Diagnosis Kanker Prostat
Diagnosis kanker prostat patut dicurigai pada pasien yang memiliki faktor risiko dan mengeluhkan gejala traktus urinarius bawah seperti nyeri berkemih, sering berkemih, hematuria, dan darah pada cairan semen. Pemeriksaan fisik dengan colok dubur, serta pemeriksaan penunjang berupa kadar prostate specific antigen (PSA) dan biopsi menggunakan transrectal ultrasound (TRUS) dapat mengonfirmasi diagnosis.[9]
Anamnesis
Pada awal perjalanan penyakit, kanker prostat umumnya bersifat asimtomatik. Pasien bisa saja mengeluhkan beberapa gejala berkemih yang mirip dengan benign prostatic hyperplasia, termasuk peningkatan frekuensi, nokturia, sulit memulai dan menjaga laju yang stabil, hematuria, dan dysuria.
Kanker prostat juga berhubungan dengan masalah fungsi seksual seperti kesulitan ereksi atau nyeri ejakulasi. Kanker prostat dapat menyebabkan kompresi tulang belakang, mengakibatkan sensasi kesemutan, kelemahan tungkai, nyeri, paralisis, serta inkontinensia urin atau inkontinensia alvi.
Riwayat keluarga merupakan salah satu faktor risiko dari kanker prostat. Riwayat kanker kolon pada keluarga mengindikasikan adanya sindroma Lynch yang berhubungan dengan kanker prostat dan keganasan urothelial.
Gejala skeletal merupakan gejala kasus kanker prostat stadium lanjut dengan metastasis ke tulang. Keluhan lain seperti anemia, penurunan berat badan, defisit neurologis, nyeri tungkai bawah, dan edema juga dapat ditemukan.[10]
Pemeriksaan Fisik
Pada kanker prostat stadium lanjut, bisa ditemukan tanda berupa kaheksia, edema tungkai akibat thrombus vena, pembesaran kelenjar getah bening, dan distensi vesika urinaria. Jika ada metastasis ke medula spinalis, dapat ditemukan gejala parestesia dan defisit neurologis lain, seperti menurunnya tonus sfingter anus.
Temuan positif yang paling sering ditemukan pada kanker prostat adalah prostat dengan tepi ireguler, asimetris, keras atau teraba nodul pada pemeriksaan colok dubur. Prostat yang teraba keras mengindikasikan adanya penyakit lokal tahap lanjut.[9,10]
Diagnosis Banding
Kanker prostat perlu dibedakan dengan beberapa diagnosis banding seperti benign prostatic hyperplasia (BPH) dan prostatitis.
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)
BPH merupakan pembesaran kelenjar prostat jinak akibat pertumbuhan hiperplasia dari jaringan epitelial dan fibromuskular pada zona transisi prostat. Pasien dengan BPH mengeluhkan gejala aliran urin yang menurun, frekuensi, anyang-anyangan, dan nokturia atau yang disebut dengan gejala saluran kemih bagian bawah (Lower Urinary Tract Syndrome/LUTS).[11]
Pemeriksaan rectal touche dilakukan untuk menilai ukuran dan konsistensi prostat. Pada pemeriksaan PSA dapat terjadi peningkatan, namun tidak dapat membedakan BPH dengan kanker prostat. Pemeriksaan ultrasound dapat dilakukan untuk mengevaluasi struktur prostat dan membedakannya dengan kanker prostat tanpa perlu melakukan biopsi.[12,13]
Prostatitis
Prostatitis umumnya disebabkan oleh bakteri dan memiliki tanda dan gejala infeksi seperti demam, malaise, myalgia, dan disertai dengan disuria, frekuensi, dan nyeri pelvis. Umumnya pencitraan tidak dibutuhkan untuk mendiagnosis prostatitis. Biopsi prostat pada prostatitis merupakan kontraindikasi pada infeksi akut karena berpotensi menyebarkan infeksi.[14]
Pemeriksaan Penunjang
Untuk menunjang hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, penegakan diagnosis kanker prostat dapat dibantu dengan beberapa pemeriksaan penunjang seperti pengukuran kadar PSA, biopsi prostat, dan pemeriksaan radiologi.
Biopsi
Jika kanker telah terduga, biopsi prostat umumnya dilakukan. Umumnya selalu dilakukan dengan panduan transrectal ultrasound (TRUS) untuk memastikan semua area prostat terambil sebagai sampel. Pola paling umum yang digunakan adalah mengambil dua spesimen masing-masing dari ketiga area (basal, tengah, dan apex) pada kedua sisi. Hal ini disebut biopsi 12-core sextant. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi lebih baik perluasan dan lokasi tepat dari tumor.
Jika hasil biopsi awal negatif, biopsi boleh diulangi apabila:
- Ada peningkatan PSA atau nilai PSA persisten tinggi
- Hasil colok dubur menunjukkan kecurigaan adanya kanker prostat
- Pemeriksaan histologi menunjukkan proliferasi acinar kecil yang atipikal
- Pemeriksaan histologi menunjukkan prostatic intraepithelial neoplasia (PIN) derajat tinggi yang ekstensif
- Beberapa kelenjar atipikal yang mengarah ke PIN
- Ditemukan karsinoma intraduktal soliter
- Hasil multiparametric MRI (mpMRI) positif[10]
Sistem Grading Gleason
Sistem grading Gleason merupakan faktor penting yang menentukan prognosis kanker prostat untuk mengambil keputusan klinis. Skor Gleason ditentukan berdasarkan klasifikasi pola pertumbuhan adenokarsinoma. Pola ini ditetapkan dalam Gleason grade dari 1 hingga 5. Skor Gleason ditentukan dengan menjumlahkan nilai pola dominan dan pola paling umum dari biopsi.
Pola Gleason 1–3 menggambarkan struktur glandular berbatas tegas dengan variasi interglandular menyebar dan sirkumskripsi nodular. Pola Gleason 4 menggambarkan struktur glandular berbentuk glomeruloid dan kribiformis campuran yang irreguler, sedangkan pola pertumbuhan yang sudah tidak terlihat diferensiasi glandular dan adanya komedonekrosis diklasifikasikan sebagai pola Gleason 5.[16]
Tabel 1. Sistem Grading Gleason
Pola Histologi | Grade |
Kelenjar kecil dan uniform | 1 |
Lebih banyak stroma antar kelenjar | 2 |
Margin infiltratif yang jelas | 3 |
Massa ireguler pada kelenjar neoplastik | 4 |
Bentukan kelenjar sangat jarang ditemukan | 5 |
Sumber: dr. Mia Amelia Mutiara Salikim, Alomedika, 2023.[16]
Pemeriksaan Pencitraan
Ultrasound merupakan modalitas pencitraan primer yang digunakan untuk deteksi dan diagnosis awal kanker prostat. Sementara itu, MRI dapat mengidentifikasi dan menilai kecurigaan nodul untuk membantu menentukan stadium dan lokalisasi, memeriksa perluasan ekstrakapsular, evaluasi vesikula seminalis untuk kemungkinan keterlibatan tumor dan menentukan pembesaran kelenjar limfa regional yang dapat mengindikasikan adanya penyakit metastasis dini.[10]
Prostate-Specific Antigen (PSA)
Skrining untuk kanker prostat dimulai dengan pemeriksaan PSA pada darah. Meski demikian, kadar PSA telah dilaporkan kurang cocok sebagai alat skrining karena memiliki sensitivitas yang rendah dan tingkat positif palsu yang tinggi. Peningkatan kadar PSA dapat disebabkan karena kanker prostat, namun juga bisa disebabkan oleh kondisi lain seperti BPH dan prostatitis. Laki-laki dengan peningkatan PSA dapat melakukan biopsi prostat dengan panduan transrectal ultrasound untuk memastikan diagnosis kanker prostat.[15]
Penulisan pertama oleh: dr. Giovanni Gilberta
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta