Penatalaksanaan Mastoiditis
Penatalaksanaan mastoiditis dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik sesuai kultur dan tindakan pembedahan bila tidak didapatkan resolusi dalam 48 jam pertama terapi medikamentosa yang sesuai. Tindakan pembedahan antara lain seperti miringotomi, timpanosentesis, mastoidektomi, timpanostomi, dan timpanoplasti.[2]
Berobat Jalan
Mastoiditis memerlukan antibiotik intravena dengan, dengan antibiotik empiris yang dapat diberikan adalah golongan cephalosporin, seperti ceftriaxone, sambil menunggu hasil kultur. Terapi dengan antibiotik oral berdasarkan berbagai studi tidak efektif dan menyebabkan timbulnya komplikasi.[2,35]
Persiapan Rujukan
Pada fasilitas kesehatan tingkat pertama, dokter umum harus mampu membuat diagnosis dan penanganan awal sesuai kegawatdaruratannya kemudian melakukan rujukan. Pasien dengan mastoiditis dapat datang dengan komplikasi, seperti meningitis, walaupun jarang. Pada keadaan ini, stabilisasi kondisi klinis diperlukan sebelum merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.[2,35,36]
Medikamentosa
Medikamentosa pada mastoiditis adalah dengan pemberian antibiotik dan terapi suportif.
Terapi Antibiotik
Pemberian antibiotik pada mastoiditis diberikan secara empiris sambil menunggu hasil kultur. Antibiotik awal yang bisa digunakan adalah antibiotik dengan spektrum luas dan sebaiknya dapat menembus sawar darah otak. Setelah hasil kultur keluar, antibiotik dapat diganti dan disesuaikan dengan hasil kultur, sensitivitas, dan kondisi pasien.
Antibiotik disarankan diberikan secara intravena selama minimal 7–10 hari atau sampai pasien bebas demam dan pembengkakan berkurang setelah 2–3 hari terapi. Setelah itu, pemberian antibiotik dapat dilanjutkan secara oral, dengan total lama terapi yaitu 4 minggu pada kasus akut dan 6 minggu pada kasus kronis.[20–22]
Jenis antibiotik yang dapat digunakan dalam penatalaksanaan mastoiditis yakni:
Vancomycin, dosis 15 mg/kgBB IV setiap 6 jam
Ceftriaxone, dosis 50 mg/kgBB IV sehari sekali dengan dosis maksimal 2 g per hari
Amoxicillin–clavulanate, dosis 1,2 g IV setiap 8 jam
Piperacillin–tazobactam, dosis 3 kali 100 mg/kgBB IV dengan dosis maksimal 4 gram pada komponen piperacillin
- Ampicillin-sulbactam, dosis 50 mg/kgBB IV setiap 6 jam, dengan dosis maksimal 2 g per pada dosis ampicillin
Clindamycin, dosis 3 kali 800 mg IV
Metronidazole, dosis 500 mg IV setiap 8 jam[20-22]
Pada kasus mastoiditis akut disarankan menggunakan antibiotik ampicillin–sulbactam, bisa dikombinasikan dengan vancomycin apabila disertai komplikasi dan infeksi berat. Selain itu, dapat pula kombinasi antara ceftriaxone dengan vancomycin atau ceftriaxone dengan clindamycin.
Sedangkan pada kasus mastoiditis kronis disarankan menggunakan piperacillin-tazobactam dan boleh dikombinasikan dengan vancomycin apabila ada keterlibatan methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).[20-22]
Terapi Suportif
Terapi medikamentosa lain pada kasus mastoiditis adalah terapi simptomatik untuk pereda demam dan nyeri, seperti paracetamol, ibuprofen, dan dexamethasone. Pemberian antipiretik untuk menurunkan demam tidak selalu diperlukan, terutama apabila pasien sudah mendapatkan terapi definitif yang adekuat. Pemberian antipiretik dapat diindikasikan pada demam >38OC atau tanda toxic looking pasien.[37]
Pembedahan
Tindakan pembedahan atau operasi pada kasus mastoiditis dapat berupa miringotomi, timpanosentesis, mastoidektomi, timpanoplasti, atau timpanostomi.
Mastoidektomi, Timpanoplasti, dan Timpanostomi
Tindakan seperti miringotomi dan timpanosentesis dilakukan untuk meringankan gejala pasien dan juga berguna untuk mengambil spesimen untuk pemeriksaan kultur. Sedangkan tindakan seperti mastoidektomi, timpanoplasti, dan timpanostomi lebih disarankan apabila terdapat abses subperiosteal, kolesteatoma, osteitis, komplikasi intrakranial, otorea yang berlangsung ≥2 minggu setelah terapi antibiotik, pada pasien anak, dan perbaikan yang sangat minim setelah diberikan antibiotik intravena selama 1–2 hari.[5,23,24]
Mastoidektomi adalah tindakan operasi untuk membuang mastoid air cells yang terinfeksi. Prosesnya diawali dengan tindakan insisi pada postauricular lalu pengeboran untuk menembus korteks mastoid menggunakan drill. Setelah itu, area mastoid yang mengalami granulasi disertai mukosa yang bengkak diangkat, sumbatan di antrum dibebaskan, lalu dilakukan insisi dan drainase. Drain akan dipasang setidaknya selama 2 hari.[38]
Pada saat mastoidektomi dilakukan, biasanya tube tympanostomy juga dipasang di membran timpani untuk meringankan supurasi dan inflamasi, membuat drainase, menurunkan tekanan, serta sebagai akses pemberian obat tetes, seperti antibiotik dan steroid. Pemberian obat tetes antibiotik dan steroid dilanjutkan hingga ada perbaikan klinis, terutama untuk keluhan otorrhea. Pada beberapa kasus, timpanoplasti juga perlu dilakukan untuk memperbaiki struktur atau rekonstruksi membran timpani.[39]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli