Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Fimosis general_alomedika 2022-09-27T14:40:25+07:00 2022-09-27T14:40:25+07:00
Fimosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Fimosis

Oleh :
dr. Bunga Saridewi
Share To Social Media:

Fimosis adalah suatu kondisi di mana preputium tidak dapat ditarik ke arah proksimal sehingga glans penis sulit atau tidak dapat terlihat. Fimosis dapat bersifat fisiologis atau patologis.

Fimosis fisiologis merupakan kondisi yang terjadi pada sekitar 90% bayi baru lahir akibat adhesi alami antara preputium dan glans penis. Sedangkan fimosis patologis terjadi sekunder setelah dulunya preputium dapat diretraksi, atau terjadi setelah masa pubertas.

Depositphotos_138095384_s-2019

Fimosis perlu dibedakan dari parafimosis, yaitu suatu keadaan kegawatdaruratan dimana preputium yang diretraksi tidak dapat dikembalikan ke posisi semula.[1-6]

Diagnosis fimosis dapat ditegakkan secara klinis. Secara umum, pemeriksaan laboratorium dan radiologi tidak diperlukan. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan terkait infeksi saluran kemih, infeksi kulit, serta untuk menyingkirkan bukti keganasan pada jaringan post eksisi fimosis patologis.[3,7,8]

Penatalaksanaan fimosis tergantung pada jenis fimosis dan usia pasien. Pada fimosis fisiologis, dapat digunakan strategi watchful waiting dengan meyakinkan orang tua bahwa kondisi tersebut normal sesuai kelompok usia.[1,9].

Terapi konservatif seperti pemberian salep atau krim kortikosteroid juga dapat dilakukan pada fimosis fisiologis. Jika fimosis bersifat simtomatik atau fimosis patologis, maka tata laksana pilihan adalah sirkumsisi.[1,4,7,10]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. McGregor TB, Pike JG, Leonard MP. Pathologic and Physiologic Phimosis. Can Fam Phys. 2007(53)445-448. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1949079/pdf/0530445.pdf
2. Drake T, Rustom J, Davies M. Phimosis in Childhood. BMJ. 2013(346)1-4. https://www.bmj.com/content/346/bmj.f3678
3. Fahmy, M. (2017). Phimosis and Paraphimosis. Congenital Anomalies of the Penis, 245–250. 2017. doi:10.1007/978-3-319-43310-3_38a
4. Medscape. Phimosis, Adult Circumcision, and Buried Penis. 2021.https://emedicine.medscape.com/article/442617-overview#showall
5. Chan IHY, Wong KKY. Common urological problems in children: prepuce, phimosis, and buried penis. Hong Kong Med J. 2016(22)23-269. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27149978
6. Medscape. Phimosis and Paraphimosis. 2017.https://emedicine.medscape.com/article/777539-overview#showall
7. Tekgul S, Dogan HS, Hoebeke P, et al. EAU Guidelines of Pediatric Urology. 2016. European Association of Urology. https://uroweb.org/wp-content/uploads/EAU-Guidelines-Paediatric-Urology-2016.pdf
8. Shahid SK. Phimosis in children. ISRN Urol. 2012;2012:707329. 2012 Mar 5. doi:10.5402/2012/707329
9. Huang CJ. Problems of the Foreskin and Glans Penis. Clin Ped Emerg Med. 2009(10)56-59. http://www.hkmacme.org/course/2009bw06-05-00/id%20cs_jun.pdf
10. Moreno G, Corbalán J, Peñaloza B, Pantoja T. Topical corticosteroids for treating phimosis in boys. Cochrane Database of Systematic Reviews 2014, Issue 9. Art. No.: CD008973. DOI: 10.1002/14651858.CD008973.pub2

Patofisiologi Fimosis

Artikel Terkait

  • Anestesi Umum vs Anestesi Lokal untuk Sirkumsisi Anak
    Anestesi Umum vs Anestesi Lokal untuk Sirkumsisi Anak
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 18 Juli 2024, 08:28
Benjolan di penis anak tidak ada keluhan apapun
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin diskusi sejawat anak pasca penyembuhan sirkumsisi timbul benjolan seperti di gambar tidak ada keluhan apapun. Kira-kira ini mengarah kemana ya sejawat...
Anonymous
Dibalas 03 Juni 2024, 08:54
Apakah bisa dilakukan sirkumsisi pada bayi jaundice usia 1 bulan?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Mau tanya dok, jika bayi usia 1 bulan. Dengan breastmilk jaundice ( kramer 2 )Apakah bisa dilakukan sirkumsisi?Apakah penyembuhan lukanya bisa lebih lama...
dr. Milda Darojah
Dibalas 25 Maret 2024, 07:48
Keluhan sakit pada anak setelah khitan
Oleh: dr. Milda Darojah
1 Balasan
Selamat siang teman sejawat semuaIjin bertanya, anak usia 5 tahun masih mengeluhkan sakit pada luka khitan setelah dikhitan 3 minggu yang lalu.Setelah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.