Kontraindikasi Implan Gigi
Kontraindikasi pemasangan implan gigi adalah kejadian infark miokard dalam waktu dekat sebelum tindakan, gangguan pembekuan darah, dan imunosupresi. Secara lebih spesifik, kontraindikasi bisa dibagi menjadi kontraindikasi sistemik dan lokal.[7-11]
Kontraindikasi Sistemik
Kontraindikasi umum pemasangan implan gigi bisa dibagi menjadi kontraindikasi absolut dan relatif.
Kontraindikasi Absolut
Kontraindikasi absolut pemasangan implan gigi adalah pada kondisi dimana jika perawatan implan gigi tetap dilakukan, maka dapat menimbulkan suatu kondisi yang mengancam jiwa. Perawatan implan pada kondisi-kondisi harus sepenuhnya dihindari.
Contoh kontraindikasi absolut pada perawatan implan gigi adalah kelainan kardiovaskuler, kanker aktif, dalam masa perawatan radioterapi khususnya di area rahang, hingga kelainan mental tertentu. Kontraindikasi absolut lain adalah pada berbagai kondisi kelainan tulang, seperti osteomalacia, penyakit Paget, dan brittle bones syndrome, serta kondisi yang menyebabkan imunosupresi seperti transplantasi organ dan HIV.[7-11]
Kontraindikasi Relatif
Kontraindikasi relatif adalah sebuah kondisi dimana manfaat dan risiko perawatan implan harus ditimbang secara detail. Jika manfaat yang diterima melebihi risiko yang mungkin didapatkan, maka pemasangan implan gigi dapat dilakukan. Sedangkan jika sebaliknya, maka pemasangan implan gigi sebaiknya ditunda.
Contoh kontraindikasi relatif adalah diabetes mellitus tipe 2, angina pektoris, konsumsi tembakau yang masif, kelainan autoimun tertentu, ketergantungan obat-obatan dan alkohol, kehamilan, serta usia di bawah 17-18 tahun. Sementara itu, usia tua dapat dipertimbangkan untuk menggunakan implan gigi jika kondisi kesehatan dan kebersihan rongga mulut dalam kondisi baik.[7-11]
Kontraindikasi Lokal
Kontraindikasi lokal merupakan sebuah kondisi atau perubahan fisiologis yang berada di rongga mulut dan biasanya hanya bersifat sementara. Namun demikian, implan harus tetap dihindari pada kondisi-kondisi ini. Jika tetap akan dilakukan pemasangan implan gigi, maka perlu dilakukan tindakan-tindakan pendahuluan.
Kelainan Tulang
Kontraindikasi lokal yang pertama adalah keberadaan tulang yang kurang memadai akibat infeksi kronis atau kondisi lain. Pada kondisi ini, tindakan pendahuluan yang dapat dilakukan adalah mengaplikasikan bone graft.[7-11]
Kelainan Anatomi
Kontraindikasi lokal yang kedua adalah struktur anatomi abnormal. Contohnya adalah sinus maksilaris dan nervus alveolaris inferior yang terlalu dekat dengan ujung akar gigi sehingga akan berdampak pada posisi pemasangan implan gigi. Pada kondisi ini, dapat dilakukan prosedur adjunctive surgical terlebih dahulu dengan tujuan untuk menambah volume tulang di area pemasangan implan.[7-11]
Kelainan Jaringan Lunak dan Mukosa
Kontraindikasi lokal yang ketiga adalah kelainan jaringan lunak mukosa oral dan jaringan keras tulang alveolar yang sifatnya sementara. Pada kasus ini, kelainan tersebut harus disembuhkan terlebih dahulu baru dapat melanjutkan prosedur pemasangan implan gigi.[7-11]
Kebersihan Rongga Mulut yang Buruk
Pada kondisi ini, dokter dapat melakukan pembersihan rongga mulut terlebih dahulu yang diikuti dengan pemberian Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada pasien untuk dapat meningkatkan kebersihan rongga mulutnya.[7-11]
Bruxism
Pada kondisi bruxism, dokter dapat melakukan asesmen terlebih dahulu apa yang menyebabkan pasien mengalami bruxism, dan melakukan eliminasi kebiasaan buruk tersebut. Selain itu, pemasangan implan gigi dapat juga diikuti oleh penggunaan night guard yang dapat melindungi implan dan juga gigi lainnya dari atrisi atau kelainan lain yang diakibatkan oleh bruxism.[7-11]