Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Gangguan Ejakulasi general_alomedika 2025-02-10T11:16:07+07:00 2025-02-10T11:16:07+07:00
Gangguan Ejakulasi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Gangguan Ejakulasi

Oleh :
dr. Rifan Eka Putra Nasution
Share To Social Media:

Penatalaksanaan gangguan ejakulasi harus disesuaikan berdasarkan etiologi jika diketahui. Jika terdapat hipogonadisme maka penatalaksanaan harus lakukan dengan pemberian testosteron eksogen, atau modulator reseptor estrogen jika pasien menghendaki kesuburan. Gangguan ejakulasi terkait dengan gangguan medis, seperti sklerosis multipel, diabetes mellitus, dan penyakit pembuluh darah, harus dikelola dengan pengobatan kelainan yang mendasarinya.[20–22]

Ejakulasi Prematur

Pilihan penatalaksanaan ejakulasi prematur/ejakulasi dini harus berdasarkan pada keinginan pasien setelah berdiskusi dengan dokter, terkait risiko dan manfaat masing-masing pilihan penatalaksanaan. Pertimbangkan untuk melibatkan pasangan pasien dalam proses penatalaksanaan.

Penatalaksanaan penyakit komorbid harus menjadi prioritas pertama, seperti disfungsi ereksi atau hipotiroidisme. Pengobatan disfungsi ereksi atau hipotiroidisme dengan hormon tiroid dapat menurunkan prevalensi ejakulasi dini dari 50% menjadi 15%.[20–22]

Farmakologis

Penatalaksanaan farmakologis direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama ejakulasi dini pada semua kelompok usia. Antidepresan aman dan efektif untuk ejakulasi dini, tetapi harus dipastikan gangguan ejakulasi bukan disebabkan karena mengonsumsi obat-obatan.[20–22]

Tabel 1. Dosis Antidepresan untuk Penatalaksanaan Ejakulasi Dini [20-22]

No. Jenis Obat Dosis Rekomendasi
1 Clomipramine

25-50 mg/hari atau 25 mg 4-24 jam sebelum hubungan seksual

ATAU

12,5-50 mg/hari atau 3-6 jam sebelum hubungan seksual

American Urological Association (AUA)

International Society for Sexual Medicine (ISSM)

2 Fluoxetine

5-20 mg/hari

ATAU

20-40 mg/hari

AUA

ISSM

3 Paroxetine

10-40 mg/hari atau 20 mg 3-4 jam sebelum hubungan seksual

ATAU

10-40 mg/hari atau 3-6 jam sebelum hubungan seksual

AUA

ISSM

4 Sertraline

25-200 mg/hari atau 50 mg 4-8 jam sebelum hubungan seksual

ATAU

50-200 mg / hari atau 3-6 jam sebelum hubungan seksual

AUA

ISSM

5 Citalopram 20-40 mg/hari ISSM
6 Dapoxetine 30-60 mg 1-2 jam sebelum hubungan seksual ISSM

Sumber: dr. Rifan Eka Putra Nasution, 2023

Penatalaksanaan farmakologis dengan menggunakan selective serotonine reuptake inhibitor (SSRI) harus dihindari untuk ejakulasi dini pada:

  • pria dengan riwayat depresi bipolar
  • pria muda ≤ 18 tahun (risiko bunuh diri)
  • pria dengan gangguan depresi[20–22]

Penggunaan inhibitor phosphodiesterase-5 (PDE5) untuk mengobati ejakulasi dini direkomendasikan oleh EAU baik sebagai obat tunggal atau kombinasi dengan terapi lain namun ISSM tidak merekomendasikan inhibitor PDE5 pada ejakulasi dini dengan fungsi ereksi normal.[20–22]

Penggunaan anestesi topikal, seperti lidokain dan/atau prilokain krim, gel, dan spray sebelum hubungan seksual merupakan alternatif penatalaksanaan farmakologis oral. Penggunaan anestesi topikal aman dan efektif untuk ejakulasi dini.[20–22]

Bedah

Penatalaksanaan bedah untuk kondisi ejakulasi dini memiliki bukti yang sangat terbatas. Hal ini didasari pada komplikasi potensial dari prosedur bedah pada penis termasuk hipoestesia, dispareunia, disfungsi ereksi, penyakit Peyronie, dan penurunan kepuasan seksual bagi kedua pasangan.

Neurotomi nervus dorsalis penis selektif atau augmentasi glans penis menggunakan gel asam hialuronat tidak direkomendasikan dalam penatalaksanaan ejakulasi dini, karena dapat menyebabkan kehilangan fungsi seksual permanen.[23]

Konseling Psikososial

Ejakulasi prematur menimbulkan masalah dalam hubungan dengan pasangan yang signifikan. Sebagian besar wanita menganggap pria egois dan mengembangkan pola menghindari aktivitas seksual. Perilaku pasangan wanita ini akan memperburuk kondisi ejakulasi dini.

Intervensi psikologis atau perilaku dapat diberikan sebagai kombinasi penatalaksanaan farmakologis, dan dapat meningkatkan waktu latensi ejakulasi intravagina pada pria dengan ejakulasi dini.[20–24]

Selain itu, penatalaksanaan kombinasi dengan intervensi psikologis atau perilaku  akan bermanfaat untuk pria dengan ejakulasi dini yang jelas dipicu oleh faktor psikologis, atau pria dengan ejakulasi dini seumur hidup. Masalah psikologis individu atau pasangan dapat menghambat keberhasilan terapi.[20–24]

Ejakulasi Tertunda, Anejakulasi, dan Anorgasmia

Penatalaksanaan ejakulasi tertunda harus dilakukan setelah menyingkirkan dua kondisi yang sering terjadi bersamaan dengan ejakulasi tertunda atau anejakulasi. Kondisi tersebut adalah hipogonadisme dan disfungsi ereksi. Dan juga harus diketahui bahwa sebanyak 75% pasien dengan anejakulasi sebenarnya mampu berejakulasi dengan masturbasi.[20,21]

Berbagai penatalaksanaan farmakologis tersedia untuk terapi ejakulasi tertunda. Namun, bukti masih terbatas pada penelitian kecil, seri kasus atau laporan kasus. Beberapa jenis obat yang sering digunakan adalah:

  • Testosterone 2% digunakan satu kali sehari pada waktu yang sama
  • Cabergoline 0,5 mg 2 kali/minggu saat malam hari

  • Bupropion 150-300 mg/hari

  • Amantadine 100-400 mg dua kali sehari atau 2 hari sebelum hubungan seksual
  • Cyproheptadine 2-16 mg, 1-2 jam sebelum hubungan seksual atau setiap hari sebelum tidur
  • Midodrine 7,5-30 mg sebelum hubungan seksual
  • Imipramine 25-75 mg setiap hari sebelum tidur

  • Ephedrine 15-60 mg 1 jam sebelum hubungan seksual

  • Pseudoephedrine 60–120 mg 2-3 jam sebelum hubungan seksual
  • Buspirone 20–60 mg dua kali sehari
  • Oxytocin 16–24 IU intranasal[20,21]

Sildenafil dan imipramine tampaknya efektif dalam gangguan orgasme pria (Male orgasmic disorder/MOD) yang diinduksi psikotropika.[20,21]

Ejakulasi Retrograde

Beberapa obat dapat digunakan dalam penatalaksanaan farmakologis ejakulasi retrograde. Obat-obatan ini digunakan untuk menginduksi ejakulasi antegrade atau meningkatkan peluang ejakulasi pasien pada saat kandung kemih penuh sehingga terjadi potensi penutupan leher kandung kemih yang lebih tinggi. Penatalaksanaan farmakologis pada ejakulasi retrograde antara lain:

  • Fedrin sulfat, 10-15 mg empat kali sehari
  • Midodrin, 5 mg tiga kali sehari
  • Bromfeniramin maleat, 8 mg dua kali sehari
  • Imipramin, 25-75 mg tiga kali sehari
  • Desipramin, 50 mg dua kali sehari[5,14]

Assisted Reproduction Techniques (ART)

Sperma yang dikumpulkan dari urine pasca orgasme dapat digunakan untuk ART atau inseminasi buatan. Teknik ART disarankan pada kondisi sebagai berikut:

  • Efek samping obat mengakibatkan penatalaksanaan farmakologis tidak efektif dan tidak dapat ditoleransi
  • Pasien memiliki riwayat cedera tulang belakang
  • Penatalaksanaan farmakologis perangsang ejakulasi antegrade tidak efektif[5]

Teknik pengambilan sperma melalui testis (Testicular sperm extraction/TESE atau Percutaneous Epididymal Sperm Aspiration/PESA) atau epididimis (Microsurgical Epididymal Sperm Aspiration/MESA) dapat dipertimbangkan pada kasus dengan penatalaksanaan farmakologis yang tidak adekuat.

Konsultasi dan Rujukan

Rujukan dapat dipertimbangkan ke ahli andrologi atau urologi  pada pasien yang tidak responsif terhadap intervensi penatalaksanaan awal.[22–24]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

 

Referensi

5. Warli SM. Gangguan Ejakulasi. In: Duarsa GWK, Soebadi DM, Taher A, Purnomo BB, Rasyid N, Noegroho BS, et al., editor. Pandu. Penanganan Infertil. Pria Guidelines Male Infertil., Jakarta: Ikatan Ahli Urologi Indonesia; 2015, hal. 61–5.
14. Parnham A, Serefoglu EC. Retrograde ejaculation, painful ejaculation and hematospermia. Transl Androl Urol 2016;5:592.
20. Gray M, Zillioux J, Khourdaji I, Smith RP. Contemporary management of ejaculatory dysfunction. Transl Androl Urol 2018;7:686–702. doi:10.21037/tau.2018.06.20.
21. Althof SE, McMahon CG. Contemporary management of disorders of male orgasm and ejaculation. Urology 2016;93:9–21.
22. Althof SE, Abdo CHN, Dean J, Hackett G, McCabe M, McMahon CG, et al. International Society for Sexual Medicine’s guidelines for the diagnosis and treatment of premature ejaculation. J Sex Med 2010;7:2947–69.
23. Keel CE, Dorsey PJ, Acker W, Hellstrom WJG. New concepts in the diagnosis and treatment of premature ejaculation. Curr Urol Rep 2010;11:414–20.
24. Hatzimouratidis K, Amar E, Eardley I, Giuliano F, Hatzichristou D, Montorsi F, et al. Guidelines on male sexual dysfunction: erectile dysfunction and premature ejaculation. Eur Urol 2010;57:804–14.

Diagnosis Gangguan Ejakulasi
Prognosis Gangguan Ejakulasi
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 26 Februari 2023, 09:31
Terapi obat SSRI untuk pasien ejakulasi dini
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya kedatangan pasien usia 26 th, baru saja menikah mengeluh dengan hubungan seksualnya dengan waktu penetrasi yang sangat singkat dan tidak...
Anonymous
Dibalas 22 Juni 2021, 08:42
Mengatasi pasien yang ingin mengatasi ejakulasi dini dengan obat-obatan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanyaBeberapa kali saya mendapatkan pertanyaan dari user mengenai cara memperbesar Mr.P dan mengatasi ejakulasi dini. Dan user meminta...
dr. Retma Rosela Nurkayanty
Dibuat 08 Juni 2021, 10:57
Kapan diperlukannya terapi pada pasien dengan ejakulasi dini - Urologi Ask the Expert
Oleh: dr. Retma Rosela Nurkayanty
0 Balasan
Alo, dr. Besut Daryanto, Sp.B, Sp.U(K), izin bertanya dokterUntuk pasien masih muda seperti masih dibawah 30 tahun yang mengalami ejakulasi dini. Kapan perlu...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.