Komplikasi Tambal Gigi
Komplikasi tambal gigi relatif jarang terjadi. Potensi komplikasi tambal gigi antara lain reaksi alergi, nyeri, impaksi makanan, serta kontur yang lebih atau kurang.
Reaksi Alergi
Terdapat beberapa pasien yang alergi terhadap bahan-bahan kedokteran gigi, tak terkecuali bahan tumpat. Ketika mukosa terkena bahan alergen, maka dapat muncul ruam yang panas dan gatal. Jika hal ini terjadi, dokter gigi sebaiknya menunda perawatan terlebih dahulu dan melakukan observasi. Selain itu, tentukan bahan apa yang membuat alergi muncul, dan ganti dengan bahan lainnya.[1,2,7]
Gigi Nyeri
Nyeri dapat terjadi karena terbukanya tubulus dentinalis saat proses preparasi. Rasa sakit dapat terjadi karena setelah terbukanya tubulus tersebut diaplikasikan cairan asam (dentin conditioner atau etsa). Cairan asam tersebut dapat menyebabkan perbedaan tekanan osmotik antara cairan asam (hipertonik) dengan cairan tubuli dentinalis.
Kemudian, cairan tubuli dentinalis dan ujung-ujung saraf di pulpa tertarik ke arah datangnya rangsang, menyebabkan rasa nyeri. Umumnya, kasus seperti ini akan hilang sendiri dalam 2-3 hari karena proses adaptasi tubuh. Namun, jika keluhan menetap lama, maka perlu dilakukan restorasi ulang untuk melapisi bagian dalam dentin dengan bahan kaping pulpa atau lining.[1,2,7]
Selain itu, jika kondisi tambalan over kontur, dapat terjadi traumatik oklusi. Tekanan mekanis ini kemudian akan menstimulasi nosiseptor mekanis, dan impuls nyeri disalurkan melalui serat saraf A-delta.[8,10]
Impaksi Makanan
Impaksi makanan atau biasa disebut food impaction dapat terjadi akibat tambalan overhanging. Kondisi ini umumnya terjadi pada kavitas Kelas II (melibatkan bagian proksimal gigi). Impaksi makanan akan menyebabkan gingivitis dalam waktu dekat. Jika tidak ditangani dengan benar, dapat menyebabkan periodontitis.
Dokter gigi harus menangani keluhan ini dengan segera untuk mencegah terjadinya destruksi yang parah pada jaringan periodontal pasien.[10]
Kontur yang Kurang atau Lebih
Over kontur (cembung) akan menyebabkan jaringan gingiva understimulation, karena makanan dibelokkan jauh dari gingiva. Kondisi ini akan meningkatkan akumulasi plak supra dan subgingiva. Jika dibiarkan, akan menginisiasi terjadinya gingivitis.
Tambalan undercontoured (cekung) akan menyebabkan impaksi makanan dan trauma pada gingiva. Hal ini juga akan menginisiasi terjadinya gingivitis.[9,10]