Penatalaksanaan Epididimitis
Tujuan penatalaksanaan epididimitis adalah untuk menurunkan gejala, eradikasi infeksi, prevensi transmisi, dan prevensi komplikasi. Hal ini dilakukan dengan pemberian antibiotik, terapi suportif, serta pada epididimis kronik dapat dipertimbangkan tindakan epididimektomi.
Antibiotik
Pemberian antibiotik pada pasien epididimitis bergantung pada patogen penyebab. Hasil kultur umumnya membutuhkan waktu, sehingga pasien epididimitis dapat diterapi dengan antibiotik empiris terlebih dahulu berdasarkan faktor risiko.
Risiko pasien dibagi menjadi tiga, yaitu risiko infeksi menular seksual, infeksi organisme enterik, dan gabungan (Tabel 1). Partner pasien dengan risiko infeksi menular seksual juga harus dievaluasi dan diterapi.[1,4,7]
Tabel 1. Regimen Antibiotik Empiris untuk Epididimitis
Faktor Risiko | Rekomendasi Regimen Antibiotik |
Risiko infeksi menular seksual, terutama gonorrhea dan klamidia | Ceftriaxone 250 mg, dosis tunggal, injeksi intramuskular plus Doxycycline 100 mg peroral, 2 kali/hari selama 10 hari |
Riwayat biopsi prostat, vasektomi, instrumentasi traktus urinarius, atau prosedur yang berhubungan dengan organisme enterik | Levofloxacin 500 mg peroral, 1 kali/hari selama 10 hari Atau Ofloxacin 300 mg peroral, 1 kali/hari selama 10 hari |
Risiko transmisi seksual dan organisme enterik, seperti hubungan seksual lewat anal | Ceftriaxone plus levofloxacin/ofloxacin sesuai dosis di atas |
Sumber: Audric, 2019.[1,4,7]
Terapi Suportif
Terapi suportif bertujuan untuk menurunkan gejala pada pasien epididimitis. Analgesik, elevasi skrotum menggunakan scrotal support, istirahat, dan penggunaan kompres dingin pada skrotum dapat berguna dalam menurunkan gejala pasien epididimitis. Terapi suportif dapat diberikan sampai tanda inflamasi atau demam membaik. Berikut ini merupakan terapi analgesik yang dapat diberikan:
Paracetamol: 1000 mg, peroral, setiap 4–6 jam, maksimum 4.000 mg/hari
Naproxen: 250–500 mg, peroral, setiap 12 jam, maksimum 1.250 mg/hari
Ibuprofen: 400–800 mg, peroral, setiap 6–8 jam, maksimum 3.200 mg/hari[1,5]
Epididimektomi
Tindakan epididimektomi dilakukan pada pasien epididimitis kronik yang tidak membaik dengan terapi umum. Epididimektomi merupakan tindakan pengangkatan saluran epididimis. Tindakan ini telah ditemukan dapat menurunkan nyeri pada pasien epididimitis kronik.
Terdapat studi telah melaporkan bahwa epididimektomi lebih efektif dilakukan pada laki-laki post vasektomi. Namun, tindakan ini tidak disarankan rutin dilakukan dan hanya digunakan pada kasus refrakter.[12,14]
Terapi Lainnya
Pada pasien epididimitis yang disebabkan oleh amiodarone disarankan untuk menghentikan konsumsi amiodarone. Pasien epididimitis yang disebabkan tuberkulosis dapat diterapi dengan obat antituberkulosis (OAT). Sedangkan terapi epididimitis pada penyakit Behcet, atau purpura Henoch-Schonlein disesuaikan dengan kondisi pasien. [3,8-10]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini