Pedoman Klinis Metode Penjahitan Kulit
Pedoman klinis tindakan penjahitan luka atau suturing yakni mengetahui kapan diperlukan penjahitan secepatnya dan kapan menunda, mengetahui teknik penjahitan yang benar dan sesuai, pemilihan benang dan jarum yang tepat, serta mengetahui komplikasi yang bisa terjadi selama atau pasca tindakan, sangat diperlukan agar tindakan penjahitan berlangsung dengan sempurna.[5,33-35]
Pada saat penjahitan, perhatikan sterilitas, teknik asepsis dan antisepsis, eversi tepi luka, serta memastikan area yang dijahit bersih dan kering sebelum luka ditutup. Hal ini akan memfasilitasi penyembuhan. Tindakan anestesi lokal sebaiknya dilakukan dengan cara dan dosis yang tepat untuk menghindari risiko local anesthetic systemic toxicity (LAST) yang mengancam nyawa.[5,33-35]
Penutupan primer dipertimbangkan pada luka yang bersih dan tidak terkontaminasi, tanpa keadaan yang telah disebutkan sebelumnya, dengan usia akut, yaitu berusia <12 jam untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi.[4,12,33]
Hasil penjahitan luka dikatakan baik, jika tepi luka menutup dengan baik, tidak ada dehisensi luka, tidak ada jaringan nekrotik, tidak ada tanda-tanda infeksi aktif sampai proses pencabutan benang. Pemberian antibiotik harus diberikan secara rasional dan sesuai dengan indikasi.[1,2]
Setelah prosedur penjahitan luka, minta pasien untuk kontrol kembali setelah 48 jam dan menjaga kekeringan area yang dijahit dengan tidak membuka area yang sudah diberikan perban waterproof. Apabila terjadi tanda infeksi (seperti nyeri, bengkak, eritema, produksi pus, dan demam) maupun rembesan darah, pasien harus diedukasi untuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat.[1,5,10]
Komplikasi yang dapat terjadi dari penjahitan kulit adalah wound dehiscence, infeksi luka operasi, gagal ligasi, hematoma, serta komplikasi lain seperti iskemia dan nekrosis jaringan. Hal ini dapat diminimalisir dengan teknik penjahitan dan pemilihan material yang sesuai. Pada luka yang dalam, drain steril dapat dipasang untuk mengurangi risiko hematoma dan infeksi.[1,14-19,33-35]
Penulisan pertama oleh: dr. Riawati MMedPH