Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Trauma Aurikula general_alomedika 2024-11-21T11:53:31+07:00 2024-11-21T11:53:31+07:00
Trauma Aurikula
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Trauma Aurikula

Oleh :
dr. Monik Alamanda
Share To Social Media:

Penatalaksanaan trauma aurikula sangat bergantung pada presentasi kerusakan. Tindakan pembedahan dibutuhkan pada kondisi laserasi, avulsi, amputasi, dan hematoma aurikula. Perlu diingat bahwa penutupan primer tidak boleh dilakukan apabila terdapat tanda-tanda inflamasi yang jelas, seperti eritema, rasa panas, bengkak, atau pus.[7–9]

Pemberian Antibiotik

Pada kondisi inflamasi, wet-dry dressing perlu dilakukan, yaitu aurikula ditutup dengan kasa yang dibasahi dengan cairan salin normal untuk mempercepat penyembuhan luka sekunder. Selain itu, dapat diberikan antibiotik yang mempenetrasi flora normal kulit dan kanal telinga, seperti penisilin atau klindamisin.[8]

Apabila terdapat kartilago yang terbuka, pilihan antibiotik adalah yang dapat mempenetrasi kartilago, seperti kuinolon, untuk mencegah kondritis.[1]

Laserasi Aurikula

Tata laksana laserasi aurikula sebaiknya dilakukan sesegera mungkin, yaitu kurang dari 12 jam atau maksimal 24 jam sejak trauma terjadi. Apabila laserasi cukup dalam hingga terlihat kartilago, rekonstruksi harus dilakukan segera untuk mencegah komplikasi, seperti infeksi, kondritis, nekrosis, dan deformitas (cauliflower ear).[9]

Tindakan penjahitan laserasi aurikula dapat ditunda jika pasien datang >24 jam sejak trauma, luka telah terinfeksi, atau pasien memiliki risiko infeksi tinggi, seperti diabetes melitus yang tidak terkontrol.[9]

Pasien harus dirujuk ke spesialis THT-KL (telinga hidung tenggorok-bedah  kepala leher) atau spesialis bedah plastik jika laserasi luas atau mencapai kanal auditori eksternal.[9]

Prosedur Anestesi

Sebelum penjahitan, dilakukan anestesi perifer dengan ear nerve atau ring block. Injeksi secara langsung ke telinga tengah dapat menyebabkan pasien merasa nyeri dengan intensitas tinggi, dan tenaga kesehatan berisiko tinggi tertusuk jarum.[10]

Ear nerve block adalah injeksi berbentuk V pada inferior telinga, dan V terbalik pada superior telinga. Teknik ini lebih diutamakan daripada anestesi pada area luka, karena infiltrasi anestesi di area luka akan mengaburkan landmark anatomi sehingga menyulitkan reparasi.[7,9]

Anestesi sebaiknya menggunakan lidokain atau bupivacaine dengan atau tanpa epinefrin. Penambahan epinefrin sebelumnya dikontraindikasikan karena risiko iskemia hingga nekrosis. Namun, literatur-literatur terbaru menunjukkan rendahnya risiko tersebut, sehingga penggunaan epinefrin pada anestesi lokal telinga sebaiknya dilakukan secara bijak.[10]

Prosedur Penjahitan

Penjahitan laserasi aurikula sebaiknya menggunakan jarum berukuran kecil (27−30 G), dan benang absorbable maupun nonabsorbable dengan ukuran 5-0 atau 6-0. Benang non absorbable sebaiknya hanya digunakan apabila pasien dapat kembali kontrol dalam 5−7 hari untuk pengangkatan jahitan (aff hecting).[9]

Untuk penjahitan kartilago atau perikondrium, gunakan benang jahit absorbable monofilament, seperti monocryl atau PDS berukuran 6.0, karena memiliki kekuatan afirmasi yang dapat bertahan hingga 30 hari dengan reaksi jaringan minimal. Penjahitan tidak boleh melewati kartilago, tetapi hanya pada perikondrium untuk mendekatkan kartilago. Vaskularisasi kartilago kurang baik sehingga membutuhkan waktu pulih yang lebih lama.[7,9]

Avulsi Aurikula

Avulsi parsial, dengan sisa aurikula yang cukup banyak dan pengisian kapiler yang adekuat pada segmen paling distal dari luka, dapat direkonstruksi di fasilitas kesehatan primer atau di instalasi gawat darurat. Sementara itu, avulsi total atau parsial dengan sisa aurikula yang sedikit sebaiknya dirujuk ke spesialis THT-KL atau bedah plastik.[9]

Pasien avulsi aurikula juga harus dirujuk ke spesialis THT-KL atau spesialis bedah plastik jika terlihat tanda kerusakan pada telinga tengah atau dalam, dan fraktur basis cranii. Pada kasus avulsi hampir total dengan sisa kulit 6 mm, daun telinga biasanya dapat disambungkan kembali jika suplai vaskularisasi baik.[8]

Amputasi Aurikula

Kasus amputasi aurikula harus segera dirujuk ke spesialis THT-KL atau spesialis bedah plastik untuk dilakukan rekonstruksi. Pada amputasi berukuran diameter <15 mm, penyambungan dapat segera dilakukan. Pada amputasi dengan diameter >15 mm, diperlukan maneuver yang lebih kompleks seperti teknik Baudet atau replantasi mikrovaskular untuk mengembalikan vaskularisasi.[1]

Hematoma Aurikula

Hematoma aurikula harus segera dievakuasi. Hematoma >2 cm membutuhkan insisi drainase, sedangkan hematoma <2 cm cukup dengan aspirasi jarum. Namun, literatur-literatur terbaru sudah tidak menyarankan aspirasi jarum karena memiliki risiko rekurensi yang tinggi.[11]

Follow up

Berikut adalah tindakan follow up yang perlu dilakukan pada trauma aurikula:

  • Setelah reparasi dilakukan, telinga sebaiknya ditutup dengan compression dressing, untuk menutup ruang yang terbentuk antara perikondrium dan kartilago sehingga tidak terjadi rekurensi.
  • Segera rujuk ke dokter spesialis THT atau bedah plastik setelah penanganan awal untuk evaluasi lebih lanjut.
  • Setelah luka sembuh, evaluasi kosmetik sangat diperlukan. Apabila diinginkan, rekonstruksi sekunder dapat ditawarkan pada pasien.[1,7,11]

 

Direvisi oleh: dr. Meva Nareza Trianita

Referensi

1. Welch CM, Brown KD. Diseases of the External Ear. In: Lalwani AK, editor. Current Diagnosis & Treatment Otolaryngology—Head and Neck Surgery. 4th ed. New York, NY: McGraw-Hill Education; 2020. https://accessmedicine.mhmedical.com/content.aspx?aid=1169079267
7. Stover EC. Maxillofacial & Neck Trauma. In: Stone CK, Humphries RL, editors. CURRENT Diagnosis & Treatment: Emergency Medicine. 8th ed. New York, NY: McGraw-Hill Education; 2017. https://accessmedicine.mhmedical.com/content.aspx?aid=1176287703
8. Assessment and management of auricle (ear) lacerations - UpToDate. 2023. https://www.uptodate.com/contents/assessment-and-management-of-auricle-ear-lacerations/print?topicRef=86127&source=see_link
9. Williams C, Sternard B. Complex Ear Lacerations. StatPearls. 2023 Aug 6. https://www.statpearls.com/ArticleLibrary/viewarticle/20842
10. Kravchik L, Ng M, VanHoy TB. Ear Nerve Block. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538506/
11. Krogmann RJ, Jamal Z, King KC. Auricular Hematoma. StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK531499/

Diagnosis Trauma Aurikula
Prognosis Trauma Aurikula
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 22 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 21 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.