Patofisiologi Laringitis
Patofisiologi laringitis adalah inflamasi pada laring yang disebabkan infeksi atau trauma. Inflamasi ini akan mengganggu vibrasi plika vokalis dan menghasilkan gejala laringitis.
Patogenesis
Laring terdiri dari ikatan muskulokartilago yang dilapisi oleh mukosa. Terdapat tiga regio laring, yaitu supraglotis (mencakup epiglotis dan aritenoid), glotis (mencakup plika vokalis), dan subglotis. Pada daerah ini terdapat empat kartilago mayor yang menopang struktur laring, yaitu kartilago tiroid, kartilago krikoid, epiglotis, dan sepasang kartilago aritenoid. Muskulus intrinsik pada laring menempel pada kartilago aritenoid dan mempengaruhi posisi, panjang, dan torsi plika vokalis. [5]
Inflamasi pada daerah laring dapat disebabkan oleh paparan inhalan yang menyebabkan iritasi, penyebaran infeksi secara hematogen, sekresi infektif, atau iritasi dari trauma kontak. Inflamasi ini akan mengganggu vibrasi plika vokalis dan menghasilkan gejala laringeal. Inflamasi dapat terjadi di area supraglotis, glotis, maupun subglotis.
Paparan secara berulang terhadap refluks lambung yang berisi asam hidroklorida dan pepsin akan mengiritasi mukosa dan menyebabkan inflamasi. [1,2]
Jika penyebab inflamasi tidak teratasi selama lebih dari 3 minggu, maka laringitis akut berprogresi menjadi laringitis kronik. Pada kondisi kronik, terdapat perubahan histopatologi akibat proses inflamasi berulang dan penyembuhan luka yang tidak sempurna. [1]