Patofisiologi Epididimitis
Patofisiologi epididimitis dapat bersifat infeksius atau noninfeksius. Epididimitis infeksius umumnya diakibatkan oleh infeksi saluran kemih yang menyebar ke epididimis, sedangkan yang tidak berhubungan dengan infeksi belum diketahui secara pasti.[2,3,5,6]
Epididimitis Infeksius
Infeksi bakteri sampai sekarang merupakan penyebab yang paling sering ditemukan pada pasien epididimitis. Epididimitis umumnya terjadi akibat infeksi menular seksual, seperti infeksi klamidia dan gonorrhoeae, yang kemudian diikuti dengan migrasi patogen ke traktus genitourinaria.[2,5]
Rute infeksi yang sering terjadi adalah penjalaran patogen secara retrograde ascending, dari uretra dan kandung kemih menuju duktus ejakulatorius dan vas deferens. Penyebaran patogen juga dapat terjadi melalui jalur limfatik korda spermatikus.[2,5]
Epididimitis juga dapat terjadi akibat penyebab yang tidak berhubungan dengan infeksi menular seksual. Epididimitis yang berhubungan dengan infeksi saluran kemih ini dapat disebabkan oleh aliran balik atau stagnasi urine.[2,5]
Patofisiologi Epididimitis Noninfeksius
Penyebab noninfeksi sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Pada epididimitis akibat penggunaan amiodarone, terdapat hipotesis yang mengatakan bahwa akumulasi dari konsentrasi tinggi obat amiodarone dan metabolitnya terjadi pada jaringan epididimal. Selain itu, perubahan histologis juga ditemukan, seperti fibrosis epididimal fokal dan infiltrasi limfositik.[3,6]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini