Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Cholecystectomy annisa-meidina 2024-09-12T09:22:54+07:00 2024-09-12T09:22:54+07:00
Cholecystectomy
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Cholecystectomy

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Teknik cholecystectomy atau kolesistektomi dapat berupa prosedur laparoskopi maupun prosedur bedah terbuka untuk mengangkat kantong empedu. Tindakan ini umumnya dilakukan pada kasus kolelitiasis, pankreatitis kolelitiasis, cholecystoduodenal fistula, koledokolitiasis, dan keganasan pada kantong empedu.[4,6,9]

Pasien diberikan persiapan preoperatif berupa puasa, pemberian antibiotik profilaksis sesuai indikasi serta informed consent mengenai prosedur. Peralatan operasi disiapkan untuk metode laparoskopi dan juga metode operasi terbuka karena tidak menutup kemungkinan diperlukannya perubahan metode saat operasi berlangsung.[1,6,7]

Persiapan Pasien

Permintaan informed consent dan pemberian informasi bahwa sewaktu-waktu prosedur laparoskopi cholecystectomy dapat berubah menjadi cholecystectomy terbuka sesuai indikasi saat prosedur operasi di kamar bedah perlu dilakukan. Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan insiden infeksi luka bekas operasi pada pasien berisiko tinggi, seperti pasien berusia >60 tahun, diabetes, nyeri kolik akut, jaundice, kolesistitis akut, atau kolangitis.[1,3]

Pasien harus dalam kondisi hemodinamik stabil. Persiapan operasi standar seperti puasa preoperasi perlu dilakukan dan profilaksis thrombosis vena dalam bisa diberikan bila diperlukan. Penting untuk diingat bahwa area steril bedah yang harus dipersiapkan pada pasien harus cukup luas sehingga memungkinkan untuk melakukan operasi terbuka kapan pun bila dibutuhkan saat operasi berlangsung.[1,7]

Peralatan

Peralatan untuk prosedur cholecystectomy adalah peralatan laparotomi standar, kateter fluoroskopi, dan kolangiogram. Kolonoskop juga perlu dipersiapkan bila perlu dilakukan eksplorasi saluran empedu. Bile duct baskets, graspers, dan kateter Fogarty diperlukan untuk ekstraksi kolelitiasis.[1,2]

Peralatan tambahan pada prosedur laparoskopi antara lain sumber cahaya disertai monitor untuk operator bedah dan asisten bedah, laparoscope (telescope) 0° atau 30°, dan peralatan standar insuflasi gas. Diperlukan juga trokar Hasson, trokar 5 mm, trokar subxiphoid, blunt graspers, Maryland dissector, L-hook cautery, dan alat elektrokauter. Persiapkan juga laparoscopic suction irrigator, laparoscopic clip applier, endoscopic ligature loop, swab kapas yang ditempel pada batang 5 mm dan endoscopic retrieval pouch.[6,7]

Posisi Pasien

Posisi pasien sebelum operasi dimulai adalah dengan posisi standar supinasi. Pasien dalam kondisi terpasang akses intravena, elektrokardiografi (EKG), pulse oximetry, dan monitor tekanan darah. Kedua lengan pasien diletakkan secara nyaman di kedua sisi di posisi ekstensi. Dokter bedah berdiri di sisi kiri pasien sementara seorang asisten yang memegang laparoskop berdiri di sebelah kiri dokter bedah pada sisi kiri pasien. Satu orang asisten lainnya berdiri di sisi kanan pasien.[2,6,7]

Saat operasi dimulai, pasien dapat diposisikan menjadi posisi reverse Trendelenburg dengan sisi kanan agak ke atas untuk mendapat bantuan gravitasi memberikan retraksi, sehingga organ tubuh pasien lainnya menjauhi area operasi.[6]

Prosedural

Prosedural cholecystectomy dibedakan menjadi metode terbuka atau laparoskopi.[1,2]

Cholecystectomy Terbuka

Prosedural pada cholecystectomy terbuka dimulai dengan insisi di area subcostal kanan (insisi Kocher) atau garis tengah bagian atas pada abdomen bila operasi membutuhkan paparan yang lebih luas. Selanjutnya upaya perluasan dilakukan dengan bantuan retraktor dan packs. Visualisasi yang harus tampak sempurna oleh operator adalah kantong empedu, triangle of Calot, dan saluran empedu.[1,2]

Selanjutnya dengan hati-hati kantong empedu digenggam dengan Kelly clamps. Dokter kemudian memutuskan untuk mengeluarkan kantong empedu dari atas ke bawah (retrograde) atau dengan metode klasik dari triangle of Calot (anterograde). Metode retrograde dilakukan insisi dari fundus kantong empedu ke arah triangle of Calot. Sementara itu, pada metode anterograde, insisi dimulai dari sisi triangle of Calot.[1,2]

Saluran kistik diidentifikasi dan diklip dengan dua hemoklip, seperti pada arteri kistik. Selanjutnya, kantong empedu dipotong dari perlekatannya dengan elektrokauter atau scalpel harmonic. Selanjutnya lakukan inspeksi untuk melihat ada tidaknya perdarahan dan cairan empedu yang keluar dari saluran Luschka. Selanjutnya dapat dilakukan kolangiogram operatif ataupun eksplorasi saluran empedu apabila terdapat indikasi. Setelah selesai, abdomen ditutup kembali dengan penjahitan lapis per lapis.[1]

Cholecystectomy Laparoskopi

Pada cholecystectomy laparoskopi, dilakukan insuflasi abdomen dengan memasukkan karbon dioksida hingga mencapai 15 mmHg. Selanjutnya dibuat empat insisi kecil di abdomen untuk memasukkan trokar (supraumbilical x1, subxiphoid x1, dan subcostal kanan x2). Dengan laparoscope dan instrumen panjang, kantong empedu ditarik ke atas hati, sehingga memaparkan area hepatocystic triangle. Lalu lakukan diseksi secara hati-hati.[6,7]

Setelah didapatkan paparan area penglihatan yang adekuat, selanjutnya saluran kistik dan arteri kistik diklip. Lalu kantong empedu dipisahkan dari tempat perlekatannya dengan elektrokauter atau harmonic scalpel. Hemostasis dapat dicapai setelah melakukan deflasi abdomen menjadi 8 mmHg selama 2 menit. Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk mencegah perdarahan yang tersamarkan oleh tekanan intraabdomen yang tinggi (15 mmHg).[7]

Kantong empedu dikeluarkan dari abdomen di dalam kantong spesimen. Semua trokar dikeluarkan melalui visualisasi secara langsung, kemudian semua bekas insisi ditutup dan dilakukan penjahitan.[7]

Follow Up

Cholecystectomy laparoskopi biasanya hanya memerlukan waktu sekitar 1 minggu agar pasien kembali pulih dan beraktivitas seperti biasa. Rasa tidak nyaman di area bekas trokar laparoskop adalah kondisi yang umum terjadi. Kondisi tidak biasa yang perlu menjadi perhatian pasien adalah demam, muntah yang tidak terkontrol, nyeri hebat atau bahkan jaundice. Hal-hal ini dapat merupakan pertanda adanya komplikasi yang berat sedang terjadi.[6]

Jadwal kontrol bagi pasien untuk kembali ke dokter adalah 1–2 minggu pascaoperasi, tetapi bisa bervariasi tergantung kondisi pasien. Pasien juga dapat diberikan informasi mengenai hasil histopatologi kantong empedu yang telah diperiksa sebelumnya. Hal ini untuk menginformasikan ada tidaknya keganasan jika sebelumnya dicurigai.[6]

Referensi

1. Jones, MW.; Guay, E.; and Deppen, JG. Open Cholecystectomy. Statpearls. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448176/
2. Hope, WW. Open Cholecystectomy. Medscape. 2024. https://emedicine.medscape.com/article/1582261-overview
3. Society Of American Gastrointestinal Endoscopic Surgeons (SAGES). Guidelines For The Clinical Application Of Laparoscopic Biliary Tract Surgery. 2024. https://www.sages.org/publications/guidelines/guidelines-for-the-clinical-application-of-laparoscopic-biliary-tract-surgery/
4. Brunt, MT, et al. Safe Cholecystectomy Multi-Society Practice Guideline And State Of The Art Consensus Conference On Prevention Of Bile Duct Injury During Cholecystectomy. Society Of American Gastrointestinal Endoscopic Surgeons (Sages). 2020. https://www.sages.org/publications/guidelines/safe-cholecystectomy-multi-society-practice-guideline/
6. Sherwinter, DA. Laparoscopic Cholecystectomy. Medscape. 2024. https://emedicine.medscape.com/article/1582292-overview?form=fpf&reg=1
7. Hassler, KR. Et al. Laparoscopic Cholecystectomy. Statpearls. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448145/
9. Mannam, R . et al. Laparoscopic Cholecystectomy Versus Open Cholecystectomy in Acute Cholecystitis: A Literature Review. Cureus. 2023 Sep; 15(9): e45704. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10590170/

Kontraindikasi Cholecystectomy
Komplikasi Cholecystectomy

Artikel Terkait

  • Diet Pasca Kolesistektomi
    Diet Pasca Kolesistektomi
  • Tidak Diperlukan Pemeriksaan Golongan Darah dan Penyimpanan Darah Preoperatif Secara Rutin pada Kolesistektomi Laparoskopik
    Tidak Diperlukan Pemeriksaan Golongan Darah dan Penyimpanan Darah Preoperatif Secara Rutin pada Kolesistektomi Laparoskopik
  • Waktu Tepat untuk Kolesistektomi pada Pankreatitis Bilier
    Waktu Tepat untuk Kolesistektomi pada Pankreatitis Bilier
  • Teknik Penutupan Laparotomi untuk Mengurangi Risiko Hernia Insisional
    Teknik Penutupan Laparotomi untuk Mengurangi Risiko Hernia Insisional
  • Benarkah Asam Ursodeoksikolat Efektif untuk Kolelitiasis
    Benarkah Asam Ursodeoksikolat Efektif untuk Kolelitiasis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 01 Oktober 2024, 09:12
Apakah asam ursodeoksikolat boleh diberikan pada pasien dengan cholelithiasis dd/choledocolithiasis?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter. Saya memiliki pasien, perempuan 78 tahun. Hasil USG menunjukan lesi hiperekoik di duktus hepatikus communis dengan diameter 0.9cm dan tampak...
Anonymous
Dibalas 27 September 2022, 14:44
Terapi diare pada pasien pasca kolesistektomi - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat siang dr. Bayu, SpPD, apa terapi/obat yang dapat diberikan untuk pasien yang setiap hari diare. Riwayat kolesistektomi + 2 bulan lalu. Apakah obat...
Anonymous
Dibalas 02 Maret 2022, 10:50
Kolesistektomi - Bedah Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Siang dr. irene, SpBSaya mau bertanya, pada indikasi apa tindakan open cholecystectomy lebih dipilih daripada kolesistektomi laparoskopik?Terimakasih, dok.

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.