Diagnosis Trauma Aurikula
Diagnosis trauma aurikula umumnya dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dan tidak dibutuhkan pemeriksaan penunjang. Pasien trauma yang datang ke instalasi gawat darurat (IGD) harus selalu melalui evaluasi kedaruratan menyeluruh, baru kemudian mendapatkan penanganan trauma aurikula.
Anamnesis
Anamnesis secara umum mirip dengan anamnesis trauma lainnya, yang dilakukan setelah evaluasi awal trauma. Evaluasi awal trauma mencakup airway, breathing, dan circulation (ABC).[7]
Untuk anamnesis trauma, perlu diingat singkatan AMPLE yang terdiri dari:
Allergy: riwayat alergi baik terhadap obat sistemik maupun topikal
Medication: obat-obatan yang saat ini sedang dikonsumsi
Previous medical history: riwayat penyakit terdahulu
Last meal: kapan dan jenis apa makanan terakhir
Events related to injury: kejadian yang berhubungan dengan trauma[6]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik trauma secara umum dan keseluruhan harus dilakukan sebelum pemeriksaan khusus pada telinga. Pemeriksaan umum meliputi evaluasi trauma pada area tubuh lain, dan evaluasi kegawatdaruratan terutama pada trauma kepala dan leher.[7]
Pemeriksaan fisik cedera daun telinga biasanya akan langsung terlihat dengan inspeksi. Pada hematoma aurikula, akan tampak pinna yang edema, berfluktuasi, ekimosis, dan hilangnya landmark kartilago normal. Sedangkan pada laserasi aurikula, evaluasi apakah terjadi cedera hingga kartilago atau terjadi avulsi.[1]
Diagnosis Banding
Tidak ada diagnosis banding untuk kondisi trauma aurikula. Cedera daun telinga ini dapat ditegakkan hanya dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Namun pemeriksa harus memikirkan kemungkinan adanya cedera pada area lain di kepala dan leher akibat trauma.[7]
Pemeriksaan Penunjang
Trauma aurikula soliter biasanya tidak membutuhkan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang seperti pencitraan kepala dan leher biasanya dilakukan apabila terdapat kecurigaan trauma pada area lain selain aurikula.[1,7]