Pedoman Klinis Cholecystectomy
Pedoman klinis terkait cholecystectomy atau kolesistektomi yang perlu dipahami adalah kasus kolelitiasis seperti apa yang memerlukan operasi, kelebihan dan kekurangan dari metode laparoskopi maupun metode bedah terbuka, serta komplikasi yang bisa terjadi. Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diingat:
Cholecystectomy umumnya diindikasikan untuk kolelitiasis simtomatik tetapi juga bisa dilakukan pada kasus asimtomatik tertentu, seperti diameter batu >3 cm, ada sindrom Mirizzi, kantong empedu sudah tidak berfungsi, kantong empedu kalsifikasi, atau polip kantong empedu >10 mm
- Selain kolelitiasis, indikasi lain adalah penyakit kantong empedu yang kompleks seperti kolesistitis akut, pankreatitis kolelitiasis, koledokolitiasis, maupun kanker kantong empedu
- Kontraindikasi mencakup kondisi hemodinamik tidak stabil, kondisi mengancam nyawa, sedang terapi antikoagulan, dan koagulopati
- Dari sisi teknik, cholecystectomy laparoskopi dilaporkan mengurangi bermacam insiden komplikasi dan mempercepat pasien kembali beraktivitas bila dibanding operasi terbuka, tetapi memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya cedera saluran empedu
- Setiap dokter bedah juga harus selalu mengantisipasi kemungkinan perlunya mengubah metode operasi laparoskopi menjadi bedah terbuka apabila metode laparoskopi tidak memungkinkan untuk dilanjutkan
- Komplikasi yang mungkin terjadi terkait cholecystectomy adalah nyeri, infeksi, terkumpulnya cairan di area intraabdomen, perdarahan, masih tersisanya batu empedu, dan adanya kebocoran empedu[1-3,6-8]