Pendahuluan Fimosis
Fimosis adalah suatu kondisi di mana preputium tidak dapat ditarik ke arah proksimal sehingga glans penis sulit atau tidak dapat terlihat. Fimosis dapat bersifat fisiologis atau patologis.
Fimosis fisiologis merupakan kondisi yang terjadi pada sekitar 90% bayi baru lahir akibat adhesi alami antara preputium dan glans penis. Sedangkan fimosis patologis terjadi sekunder setelah dulunya preputium dapat diretraksi, atau terjadi setelah masa pubertas.
Fimosis perlu dibedakan dari parafimosis, yaitu suatu keadaan kegawatdaruratan dimana preputium yang diretraksi tidak dapat dikembalikan ke posisi semula.[1-6]
Diagnosis fimosis dapat ditegakkan secara klinis. Secara umum, pemeriksaan laboratorium dan radiologi tidak diperlukan. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan terkait infeksi saluran kemih, infeksi kulit, serta untuk menyingkirkan bukti keganasan pada jaringan post eksisi fimosis patologis.[3,7,8]
Penatalaksanaan fimosis tergantung pada jenis fimosis dan usia pasien. Pada fimosis fisiologis, dapat digunakan strategi watchful waiting dengan meyakinkan orang tua bahwa kondisi tersebut normal sesuai kelompok usia.[1,9].
Terapi konservatif seperti pemberian salep atau krim kortikosteroid juga dapat dilakukan pada fimosis fisiologis. Jika fimosis bersifat simtomatik atau fimosis patologis, maka tata laksana pilihan adalah sirkumsisi.[1,4,7,10]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri