Penatalaksanaan Fimosis
Penatalaksanaan fimosis terutama pada jenis fisiologis adalah dengan observasi sembari terus menjaga higienitas preputium. Selain itu, penatalaksanaan yang dapat dilakukan berupa observasi, pemberian steroid topikal, dan retraksi manual, dan pembedahan yang mana disesuaikan dengan jenis fimosis, usia pasien, dan komorbid lainnya.[8,13,14]
Observasi
Tindakan observasi dilakukan pada fimosis fisiologis dengan strategi watchful waiting. Strategi ini perlu diiringi dengan penjelasan kepada orang tua untuk menjaga higiene preputium dan tidak dianjurkan melakukan tarikan paksa pada preputium. Sekitar 90% preputium dapat diretraksi ketika anak berusia 3 tahun, dan hanya 1% fimosis fisiologis yang persisten hingga usia 17 tahun.[1,4,9]
Medikamentosa
Pemberian kortikosteroid topikal merupakan pilihan terapi pada fimosis fisiologis. Salep atau krim kortikosteroid seperti klobetasol atau betamethasone, dapat digunakan dua kali sehari selama 4--6 minggu.
Mekanisme kerja steroid topikal secara pasti belum diketahui. Anti-inflamasi lokal, imunosupresi, dan efek menipiskan kulit dipercaya berhubungan dengan resolusi pada fimosis.[5,7,8,10,13,15]
Penggunaan steroid topikal flutikason proprionat 0,05 % dilaporkan memberi efek terapeutik yang baik pada pasien dengan fimosis termasuk pasien dengan balanitis xerotika obliterans (BXO) derajat ringan-sedang.[16]
Retraksi manual
Retraksi preputium dapat dilakukan dengan menggunakan eutectic mixture of local anaesthetic (EMLA) sebelum melepaskan adhesi pada preputium. Retraksi manual paksa dapat menimbulkan re-adhesi preputium dan glans pada 68% pasien yang mendapatkan terapi retraksi. BXO umumnya terjadi akibat retraksi paksa preputium. Kombinasi retraksi manual dengan kortikosteroid topikal menunjukkan hasil yang lebih baik.[8,13]
Pembedahan
Kegagalan penatalaksanaan medikamentosa memerlukan intervensi bedah. Di Amerika Serikat, sirkumsisi merupakan pilihan terapi untuk fimosis, sementara di Eropa prepusioplasti lebih sering dilakukan.[4]
Sirkumsisi
Sirkumsisi adalah prosedur membuang preputium sehingga glans penis menjadi terbuka. Sirkumsisi dilakukan pada fimosis patologis, BXO, balanitis atau balanoposthitis berulang, serta infeksi saluran kemih berulang. Sirkumsisi yang baik akan menghilangkan fimosis, mencegah terjadinya parafimosis, frenulum tear, atau perdarahan yang berkaitan dengan hubungan seksual.
Sirkumsisi tidak dianjurkan pada pasien dengan kelainan kongenital pada penis, seperti hipospadia atau buried penis, infeksi lokal akut, dan gangguan koagulopati.[4,5]
Prepusioplasti
Preputioplasti merupakan istilah medis untuk bedah plastik pada preputium fimosis. Tindakan ini akan menghasilkan gambaran yang mirip dengan prosedur dorsal slit, dengan retraksi reguler preputium maka akan memungkinkan retraksi normal pada preputium.[8,12]
Prepusioplasti memiliki keuntungan seperti proses penyembuhan yang lebih cepat, kurangnya angka kesakitan, dapat mempertahankan daerah erogen dan fungsi fisiologis seksual, meskipun kejadian fimosis berulang dapat terjadi.[8]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri