnya dipilih radioterapi dosis tinggi karena telah terdapat perluasan lesi ke basis kranium dan nasofaring. Jika radioterapi tidak diikuti pembedahan, pastikan drainase sinus baik
- Tumor sinus ethmoidalis dilakukan reseksi kraniofasial yang diikuti radioterapi sebelum dan setelah operasi umumnya menjadi pilihan tata laksana. Kemoterapi dapat dipertimbangkan pada pasien
- Tumor sinus sphenoidalis dipilih radioterapi dengan pendekatan yang serupa dengan kanker nasofaring. Kemoterapi dapat dipertimbangkan sesuai klinis pasien
- Tumor kavitas nasal dipilih terapi sesuai klinis pasien, dapat tindakan bedah saja, radioterapi saja, atau kombinasi keduanya, dengan atau tanpa kemoterapi
- Tumor vestibulum nasal lebih dipilih radioterapi untuk meminimalisir deformitas. Pembedahan dipertimbangkan jika opsi lain tidak memungkinkan[2]
Pemilihan Terapi Berdasarkan Stadium dan Jenis Tumor
Jenis tumor adalah melanoma, sarkoma, atau kasus midline granuloma. Pemilihan terapi berdasarkan jenis tumor dan stadiumnya adalah:
Stadium I
Pada melanoma dan sarkoma stadium I, eksisi bedah dipilih jika memungkinkan. Pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi umumnya diperlukan pada kasus rhabdomyosarcoma. Pada kasus midline granuloma stadium I, dilakukan terapi radiasi pada kavitas nasal dan sinus paranasal.[2]
Stadium II
Pada melanoma dan sarkoma stadium II, eksisi bedah dipilih jika memungkinkan. Pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi umumnya diperlukan pada kasus rhabdomyosarcoma. Pada midline granuloma, terapi radiasi pada kavitas nasal dan sinus paranasal dapat dipilih.[2]
Stadium III
Pada melanoma dan sarkoma stadium III, eksisi bedah dipilih jika memungkinkan. Pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi umumnya diperlukan pada kasus rhabdomyosarcoma. Midline granuloma stadium III dapat dilakukan terapi radiasi pada kavitas nasal dan sinus paranasal.[2]
Stadium IV
Pada melanoma dan sarkoma stadium IV, eksisi bedah dipilih jika memungkinkan. Radioterapi dan berbagai kombinasi agen kemoterapi umumnya diperlukan. Sedangkan kasus midline granuloma dipilih terapi radiasi pada kavitas nasal dan sinus paranasal.[2]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli