Komplikasi Tes Prostate-Specific Antigen
Komplikasi tes prostate-specific antigen atau PSA lebih ditekankan pada risiko terjadi overdiagnosis dan overtreatment pasien yang dicurigai kanker prostat. Saat ini berbagai pedoman klinis sudah tidak menganjurkan tes PSA sebagai skrining rutin kanker prostat tanpa seleksi pasien, terutama bila pasiennya sehat dan asimtomatik. Pasien yang dianjurkan untuk menjalani tes PSA adalah pasien yang berisiko lebih tinggi daripada rata-rata untuk mengalami kanker prostat.[6,10,11]
Overdiagnosis Kanker Prostat
Overdiagnosis dapat terjadi pada metode skrining PSA. Overdiagnosis dapat dialami oleh pasien yang tidak memiliki gejala kanker prostat tetapi didapatkan hasil PSA yang tinggi. Beberapa studi melaporkan bahwa frekuensi kejadian overdiagnosis kanker prostat akibat pemeriksaan PSA sebesar 20–50%.[12-14]
Kejadian overdiagnosis ini akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya usia dan puncaknya pada usia 70 tahun. Overdiagnosis kanker prostat akibat tes PSA berakibat pada pemeriksaan prostat lanjutan seperti biopsi prostat yang memiliki efek samping berupa nyeri, hematuria, hemoejakulasi, dan infeksi.[12-14]
Pemanfaatan pemeriksaan PSA untuk mendeteksi kanker prostat dini dengan tujuan untuk menghindari perkembangan penyakit dan menurunkan angka kematian belum memiliki basis bukti yang kuat. Sementara itu, banyak orang mengalami efek samping dari prosedur yang "tidak perlu" karena kadar PSA mereka meningkat akibat kondisi pembesaran prostat jinak.[6,10,11]
Overtreatment Kanker Prostat
Overdiagnosis akibat pemeriksaan PSA dapat berakibat pada kejadian overtreatment, baik berupa tindakan bedah maupun terapi radiasi. Efek samping pada pembedahan bisa berupa inkontinensia urine dan disfungsi ereksi, perdarahan, dan infeksi.[13,15]