Teknik Crown Gigi
Teknik crown gigi dilakukan dengan mengacu pada dasar-dasar restorasi indirek. Hal ini meliputi penilaian perlu tidaknya menggunakan crown; pilihan jenis bahan crown yang akan digunakan; preparasi gigi; pembuatan restorasi sementara; pencetakan rongga mulut; pemasangan crown; dan evaluasi.[9,10]
Persiapan Pasien
Sebelum melakukan crown gigi, aspek yang perlu dikelola dari pasien meliputi ekspektasi pasien, motivasi pasien untuk melakukan perawatan crown gigi, ketersediaan waktu, dan kemampuan finansial pasien untuk menyelesaikan perawatan crown. Hal ini harus dikelola dengan baik oleh dokter gigi untuk meningkatkan hasil perawatan crown gigi.
Pada kunjungan pertama, dilakukan anamnesis dan penjelasan detail kepada pasien yang meliputi prosedur perawatan, waktu, dan biaya yang diperlukan selama perawatan. Bila perlu, lakukan penandatanganan informed consent setelah penjelasan ini.
Setelah pasien memberikan persetujuan, dilakukan persiapan pasien untuk melakukan tindakan klinis. Persiapan tersebut meliputi penggunaan Alat Pelindung Diri pasien sesuai protokol, posisikan pasien dengan benar di dental unit, pemasangan rubber dam, serta scaling dan root planing jika perlu.[9,10]
Peralatan
Peralatan yang diperlukan untuk melakukan perawatan crown gigi dapat dibedakan berdasarkan tahap perawatan. Pada tahap preparasi gigi, peralatan yang diperlukan meliputi:
- Set diagnostik: kaca mulut, ekskavator, sonde, pinset
- Rubber dam
-
Handpiece high dan low speed
- Round diamond bur
- Round-end tapered diamond bur
- Flame bur
- Steel bur
- Peralatan Perawatan Saluran Akar (PSA) jika gigi yang dirawat merupakan gigi non-vital atau nekrosis
- Peralatan scaling dan root planing jika perlu[9,10]
Setelah preparasi selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah pembuatan mahkota sementara. Peralatan yang diperlukan pada tahap ini meliputi:
- Set diagnostik
- Sendok cetak
- Bahan cetak alginat
Rubber bowl dan spatula
- Vaseline
- Bahan mahkota sementara self-curing acrylic
- Sementasi sementara (temporary crown cement)[9,10]
Langkah selanjutnya pencetakan rahang dan gigi. Peralatan yang dibutuhkan meliputi:
- Set diagnostik
- Sendok cetak
- Bahan cetak alginat dan putty elastomer
Rubber bowl dan spatula
Gipstone tipe II, III, atau IV
Gingival retractor[9,10]
Pada tahap selanjutnya, yaitu pemasangan crown gigi, membutuhkan peralatan yang meliputi:
- Set diagnostik
Crown gigi yang telah dibuat di laboratorium dental
- Articulating paper
- Sementasi permanen
- Bur finishing dan polishing jika diperlukan[9,10]
Posisi Pasien
Kondisikan pasien pada dental unit senyaman mungkin. Posisikan dental unit hampir 180 derajat, dan rongga mulut pasien sejajar dengan tangan dokter gigi dimana lengan dokter gigi diposisikan 90o.
Dokter gigi berada pada posisi pukul 8-9 untuk gigi anterior Rahang Atas (RA) dan Rahang Bawah (RB) bagian labial. Pukul 9 untuk gigi posterior RA dan RB. Pukul 11-12 untuk gigi anterior RA dan RB bagian palatal.[9,10]
Prosedural
Prosedur untuk melakukan perawatan crown gigi terdiri dari 2-4 kunjungan. Dua kunjungan jika gigi yang dirawat masih vital. Sementara pada gigi yang non-vital, perlu 2-4 kunjungan karena diperlukan Perawatan Saluran Akar (PSA) terlebih dahulu.[9,10]
Kunjungan Awal
Pada kunjungan pertama, prosedur yang dilakukan pertama kali adalah pencetakan kedua rahang dengan menggunakan alginat. Ini bertujuan untuk membuat mahkota sementara direk menggunakan self-curing acrylic atau komposit.
Tahap kedua adalah penghilangan jaringan karies gigi. Setelah pemasangan rubber dam, hilangkan jaringan karies dengan menggunakan round diamond high speed bur. Jika pasien sudah merasa linu karena kavitas mendekati pulpa, gunakan steel bur low speed atau ekskavator.
Tahap selanjutnya setelah jaringan karies bersih adalah preparasi gigi. Langkah pertama adalah dengan memasangkan gingival retractor. Langkah selanjutnya, preparasi pada bagian fasial dilakukan dengan round-end tapered bur, dengan shoulder dibentuk pada area subgingiva.
Preparasi proksimal dilakukan dengan flat-end atau round-end tapered bur. Bur pada sisi ini harus dipreparasikan secara tegak lurus agar bagian proksimal membentuk sudut 6 derajat dengan shoulder berbentuk hollow ground bevel. Preparasi bagian palatal dilakukan dengan menggunakan flame bur, dan bagian cingulum menggunakan round-end tapered bur. Shoulder pada sisi ini berada pada area margin gingiva. Sementara itu, preparasi yang terakhir adalah dengan pembuatan kontra bevel di area cavosurface. Bur yang digunakan pada bagian ini adalah flame diamond bur.
Tahap selanjutnya adalah adalah pencetakan work model. Pada area gigi yang telah dipreparasi, dilakukan pencetakan dengan menggunakan putty elastomer, untuk mendapatkan hasil yang lebih presisi. Sementara itu, rahang antagonisnya dilakukan pencetakan dengan menggunakan alginat. Gigi yang dipreparasi diisi dengan gips stone tipe III/IV, sementara pada sisi antagonisnya diisi dengan gipstone tipe II.
Berikutnya yaitu pembuatan mahkota sementara dengan berpedoman pada cetakan yang telah diambil di awal. Sisi servikal dari cetakan alginat tadi dibentuk segitiga dengan menggunakan pisau bedah. Tujuannya adalah untuk memberikan tempat bagi kelebihan self curing acrylic atau komposit mengalir keluar.
Selanjutnya, permukaan gigi yang dipreparasi diberikan varnish dan gigi tetangga serta gingiva diberikan cocoa butter atau vaseline agar mudah terseparasi dari bahan mahkota sementara. Setelah itu, masukkan self curing acrylic atau komposit ke dalam cetakan alginat, dan masukkan cetakan beserta bahan mahkota sementara tersebut ke dalam mulut pasien. Tunggu hingga akrilik atau komposit tersebut setting, lalu lepaskan.
Setelah itu, lakukan finishing dan polishing mahkota sementara dan sesuaikan dengan oklusi pasien. Setelah sudah sesuai, pasangkan mahkota sementara tersebut ke gigi yang telah dipreparasi dengan menggunakan semen sementara.[9,10]
Kunjungan Akhir
Pada kunjungan kedua, dilakukan pemasangan crown gigi yang telah dibuat di laboratorium dental. Langkah pertama adalah membuka mahkota sementara yang terpasang dengan menggunakan crown removal. Cek juga apakah ada keluhan pada gigi tersebut.
Selanjutnya yaitu dengan melakukan try-in terlebih dahulu crown ke gigi dan dicek oklusinya menggunakan articulating paper. Jika sudah sesuai, dapat langsung dilakukan sementasi. Aplikasikan pada fitting surface, kemudian tekan crown ke gigi.
Hilangkan ekses semen yang keluar dengan menggunakan ekskavator atau sonde. Lakukan secara perlahan agar tidak melukai jaringan gingiva di sekitarnya.[9,10]
Follow up
Follow up perawatan ini dapat dilakukan mulai dari 1 minggu pasca insersi crown, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dan 5 tahun. Namun demikian, jika di antara waktu tersebut pasien memiliki keluhan, harus segera langsung ke dokter gigi untuk dilakukan tindakan perawatan yang tepat.[9,10]